Penularan HIV dalam orang-orang tidak terduga ini sedikit poly ditentukan sang beberapa kegiatan sehari-hari yg sebenarnya sanggup menularkan HIV, akan akan tetapi tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Apa saja itu?
Berbagai cara penularan HIV selain lewat seks bebas & jarum injeksi narkoba
1. Pakai mainan seks (sex toys)
Penetrasi seks, entah itu lewat vaginal (penis ke vagina), berkaitan dengan mulut (indera kelamin & ekspresi), atau anal (penis ke dubur) beserta pasangan yg mengidap HIV sanggup memproduksi Enda tertular virus. Apalagi kalau Enda bekerjasama seks tanpa kondom. Ini adalah cara penularan HIV yg paling primer.
Namun, mainan seks yg digunakan bergantian juga sanggup menjadi penyebab penyebaran virus berdasarkan satu orang ke yg lainnya. Jila Enda atau pasangan Enda mengidap HIV, jangan memakai mainan seks secara bergantian dalam satu sesi bercinta. Virus HIV memang umumnya nir sanggup hayati usang-usang dalam bagian atas benda mangkat. Namun, mainan seks yg masih basah sang sperma, darah, atau cairan vagina mungkin saja menjadi mediator virus buat berpindah ke pasangan.
Oleh karenanya, selalu hindari memakai mainan seks bekas orang lain. Selain HIV, vibrator atau cincin anal milik Enda juga sanggup berisiko menularkan poly sekali penyakit menular seksual mirip gonore, sifilis, herpes genital, & sebagainya.
Juga, energi kesehatan menekankan setiap pasangan buat rutin menjalani tes penyakit kelamin tahunan, sekalipun status Enda & pasangan sudah resmi menikah. Pasalnya, poly orang-orang yg nir mengetahui atau bahkan menyadari bahwa dirinya sudah terserang HIV. Gejala HIV pun dalam umumnya terdapat bertahun-tahun setelah infeksi pertama, yg membuatnya sulit buat didiagnosis.
dua. Bekerja dalam tempat tinggal sakit
Mungkin sekilas Enda berpikir bahwa petugas kesehatan adalah orang yg paling sehat karena memiliki akses & pengetahuan yg mumpuni dalam bidang kesehatan. Tapi yg terjadi justru kebalikannya. Petugas kesehatan dalam tempat tinggal sakit, Puskesmas, atau klinik malah masuk grup orang yg rentan terkena poly sekali macam penyakit, mulai berdasarkan hepatitis hingga HIV.
Orang-orang ini sanggup mengalami kontak tertentu beserta darah berdasarkan pasien yg positif HIV melalui luka terbuka. Misalnya, suster perawat yg sedang merogoh darah pasien yg positif HIV. Bukannya nir mungkin jikalau jarum injeksi yg sudah digunakan sang pasien positif HIV nir sengaja tertancap ke kulit petugas kesehatan (dianggap juga needle-stick injury); jikalau darah yg tercemar HIV perihal membran mukosa mirip contohnya mata, hidung, & ekspresi; atau jikalau darah yg tercemar HIV perihal luka terbuka dalam kulit. Namun begitu, peluang kecelakaan kulit tertancap jarum injeksi bekas tergolong mini, kurang berdasarkan satu %.
Risiko petugas layanan kesehatan tertular HIV akan sangat rendah terutama jikalau mereka selalu memakai indera pelindung diri (mirip masker, scrub/jubah tempat tinggal sakit, epilog kepala, kacamata spesifik, hingga sarung tangan) beserta lengkap & sahih waktu bertugas, juga selalu berhati-hati dalam menangani benda-benda tajam & bekas darah yg berceceran.
tiga. Sulam alis, tato alis, sulam bibir
Sebenarnya melakukan sulam alis, tato alis, & sulam bibir nisbi kondusif buat kesehatan. Tapi tren kecantikan yg sedang naik daun ini sanggup menjadi cara penularan HIV jikalau dilakukan sang pegawai yg nir berpengalaman atau berlisensi, juga yg nir memakai alat-alat steril. Pasalnya, mekanisme sulam atau tato paras ini melibatkan pengirisan kulit terbuka.
Oleh karenanya, sebelum Enda duduk & disulam alis atau bibirnya, pastikan bahwa seluruh alat-alat yg digunakannya steril. Khususnya, pastikan bahwa mata pisau bedah jarum yg digunakan adalah yg sekali pakai.
Minta petugas buat membuka segel jarum baru dalam depan Enda sebelum memulai mekanisme, & minta dia tertentu membuangnya dalam kawasan sampah begitu terselesaikan. Kewaspadaan mirip ini krusial buat menghindari penularan & penyebaran infeksi melalui darah.
4. Donor darah & cangkok organ
Salah satu kondisi yg harus dipenuhi sebelum donor adalah bahwa Enda nir memiliki penyakit terkait infeksi yg menular lewat darah, mirip HIV. Namun, tidak seluruh orang menyadari sahih bahwa dirinya terserang HIV & tetapkan buat ikut donor darah atau organ tubuhnya buat menolong sesama.
Aika seseorang yg positif HIV menyumbangkan darah, termasuk organ tubuh atau jaringan (mirip sumsum tulang), orang yg mendapat donor kemungkinan akan terkena infeksi HIV juga.
Maka berdasarkan itu, buat mencegah penularan HIV & infeksi darah lainnya, petugas donor umumnya akan menguji setiap sumbangan produk darah buat virus mirip HIV sebelum diberikan dalam orang yg membutuhkan.
Sayangnya, beberapa negara berkembang mungkin nir memiliki alat-alat terkait buat menguji seluruh darah. Jadi mungkin terdapat beberapa sampel sumbangan produk darah yg sudah diterima ternyata mengandung HIV. Untungnya, tragedi ini terhitung langka.
Dalam kebanyakan kasus, produk darah yg Enda terima sebenarnya kondusif. Orang yg akan menyumbang darah atau organ umumnya akan diberikan pertanyaan yg akan membantu petugas donor menentukan apakah Enda memiliki risiko terserang HIV atau nir.
Aika Enda khawatir, Enda memiliki hak buat bertanya kepada petugas kesehatan perihal hal tadi. Enda juga nir perlu khawatir buat jarum yg akan digunakan, karena sama halnya beserta sulam alis juga sulam bibir, jarum medis yg digunakan adalah jarum steril & sekali pakai. Kalau Enda nir konfiden, mintalah petugas kesehatan buat membarui jarum dalam depan Enda sebelum melakukan transfusi atau donor.
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Tak Selalu Lewat Seks, HIV Juga Bisa Menular Lewat Hal-hal Tak Terduga Berikut