Ini Alasan Kenapa Kita Menjerit Saat Merasa Takut

Ini Alasan Kenapa Kita Menjerit Saat Merasa Takut
Saat Knda menonton film horor, tanpa disadari mata Knda menjadi mengembang, ekspresi terbuka, & bersiap buat berteriak. Hal ini dilakukan tanpa sadar buat mempersiapkan sesuatu yang seram terdapat. Namun ternyata aktualisasi diri & bunyi jeritan tadi bisa dijelaskan secara ilmiah. Beberapa penelitian sudah meneliti terkait bagaimana seseorang yang merasa takut kemudian berteriak atau menjerit seketika. Bahkan bunyi teriakan disebut menjadi senjata yang bisa digunakan buat mengalahkan versus. Bagaimana bisa?

Rasa takut artinya hal alami yang terdapat kepada siapapun

Ketakutan artinya reaksi berantai yang didapatkan sang otak, yang diawali beserta adanya stimulus stress & berakhir kepada poly sekali perubahan fungsi tubuh. Sebenarnya, merasa ketakutan artinya hal yang normal & bisa terjadi kepada siapapun. Ketika seseorang merasa ketakutan maka tubuh akan merespon beserta melakukan poly sekali hal.

Timbulnya rasa takut bisa dipercaya menjadi prosedur konservasi diri yang terjadi secara alami sang tubuh. Dengan adanya rasa takut, tubuh akan mengaktifkan respon bertarung atau berlari (fight or fligth respon). Respon ini akan menjadikan perubahan beberapa fungsi tubuh misalnya

hormon adrenalin semakin tinggi
detak jantung menjadi sangat cepat
pupil mata menjadi melebar
darah mengalir beserta cepat dalam pembuluh darah
proses pencernaan & metabolisme zat gizi menjadi melambat
gula darah semakin tinggi

Semua perubahan ini dilakukan tubuh buat memproduksi tubuh menjadi bertenaga agar bisa menghadapi hal yang membuatnya takut.

BACA JUGA: Mengenal Agoraphobia, Ketakutan Terhadap Ruang Terbuka

Bagaimana rasa takut bisa terdapat?

Otak artinya organ yang sangat kompleks & menjadi sentra pengatur seluruh pekerjaan yang dilakukan sang organ-organ yang terdapat kepada tubuh. Terdapat lebih asal 100 miliar sel saraf yang saling berkomunikasi satu sama lain. Sebenarnya poly bagian otak yang terlibat dalam merespon rangsangan yang masuk ke dalam tubuh, namun intinya masih terdapat lima bagian pokok yang memproduksi Knda memiliki rasa ketakutan akan sesuatu, yaitu:

Thalamus, bagian otak yang mendapatkan rasangan yang diberikan sang alat, misalnya mata, hidung, atau indera pendengaran.
Sensori korteks, bagian otak yang bertugas buat mengartikan stimulus yang diterima sang alat tubuh
Hippocampus, mendapatkan & menyimpan ingatan yang terbentuk asal pengalaman yang seram tadi kemudian memproses respon.
Amygdala, membuat emosi dan rasa takut  asal pengalaman yang sudah dialami.
Hipotalamus, bagian otak yang bertugas buat mengaktifkan respon fight to flight.

Tidak hanya respon fight to flight saja yang dilakukan sang tubuh, berteriak atau menjerit jua adalah respon & bisa dipercaya menjadi senjata yang bisa melindungi dirinya asal bahaya yang mengancam.

BACA JUGA: 6 Langkah Positif Menghadapi Anak yang Takut Berenang

Suara jeritan bisa dipergunakan menjadi senjata

Gregory Whitehouse, seseorang peneliti asal asal Institute for Screamscpae Studies sudah meneliti wacana jeritan, & menyatakan bahwa memang jeritan atau teriakan sebenarnya bisa dipergunakan menjadi senjata buat menyerang lawannya. Dalam tulisannya, Gregory mengungkapkan bahwa beserta berteriak, tubuh akan mendapatkan lebih poly energi & menjadi lebih bertenaga dibandingkan sebelumnya.

Sebuah penelitian yang dilakukan sang para peneliti asal New York University meneliti terkait alasan seseorang menjerit & hasilnya dilaporkan dalam jurnal Current Biology. Dalam penelitian tadi peneliti memperhatikan dan menganalisis setiap teriakan asal poly sekali asal, misalnya teriakan asal youtube atau rekaman teriakan lainnya. Beragam teriakan ini kemudian didengarkan sang beberapa orang relawan. Relawan-relawan ini diperiksa otaknya beserta memakai MRI waktu mereka mendengarkan seluruh teriakan tadi.

Tidak hanya itu, deretan bunyi jeritan tadi jua diukur frekuensi bunyinya & diketahui bahwa teriakan atau jeritan memiliki lonjakan frekuensi yang sangat tinggi yaitu hingga mencapai 30-150 Hz. Padahal jika Knda berbicara beserta nada yang normal peningkatan frekuensi bunyi hanya mencapai 4-5Hz per detik. Dari impak MRI jua membuktikan bahwa waktu otak mendengar bunyi teriakan, otak nir mengolahnya misalnya otak memasak bunyi beserta intonasi & nada yang normal.

Berdasarkan impak penelitian tadi, para peneliti pun menyimpulkan bahwa bunyi teriakan akan mengganggu dan memproduksi perasaan yang nir nyaman bagi pendengarnya. Sehingga, nir hanya memproduksi diri sendiri menjadi lebih bertenaga, teriakan bisa memproduksi orang lain dalam hal ini versus kita  menjadi terganggu & kemudian menurunkan kewaspadaannya.

BACA JUGA:Yang Terjadi Pada Tubuh Saat Kita Merasa Takut
loading...

0 komentar untuk Ini Alasan Kenapa Kita Menjerit Saat Merasa Takut