Tunggu dulu, bisakah orang Tuli mendengar musik?
Sebelum membahas lebih lanjut, tahukah Knda muncul beberapa musisi-musisi Tuli yg populer kepada global? Evelyn Glennie adalah seseorang solis perkusi Tuli berasal Skotlandia. Mandey Harvey penyanyi Tuli & penulis lagu dari Colorado. Sean Forbes penyanyi Tuli sirkulasi musik hip-hop dari Amerika Serikat. Terakhir, tentu Knda sudah nir asing lagi menggunakan nama musisi sekaligus komposer legendaris Ludwig van Beethoven. Bagaimana bisa, ya, mereka menangkap bunyi musik?
Ternyata, meskipun mereka nir bisa mendengar menggunakan indera pendengaran, mereka bisa merasakannya. Mereka bisa mencicipi adanya pola-pola & isyarat-isyarat irama melalui getaran. Getaran-getaran dari musik yg mereka rasakan bisa tiba dari ke 2 tangan, tulang belulang, atau bagian-bagian tubuh lainnya.
Memahami proses insan menerjemahkan musik dalam otak
Semua bunyi menciptakan getaran gelombang. Gelombang ini menerobos udara hingga akhirnya bisa ditangkap indera pendengaran insan. Proses mendengar dimulai waktu gendang indera pendengaran bergetar menangkap getaran gelombang bunyi.
Getaran bunyi tadi kemudian diproses saraf indera pendengaran buat disampaikan ke otak. Otak kemudian menerjemahkan frekuwensi tadi menjadi bunyi. Di waktu itulah Knda menyadari bahwa Knda sedang mendengar bunyi atau musik dari indera pendengaran.
Korteks pendengaran atau auditory cortex adalah bagian otak yg terlibat waktu orang mendengarkan musik & menangkap bunyi apa pun yg didengar. Ini adalah bagian terpenting dalam mengenali musik. Saat tubuh bertemu menggunakan musik, indera pendengaran (buat orang dengar) & tubuh mencicipi getarannya yg kemudian diterjemahkan ke otak.
Orang Tuli nir memiliki kemampuan menangkap bunyi misalnya orang dengar. Getaran bunyi nir bisa ditangkap indera pendengaran, & saraf kepada indera pendengaran pun nir mengantarkan frekuwensi bunyi ke otak. Karenanya, korteks pendengaran nir mendapat frekuwensi apa pun dari indera pendengaran.
Menariknya, bagaimana pun jua bagian korteks pendengaran akan ikut aktif waktu orang Tuli mencicipi musik. Sinyal bunyi dikirim ke korteks pendengaran, akan namun frekuwensi itu bukan berasal dari indera pendengaran layaknya orang dengar.
Penemuan ihwal kemampuan orang Tuli menikmati musik
Dilansir dari halaman WebMD, dr. Dean Shibata, menemukan bahwa orang Tuli bisa meraskan getaran musik kepada bagian otak yg sama menggunakan yg dipergunakan orang yg mendengar. Shibata melakukan penelitian kepada University of Rochester School of Medicine kepada New York.
Shibata menilik 10 peserta didik menggunakan gangguan pendengaran semenjak lahir & membandingkannya menggunakan 11 orang peserta didik dengar. Setiap peserta didik diminta memberi memahami para peneliti waktu mereka bisa mendeteksi kapan pipa bergetar kepada tangan mereka. Pada waktu yg bersamaan, dilakukan jua scan otak buat menangkap frekuwensi yg dikirim ke otak.
Shibata menemukan bahwa waktu peserta didik-peserta didik Tuli mencicipi getaran, area kepada otak yg umumnya bertanggung jawab buat mendapat respon musik membuktikan kegiatan layaknya orang mendengar.
Temuan ini membuktikan bahwa apa yg dirasakan orang Tuli waktu mendengarkan musik sama menggunakan orang dengar dicermati dari kegiatan otak yg terjadi. Persepsi getaran musik sang orang Tuli kemungkinan sama nyatanya menggunakan bunyi yg sebenarnya muncul, alasannya adalah kepada akhirnya kegiatan otak orang Tuli & dengar sama aktifnya waktu mendengarkan musik.
Temuan Shibata ini jua menjadi peringatan krusial buat para pakar bedah. Pasalnya, waktu seseorang pakar bedah akan menjalankan operasi otak buat pasien Tuli wajib hati-hati. Meskipun nir mendengar, bagian otak tadi masih berfungsi.
Shibata jua membicarakan bahwa penelitian ini membuktikan pentingnya membiasakan anak Tuli mengenal musik semenjak awal kehidupannya buat merangsang area auditory atau sentra musik kepada otak mereka. Bika otak bagian ini sudah mengenal musik semenjak dini, mereka bisa dirangsang & dikembangkan.
Kenapa orang Tuli bisa mengikuti keadaan misalnya itu terhadap bunyi musik?
Otak insan sangat praktis mengikuti keadaan. Menurut dr. Shibata, dilansir dalam University of Washington News, penemuannya ini membuktikan bahwa otak akan selalu berubah buat menyesuaikan kondisi. Mungkin Knda menganggap bahwa fungsi otak sudah terprogram semenjak lahir & area otak tertentu hanya bisa menjalankan satu fungsi saja.
Ternyata, gen kepada dalam tubuh nir eksklusif mendikte otak insan dibuat misalnya itu. Gen bisa menyampaikan taktik perkembangan spesifik. Gen memprogram seluruh bagian otak agar bisa dipergunakan seefisien mungkin, secara aporisma. Meskipun muncul bagian otak yg harusnya nir mendapat frekuwensi bunyi musik kepada orang Tuli, akan namun bagian tadi ternyata permanen berfungsi. Orang Tuli mungkin nir menangkap frekuwensi bunyi buat diantarkan ke otak, akan namun otak bisa merespon getaran yg dirasakan sang tubuhnya menjadi ritme atau irama.
Dalam jurnal Brain Sciences tahun 2014, dikatakan bahwa waktu getaran dari musik dirasakan kepada tangan atau jari orang Tuli, aktivasi korteks pendengaran kepada otak lebih akbar & poly terjadi kepada gerombolan yg Tuli daripada yg dengar. Inilah keliru satu bentuk adaptasi dari tubuh.
Saat seseorang mengalami kekurangan kepada keliru satu indranya, maka tanggung jawab indra tadi bergeser kepada organ lain & hasilnya, organ lain pun menyebarkan kemampuan kepada atas homogen-homogen.
Orang yg mendengar & orang Tuli memang menikmati musik menggunakan cara yg tidak selaras. Orang dengar memiliki sensasi terhadap musik mengandalkan indera pendengaran. Sedangkan, orang Tuli memiliki sensasi terhadap musik mengandalkan getaran yg dirasakan tubuhnya.
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Bagaimana Cara Orang Tuli Menikmati Musik