Anak-anak dan balita adalah kelompok usia yang paling
rentan mengalami batuk. Akan tetapi, waspada jika batuk anak keras, parah,
berlangsung lama, juga disertai napas terengah dan suara mengi (napas berbunyi
ngik-ngik). Ini bisa jadi tanda batuk rejan. Nah, sebuah penelitian
baru-baru ini menemukan jenis obat baru yang berpotensi mencegah infeksi
pertusis. Berikut informasi lengkapnya seputar obat batuk rejan baru
tersebut.
Siapa saja yang paling berisiko terkena
pertussis?
Batuk rejan, dikenal sebagai pertusis, adalah infeksi
saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella
pertussis.
Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), dari sekitar 30-50
juta perkara batuk rejan per tahunnya di seluruh dunia, 300.000 perkara di
antaranya berakhir kepada kematian. Di Amerika Serikat, perkara penyakit
ini diperkirakan sekitar 800.000 sampai 3,3 juta perkara per
tahun.
Pertusis lebih tak jarang terjadi kepada bayi kurang dari 12 bulan
dan anak-anak mini berusia satu sampai enam tahun. Namun, yang paling berisiko
untuk mengalami batuk rejan adalah kelompok bayi baru lahir kepada dua bulan
pertama kehidupannya. Pasalnya, mereka belum cukup umur untuk mendapatkan
vaksin pertusis (Tdap dan Dtap). Itu sebabnya untuk alasan ini, ibu hamil
disarankan untuk mendapatkan vaksin Tdap untuk dapat memberikan perlindungan
kepada janinnya sejak sebelum dilahirkan.
Namun masalahnya, tidak semua
ibu hamil mendapatkan vaksin pertussis. Solusi potensial untuk masalah tersebut
yaitu dengan memberikan obat kepada bayi-bayi yang baru lahir supaya dapat
melindungi mereka dari infeksi penyakit batuk rejan.
Antibodi
huB17, obat batuk rejan baru yang diformulasikan di Texas
Sebuah
tim peneliti dari Universitas Texas di Austin and Syntethic Biologics inc.,
mengembangkan jenis obat yang berpotensi untuk mencegah atau menyembuhkan batuk
rejan. Obat batuk rejan baru ini mengandung antibodi bernama hu1B7,
yang dapat mengikat racun dari bakteri penyebab pertussis dan menjadikannya
tidak berbahaya.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti memberikan
antibodi hu1B7 kepada 7 ekor bayi babon yang baru beberapa hari dilahirkan, dan
membandingkannya dengan 7 ekor babon lain yang tidak mendapatkan antibodi hu1B7.
Ketika semua hewan tersebut disenutikkan dengan bakteri Bordetella pertussis,
kelompok babon yang menerima antibodi hu1B7 tampak sehat dan tidak menunjukkan
gejala batuk rejan. Sebaliknya, babon yang tidak menerima antibodi hu1B7 jatuh
sakit, dan empat dari mereka harus disuntik mati.
Kekurangan
antibodi hub17
Meskipun obat baru tersebut menunjukkan efek
pencegahan batuk rejan yang potensial kepada hewan, namun tetap dibutuhkan
penelitian lebih lanjut untuk bisa sampai diberikan kepada
manusia.
Terlebih tidak seperti vaksin, antibodi hu1B7 tidak memberikan
perlindungan jangka panjang. Pasalnya, antibodi tersebut akan dipecah dan
dibersihkan dari tubuh setelah jangka waktu tertentu. Obat batuk rejan hu1B7
dilaporkan memiliki jangka waktu efektivitas hingga 25 hari kepada manusia.
Setelahnya, residu obat ini akan dikeluarkan dari tubuh secara
total.
Meski begitu, peneliti masih terus mengembangkan versi antibodi
huB17 yang lebih mutakhir supaya bisa bertahan hingga 80-100 hari dalam
tubuh manusia. Dengan umur yang lebih panjang ini, satu dosis obat batuk rejan
tersebut dapat melindungi bayi selama periode rentan mereka, yaitu kepada masa
sebelum bisa mendapatkan vaksin pertusis (Tdap dan Dtap).
Batuk
rejan dapat dicegah dengan vaksin
Batuk rejan sangat mudah
menular lewat partikel air yang menyembur keetika batuk atau bersin tidak
ditutup. Namun, vaksin DtaP dan Tdap dapat membantu mencegah penyebaran infeksi.
Risiko penularan bahkan bisa ditekan drastis hingga 55 persen hanya dengan
vaksin ini.
Sedangkan untuk penanganan penyakitnya lebih bersifat
suportif, yaitu dengan resep antibiotik (erythromycin dan azithromycin) dan
memperhatikan asupan nutrisi serta kebutuhan cairan anak. Langkah perawatan
dokter selanjutnya adalah mencegah risiko terjadinya gagal napas dan kekurangan
oksigen.
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Antibodi hu1B7, Obat Baru untuk Melindungi Bayi dari Batuk Rejan (Pertussis)