Anak Gemuk Mungkin Karena Terlalu Lama Menonton TV

Anak Gemuk Mungkin Karena Terlalu Lama Menonton TV
Obesitas tidak hanya dialami oleh orang dewasa, akan tetapi sudah mampu dialami bahkan semenjak anak masih sangat kecil. Berdasarkan data WHO, diketahui bahwa masih ada sekitar 42 juta anak yang berusia di bawah 5 tahun mengalami obesitas dalam tahun 2015 & hampir setengahnya ada di daerah Asia & Afrika. Sedangkan di Indonesia sendiri, anak usia 5 hingga 12 tahun yang mengalami kegemukan sebesar 19,6%.

Dampak kegemukan dalam anak akan timbul di kemudian hari & menyebabkan pertumbuhan dan perkembangannya terganggu. Berbagai penyakit degeneratif dapat dialami oleh anak yang gemuk ketika ia berusia dewasa, yaitu mirip penyakit jantung, diabetes mellitus tipe 2, osteoartritis, & beberapa jenis kanker. Tidak hanya itu, anak yang obesitas diperkirakan jua akan mengalami obesitas ketika ia memasuki usia dewasa. Sebuah penelitian menemukan bahwa anak gemuk memiliki risiko 70% mengalami keliru satu penyakit jantung saat ia dewasa.

Sedangkan dampak yang akan terjadi dalam jangka pendek yaitu anak rentan mengalami syarat pradiabetes, timbul masalah & gangguan dalam sendi & ototnya, susah tidur, timbul masalah dalam pergaulan dan kehidupan sosialnya & menjadi tidak percaya diri. Salah satu penyebab dari obesitas & kegemukan dalam anak artinya pola asuh, pemilihan masakan, dan gaya hidup dari anak. Karena masih anak-anak, sebagian akbar dari mereka mungkin hanya sekadar mengikuti kebiasaan ibu atau ayahnya yang terlihat. Oleh alasannya itu gaya hidup orangtua sangat berpengaruh dalam anak.

Anak yang senang menonton TV lebih mungkin memiliki tubuh yang gemuk

Apakah Anda tak sporadis membiarkan anak menonton televisi dalam waktu yang nisbi usang? Seberapa banyak waktu yang Anda berikan buat mereka ketika mereka sedang menonton televisi? Ternyata membiarkan anak menonton televisi terlalu usang menjadikan gangguan dalam kesehatannya & meningkatkan risiko anak mengalami obesitas. Beberapa penelitian telah menyatakan memang masih ada korelasi yang menunjukkan korelasi alasannya dampak antara menonton TV yang terlalu usang memakai kejadian obesitas dalam anak.

Sebuah penelitian yang dilakukan selama 30 tahun di United Kingdom, menunjukkan bahwa anak yang menonton televisi setiap hari mampu menciptakan indeks massa tubuh naik hingga mencapai batas obesitas dalam usia 30 tahun.  Penelitian lain dilakukan di New Zealand memakai melibatkan sebesar 1000 anak, yang diteliti dari mereka lahir hingga berusia 26 tahun. Penelitian ini menemukan bahwa kebiasaan menonton TV yang terlalu tak sporadis dalam usia 5 hingga 15 tahun menyebabkan mereka menjadi lebih gemuk dibandingkan memakai anak-anak seusianya yang tidak menonton TV selama itu. Dan status gizi dalam saat itu merupakan prediksi yang kuat buat mengetahui status gizi saat dewasa.

Bahkan kebiasaan menonton terlalu tak sporadis semenjak usia balita jua mampu menyebabkan anak mengalami kegemukan, hal ini dibuktikan memakai penelitian yang dilakukan di Jepang yang meneliti 8000 anak sekaligus. Hasil penelitian tadi artinya anak-anak yang sudah terbiasa menonton TV semenjak umur 3 tahun cenderung mengalami overweight & obesitas dalam usia 6 tahun.

Bagaimana menonton TV mampu menciptakan anak gemuk?

Menurut survei yang dilakukan, anak-anak mampu menghabiskan 7 jam lebih buat menonton TV atau buat bermain memakai gadget yang dimilikinya. Waktu yang nisbi usang, bukan? Tanpa Anda sadari, Anda membiarkan anak Anda buat berlama-usang menonton TV & membentuk kebiasaan sedentari dalam mereka. Kebiasaan hidup sedentari artinya pola hidup yang kurang melakukan aktivitas & sangat rentan terkena berbagai penyakit.

Tidak hanya itu, iklan yang tak sporadis kali ditayangkan di TV lebih tak sporadis menayangkan iklan masakan yang tidak sehat. Hal ini akan membentuk pemikiran yang kurang baik tentang masakan yang harus dimakan oleh anak. Anak jua tak sporadis kali menonton TV atau memakai komputer sambil makan snack-snack yang tidak sehat. Makan sambil menonton TV tidak baik alasannya, porsi yang dimakan cenderung akan lebih banyak dari porsi yang biasa dimakan.

Tidak adanya pengontrolan atau pengaturan pola makan, menciptakan anak sangat rentan mengalami kegemukan. Apalagi tidak ada aktivitas fisik yang dilakukan alasannya waktu anak dihabiskan memakai menonton TV, duduk, atau tidur.

Lalu apakah aku dilarang lagi mengizinkan anak menonton TV?

Terkadang memang tontonan TV yang bagus mampu menjadi wahana belajar anak. Namun disarankan buat membatasi waktu menonton TV anak hanya sebesar 1 hingga 2 jam dalam satu hari. Bahkan buat anak yang masih di bawah 2 tahun tidak dianjurkan buat menonton TV sama sekali.

Bagaimana membatasi waktu menonton anak?

Membatasi waktu menonton TV hanya 2 jam dalam sehari mungkin relatif sulit buat diterapkan, alasannya anak-anak sudah menjadikan kegiatan menonton TV sebuah kebiasaan rutin mereka. Oleh alasannya itu, berikut artinya beberapa cara yang dapat dilakukan buat membatasi waktu menonton TV dalam anak:

Jangan memasang TV & komputer di dalam kamar anak.
Jangan biarkan anak buat menonton TV atau memakai komputer ketika anak sedang makan atau mengerjakan PR.
Tentukan acara TV apa yang boleh ditonton oleh anak. Jika acara TV tadi berakhir, segera matikan TV tadi.
Lebih tak sporadis menghabiskan waktu bersama anak memakai melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan mirip bermain puzzles, melakukan olahraga bersama, atau memecahkan teka-teki bersama.
Tidak hanya anak saja yang hanya boleh menonton TV selama 2 jam dalam sehari, Anda jua harus melakukannya & menjadi panutan bagi anak.

BACA JUGA

7 Makanan Super Ini Ampuh Tingkatkan Gizi Anak
Panduan Gizi & Makanan buat Anak Penderita Penyakit Hati
Mengatur Pola Makan Gizi Seimbang buat Anak yang Alergi Makanan
loading...

0 komentar untuk Anak Gemuk Mungkin Karena Terlalu Lama Menonton TV