Menjadi sentra perhatian orang sekitar ketika menghadapi anak yang rewel pada tempat umum bukanlah pengalaman menyenangkan bagi setiap orangtua. Orang-orang tak jarang meghakimi bahwa anak rewel ialah menandakan kegagalan pola asuh orangtua. Padahal, rewel & tantrum ialah bagian alami dari tumbuh kembang anak.
Tapi ini bukan berarti Anda malah membiarkan si kecil terus menjerit pada depan umum. Dengan menggunakan sejumlah metode pada bawah ini, Anda bisa menghadapi anak rewel pada keramaian layaknya seorang profesional.
Bagaimana caranya menghadapi anak rewel pada tempat umum?
1. Orangtua jangan ikut ngamuk
Memang tidak selalu mudah untuk permanen tenang & tidak ikut terbawa emosi saat menghadapi anak rewel. Tapi memarahi si kecil justru akan memperparah emosinya. Terlebih lagi, jikalau Anda memperlihatkan denda atas kenakalannya. Ia akan mulai menyimpan amarah & frustasinya dalam diri. Tentu hal ini tidak sehat untuk dirinya, baik secara fisik maupun mental. Oleh karenanya, sempatkan sejenak untuk menenangkan diri untuk mencegah situasi tambah memanas.
Amati apa yang jadi penyebab anak rewel. Anak-anak biasanya mengamuk saat mereka lelah, mengantuk, atau merasa tidak nyaman. Amati apa yang menjadi penyebab sebenarnya, & atasi dilema itu.
Misalnya, jikalau Anda mengira amukan itu disebabkan oleh kelaparan, katakan pada anak Anda bahwa mereka boleh makan camilan sehabis kembali tenang. Tapi bicaralah dengan suara lembut & aktualisasi diri yang permanen tenang walaupun si kecil masih saja berteriak. Aika Anda ikut berteriak atau balik mengomelinya, dia malah tambah semakin rewel.
2. Bicara empat mata dengan anak
Aika amukan anak muncul dari luapan rasa frustrasi, bantu anak Anda belajar mengatur emosinya dengan memberi mereka keterampilan untuk permanen mengontrol diri saat sedang merasa marah.
Dalam sebuah wawancara dengan Parenting, pakar perilaku anak William Sears mengingatkan orangtua bahwa rengekan ialah bagian dari proses belajar anak untuk mempelajari tutur kata seperti apa yang dapat membuat kebutuhannya terpenuhi & mana yang tidak.
Sears menambahkan, cukup dengan memberi tahu si kecil untuk bilang sejujurnya pada Anda apa yang mengganggu dirinya. Misalnya, Mama tahu kamu marah sebab sudah waktunya untuk pulang. Tapi mama capek, & kamu mutlak pula capek, kan? atau Ayah tahu kamu ingin mainan itu & kamu marah, kan, sama ayah sebab nggak beliin kamu?
Tutur kata kentara & tanpa basa-basi saat berbicara dengan anak akan mewakili perasaan mereka yang sulit mereka ungkapkan. Bereaksi tenang seperti ini akan memperlihatkan kepada anak bahwa jikalau mereka dapat mengendalikan emosi & menggunakan kata-kata daripada air mata, Anda dapat mengatasi dilema ini bersama-sama.
3. Hitung sampai sepuluh
Menghitung akan memperingatkan anak Anda bahwa perilakunya tidak dapat diterima tanpa mengharuskan Anda untuk mengomelinya. Plus, waktu yang dihabiskan selama Anda berhitung bisa mengalihkan fokus si kecil untuk beralih dari merengek ke aktivitas lainnya, seperti bermain dengan mainan yang lain atau jadi keasyikan menonton tv.
Selain itu, menghitung perlahan dari 1 sampai 10 memperlihatkan Anda waktu rehat pada tengah pertempuran Anda & si kecil untuk sedikit mengosongkan pikiran & menenangkan diri. Ketika rengekan anak sudah mulai membuat darah Anda mendidih, dengan menghitung Anda jadi bisa berhenti sebentar sebelum benar-benar meledak guna memikirkan bagaimana reaksi yang pas untuk menghadapi anak rewel pada situasi tersebut.
4. Ajak anak untuk menarik napas dalam-dalam
Layaknya orang dewasa, stres pula bisa membuat anak kecil merasa tidak nyaman dengan tubuhnya sendiri & sekitarnya. Tapi dia bisa belajar melawan perasaan itu dengan menarik beberapa napas dalam. Di saat lainnya anak sedang tenang, ajari anak untuk merogoh napas kuat-kuat & hembuskan seperti berpura-pura meniup lilin kudapan manis ulang tahun; Kemudian, saat Anda melihatnya mulai rewel, Anda bisa menggunakan kode sederhana seperti tiup lilin yuk untuk mengingatkannya agar bernapas sejenak.
Anda pula bisa mengandalkan teknik pernapasan dalam ini untuk menenangkan diri sendiri ketika menghadapi anak rewel.
5. Diamkan saja
Selama tantrum, balita tidak bisa berpikiran jernih. Emosinya akan merogoh alih dirinya. Mereka tidak bisa, & tidak tahu bagaimana caranya, menangani luapan emosi ini. Kemarahan menjajah korteks depan otak anak, area pembuat keputusan & penilaian. Maka dari itu, membujuk tidak akan membawa yang akan terjadi, apalagi memaksa atau memarahi, sebab bagian otaknya yang bertugas mengatur akal sehat sedang tidak bekerja.
Aika anak rewel tanpa henti sementara Anda sedang pada luar rumah atau bersama dengan orang poly, jangan berikan reaksi apapun. Jangan berikan reaksi positif maupun negatif, bahkan tatapan mata sekalipun. Anda bisa memberi tahu orang sebelah bahwa anak Anda butuh orangtuanya, permisi, & pamit. Tinggalkan ruangan, cari tempat sepi, pergi ke mobil, atau segera pulang ke rumah. Ingat, tujuan anak merengek tanpa sebab ialah untuk sekadar mendapatkan perhatian Anda. Jadi, jangan mudah tunduk pada amukan anak.
Sementara itu, Anda bisa main hape, baca buku, atau beristirahat sejenak. Saat dia capek merengek, baru Anda ajak bicara untuk menasihatinya atau lanjutkan berbelanja. Bukan berarti Anda orangtua yang jelek jikalau mengabaikan anak yang sedang tantrum. Menangis & merengek saat tantrum sebenarnya membantu anak untuk melampiaskan emosi dengan cara yang tidak merusak. Mereka bisa mengeluarkan uneg-uneg, memulihkan diri sendiri, & mendapatkan kembali kontrol diri, semua dengan usahanya sendiri tanpa melibatkan diri dalam adu teriak dengan Anda.
6. Kasih hadiah
Ketika anak-anak sukses belajar mengendalikan perilaku mereka, memperlihatkan hadiah ialah respon yang baik. Anda bisa menggunakan Toples Anak Baik & masukkan sebuah kelereng ke dalam toples saat mereka berhasil meredam amukannya sendiri, dengan menjanjikan bahwa jikalau toples sudah terisi 10 kelereng dia bisa menonton film kesukaannya pada bioskop atau bermain selama 1 jam pada area bermain anak-anak. Dengan begini, setiap lain kali anak akan mengamuk, dia akan ingat atas iming-iming imbalan & berpikir seribu kali sebelum amarahnya benar-benar meledak.
Kuncinya, jangan hiperbola dalam menghadiahi anak. Salah-keliru, sistem ini bisa berbalik menjadi senjata makan tuan bagi Anda.
7. Peluk
Saat melihat anak mengamuk, mungkin pelukan menjadi hal terakhir yang bisa Anda pikirkan. Pelukan bisa membuat anak merasa aman & tahu bahwa Anda peduli, walaupun Anda tidak setuju dengan ulahnya. Tapi, dihentikan sembarang pelukan. Berikan dekapan erat yang tegas, bukan pelukan sayang untuk menimang me-ninabobo-kan, & jangan katakan apapun selama Anda mendekap si kecil sampai rengekannya mereda.
7. Jangan minta maaf
Ketika menghadapi anak rewel pada depan umum, sebagai orangtua Anda mungkin merasa wajib untuk minta maaf pada penonton. Sears memperingatkan bahwa meminta maaf untuk mewakili anak Anda bisa menjadi kesalahan akbar. Rewel ialah perilaku pilihan anak, sehingga anak perlu bertanggung jawab untuk meminta maaf atas kelakuannya sendiri. Entah mereka mengajukan permintaan maaf secara langsung, atau menulis surat minta maaf, anak-anak perlu menyadari perbuatan yang menimbulkan kemarahannya.
Selama Anda menghadapi anak rewel secara konsisten efektif pada rumah yaitu dengan mengabaikan mereka & tidak menyerah akhirnya mereka akan bisa mengendalikan diri saat Anda berdua perjalanan.
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk 7 Tips Jitu Menghadapi Anak yang Rewel di Tempat Umum