7 Hal yang Wajib Orangtua Lakukan untuk Kesehatan Mental Anak

7 Hal yang Wajib Orangtua Lakukan untuk Kesehatan Mental Anak
Pada masa anak-anak, pertumbuhan yang sehat tidak hanya ditandai perubahan fisik namun juga disertai dengan perkembangan mental. Baik kesehatan fisik dan mental diperlukan anak untuk menjalani kehidupan remaja hingga dewasa. Meskipun demikian, kebutuhan kesehatan mental anak cenderung sulit dipahami dan sangat mungkin terlewatkan oleh orangtua dalam mengasuh anak.

Mengapa menjaga kesehatan mental anak krusial untuk dilakukan?

Kesehatan mental anak tidak hanya diartikan sebagai kondisi mental anak yang tidak mengalami penyakit mental, namun juga mencakup kemampuan untuk berpikir secara jernih, mengendalikan emosi, dan bersosialisai dengan anak seusianya. Anak yang memiliki kesehatan mental yang baik akan memiliki beberapa karakter positif, misalnya dapat beradaptasi dengan keadaan, menghadapi stress, menjaga hubungan baik dan bangkit dari keadaan sulit.

Sebaliknya, kesehatan mental yang kurang baik pada masa anak-anak dapat menyebabkan gangguan konduite yang lebih serius implikasi ketidakseimbangan mental dan emosional, serta kehidupan sosial anak yang kurang baik.

Yang perlu dilakukan dalam menjaga kesehatan mental anak

Perkembangan mental anak yang optimal wajib diawali dengan kondisi kesehatan mental yang baik. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua dalam menjaga kesehatan mental anak:

1. Membangun kepercayaan diri anak

Upaya ini sangat krusial dilakukan untuk mendorong anak mempelajari dan terus mencoba berbagai hal baru. Ini dapat dilakukan dalam berbagai cara, misalnya:

Memuji mereka waktu mulai belajar hal baru.
Membantu anak dalam menentukan tujuan yang sesuai dengan kemampuannya.
Hindari ucapan, sikap, dan konduite yang membuat anak berhenti mencoba waktu mereka gagal.
Ajari anak untuk bekerja dalam grup.
Bersikap jujur waktu melakukan kesalahan, ajari anak menerima kesalahan dan kegagalan.

2. Membiarkan anak bermain

Bagi anak-anak, waktu bermain hanyalah waktu untuk bersenang-senang, padahal sesungguhnya waktu tersebut juga merupakan waktu anak belajar berbagai hal. Saat bermain, anak juga terbantu untuk menjadi kreatif, mempelajari bagaimana memecahkan kasus, dan bagaimana cara mengendalikan diri. Aktif bergerak waktu bermain juga membantu anak menjadi sehat secara fisik dan mental.

3. Mendorong anak untuk bersosialisasi

Di samping bermain dengan orangtua, anak juga memerlukan berinteraksi dengan anak seusianya. Bermain dengan teman sebaya akan membantu anak mengenali kelemahan dan kelebihan pada dirinya, serta belajar untuk hayati berdampingan dengan orang lain. Menemukan teman bermain anak dapat dilakukan dengan mengajak anak mengunjungi lingkungan lebih kurang, daerah rekreasi, atau mendaftarkan anak di sekolah.

4. Ajari anak untuk menikmati proses

Ajari anak untuk memahami bahwa kemenangan atau mencapai tujuan bukanlah segalanya, dan menikmati proses artinya hal terpenting dalam mengerjakan suatu hal. Saat anak mengikuti pertandingan atau bermain permainan olahraga, cobalah tanyakan perasaan anak waktu beliau bermain dibandingkan menanyakan apakah beliau memenangkan permainan tersebut. Selalu menuntut anak untuk menang dapat memicu ketakutan akan kekalahan, atau kekhawatiran dalam mencoba hal baru, dan hal ini dapat membuat anak frustrasi.

lima. Ajari disiplin dengan adil dan konsisten

Di samping membutuhkan kesempatan untuk mempelajari berbagai hal baru dan hayati mandiri, anak juga wajib mengetahui beberapa konduite tidak boleh dilakukan, dan bahwa mereka akan menerima konsekuensi jika melakukan tersebut. Menasihati dan memberi contoh artinya hal yang paling baik untuk menerapkan konduite disiplin yang memiliki dasar kebaikan, nilai kepercayaan, maupun norma sosial.

6. Kritiklah perilakunya, bukan orangnya

Saat akan menghukum atau mengkritik kesalahan yang dibuat oleh anak, tetaplah fokus terhadap perbuatan anak. Katakanlah bahwa konduite yang diperbuat itu galat atau tidak baik tanpa memberi label terhadap anak seperti memanggil dengan sebutan anak nakal.

7. Menciptakan lingkungan rumah yang kondusif

Rumah artinya daerah pertama anak mempelajari berbagai hal. Lingkungan rumah yang kondusif dan famili yang serasi akan mendukung perkembangan mental anak. Sebaliknya, suasana rumah yang tidak kondusif dapat menyebabkan anak menjadi gampang cemas atau mengalami ketakutan dan hal ini dapat menghambat perkembangan anak. Selain itu, kondisi rumah yang baik juga akan membantu anak untuk membangun kembali kepercayaan diri waktu mengalami kesulitan dan permasalahan.

Perubahan konduite anak yang wajib diwaspadai orangtua

Kondisi mental anak akan sangat gampang memberikan dampak terhadap konduite anak. Perubahan konduite ini kemungkinan disebabkan adanya sesuatu hal yang mengganggu pikiran atau kondisi emosi anak, dan hal ini dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan mental anak. Berikut beberapa perubahan konduite yang dapat terjadi pada anak:

Terlihat tidak semangat dan gampang murka
Cenderung meledak-ledak waktu murka
Menunjukan sikap agresif dan tidak menuruti kata orangtua
Hiperaktif atau tidak bisa diam tanpa lantaran yang jelas
Menghindari pergi ke sekolah atau tidak ingin bermain dengan anak seusianya
Sering terlihat cemas
Mudah merasa takut
Penurunan prestasi akademik di sekolah

Jika beberapa hal tersebut dialami oleh anak, segera tangani dengan ajak anak berbicara terkait kasus yang beliau alami. Beberapa perubahan konduite cenderung sulit diketahui penyebabnya sehingga penanganan dan evaluasi dari ahli kesehatan mental anak mungkin diperlukan.

BACA JUGA:

Kesehatan Mental Anak Lebih Baik Jika Anak Dibesarkan di Pedesaan
6 Tanda Kelainan Mental Pada Anak-anak yang Tak Boleh Diabaikan
Kenapa Banyak Anak Memiliki Teman Khayalan?
loading...

0 komentar untuk 7 Hal yang Wajib Orangtua Lakukan untuk Kesehatan Mental Anak