Risiko Pria Meninggal Karena Bunuh Diri Lebih Besar Dari Wanita, Apa Alasannya

Risiko Pria Meninggal Karena Bunuh Diri Lebih Besar Dari Wanita, Apa Alasannya
Menurut data yg dihimpun sang Badan Kesehatan Dunia (WHO), laki-laki jauh berisiko lebih tinggi daripada perempuan buat nekad mencoba bunuh diri & bahkan meninggal global karenanya. Pada tahun 2015 WHO jua mencatat bahwa dari setiap 100.000 penduduk dalam global, terdapat 17 laki-laki & 10 perempuan yg meninggal bunuh diri. Bagaimana bisa laki-laki lebih rentan bunuh diri jikalau dibandingkan bareng perempuan? Apakah kemungkinan ini bisa dihindari? Simak klarifikasi lengkapnya ini dia.

Bagaimana seseorang bisa mencoba buat bunuh diri?

Bunuh diri ialah kenyataan yg amat rumit karena ini menyangkut syarat kejiwaan insan yg jua sama rumitnya. Maka, penyebab seseorang bunuh diri nir bisa hanya ditinjau dari satu sisi saja. Pasti terdapat begitu poly hal yg berperan dalam keputusan seseorang mengakhiri hidupnya.

Jadi, hampir tidak mungkin buat menyalahkan satu faktor saja. Misalnya faktor biologis yaitu gangguan kejiwaan berfokus yg membuat seseorang kehilangan logika sehatnya. Atau faktor lingkungan mirip kehilangan pekerjaan atau perceraian. Macam-macam faktor tadi bisa sama-sama berperan.

Namun, seseorang baru akan mencoba bunuh diri ketika dia merasa sudah nir terdapat jalan keluar lagi. Ia jua mungkin konfiden bahwa global atau orang-orang dalam sekitarnya akan jadi lebih baik bila dia meninggal. Pikiran-pikiran mirip ini bisa terdapat dari penyakit mental, mirip depresi, gangguan kecemasan, gangguan bipolar, hingga skizofrenia (gila).

Maka, orang yg mencoba bunuh diri, apalagi yg sudah meninggal bunuh diri, nir bisa disalahkan. Sama mirip halnya ketika pasien kanker yg nir bisa disalahkan karena mengidap penyakit tadi.

Mengapa laki-laki lebih rentan bunuh diri?

Penyebab laki-laki rentan bunuh diri tidaklah sederhana. Menurut seseorang pakar psikologi senior dari Singapore General Hospital, Evelyn Boon, M.A., laki-laki & perempuan memang punya cara yg tidak selaras dalam memasak atau menjelaskan emosi.

Pria umumnya menyimpan sendiri kegundahan atau kesedihannya karena nir mau terlihat lemah. Karena itu, mereka jadi nir mau menangis atau menjelaskan isi hatinya dalam orang lain meskipun dia sedang sungguh putus virtual. Akibatnya, keputusasaan ini terus menumpuk & meracuni jiwa hingga akhirnya dia nir bertenaga lagi membendungnya.

Selain itu, kebanyakan laki-laki lebih memilih buat mencari solusi yg nyata daripada sekadar curhat & mencari dukungan moral. Jadi selama mereka belum berhasil menemukan jalan keluar masalahnya bareng kapital sendiri, dukungan dari orang-orang terdekat saja mungkin belum nisbi buat memupuk harapannya akan hayati yg lebih baik.

Seorang seseorang ahli kedokteran jiwa dari American Foundation for Suicide Prevention yg berkecimpung dalam bidang pencegahan bunuh diri, dr. Christine Moutier jua menambahkan bahwa laki-laki umumnya enggan mencari pertolongan ketika mengalami depresi atau dilema kesehatan jiwa lainnya. Misalnya bareng cara periksa ke dokter atau menjalani konseling psikologis. Karena itulah mereka jadi nir bisa mengobati depresi & terus berlarut-larut dalam pikirannya buat mengakhiri hayati.

Kecenderungan tadi tidak selaras bareng perempuan. Menurut Evelyn Boon, perempuan justru lebih bisa menjelaskan & mengelola emosinya bareng cara menangis atau curhat bareng orang-orang terdekatnya.

Pria berisiko tinggi meninggal bunuh diri karena memakai metode yg lebih ekstrem

Di samping alasan-alasan dalam atas, alasan kenapa lebih poly laki-laki yg meninggal bunuh diri ketimbang perempuan karena laki-laki cenderung memilih cara-cara yg lebih ekstrem ketika mencoba bunuh diri. Hal ini diungkapkan dalam sebuah penelitian yg dimuat dalam jurnal Frontiers in Psychiatry tahun 2016.

Menurut para pakar, alasan seseorang bisa memilih cara yg lebih ekstrem buat bunuh diri didasari sang empat hal. Hal-hal tadi yaitu nir takut tewas, bertenaga menunda sakit, tewas rasa secara emosional, & keinginan buat mencicipi sensasi menyakiti atau merenggut nyawanya sendiri.

Akan namun, belum diketahui apakah laki-laki memiliki sifat-sifat tadi karena bawaan biologisnya atau karena faktor lingkungan yg membuat pribadinya jadi sedemikian rupa. Penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan buat tanda hal ini.

Apa yg bisa dilakukan buat menekan nomor bunuh diri?

Bunuh diri bisa dicegah. Salah satu caranya ialah bareng meninggalkan pola pikir antik yaitu laki-laki wajib selalu tegar & dihentikan menangis. Sama mirip perempuan, laki-laki jua perlu menjelaskan & mengelola emosinya, bareng cara menangis & curhat sekalipun. Menangis & curhat bukan tanda kelemahan, melainkan tanda Enda nisbi bertenaga buat berjuang melawan keputusasaan.

Cara lain yg wajib diusahakan ialah memeriksakan diri ke dokter atau psikolog bila terdapat tanda-tanda-tanda-tanda depresi. Apalagi kalau mulai timbul keinginan buat mencoba bunuh diri atau Enda jadi terobsesi akan kematian. Dengan begitu, Enda bisa menghindari risiko kematian karena laki-laki rentan bunuh diri.

Aika Enda, kerabat, atau anggota keluarga menerangkan tanda-tanda depresi atau tanda-tanda penyakit mental lainnya, atau menerangkan keinginan atau konduite atau ingin mencoba bunuh diri, segera hubungi hotline darurat polisi 110 atau hotline Pencegahan Bunuh Diri (021)7256526/(021) 7257826/(021) 7221810.
loading...

0 komentar untuk Risiko Pria Meninggal Karena Bunuh Diri Lebih Besar Dari Wanita, Apa Alasannya