Mengenal Perkembangan Psikologi Anak, dari Bayi Hingga Dewasa

Mengenal Perkembangan Psikologi Anak, dari Bayi Hingga Dewasa
Pernahkah Enda merasa gundah mengenai peran yang harus dijalankan menjadi orangtua? Inginnya, sih, anak tumbuh menjadi pribadi yang baik & diterima oleh semua lapisan masyarakat, tapi kadang gundah harus bagaimana menyikapi tantangan dari dunia luar. Tenang saja, ada delapan tahap psikososial (interaksi antara kondisi sosial beserta psikologis) dari Erik Erikson yang siap menjadi pengantar para orangtua untuk bertindak.

Sebelumnya, Erik Erikson adalah seorang psikoanalitik dari Jerman. Berbeda beserta tokoh psikoanalitik yang tersohor, Sigmund Freud, menurut Erikson justru perkembangan insan terjadi seumur hayati, menjadi akibatnya diharapkan bimbingan & dukungan dari orangtua untuk membentuk anak menjadi pribadi yang baik.

Perkembangan psikologi anaksejak tahun  ke tahun

Rasa percaya vs tidak percaya (trust vs mistrust)

Tahap ini adalah tahap paling awal dari setiap insan, dimulai pada tahun pertama dari bayi. Pada tahap ini, anak akan banyak bergantung pada ibu, ayah, nenek, atau baby-sitter, menjadi akibatnya diharapkan afeksi yang relatif agar anak belajar bahwa dunianya akan menjadi kawasan yang menyenangkan untuk ditinggali. Orangtua harus memberikan perhatian yang relatif untuk anak, & terus berlaku baik & penuh afeksi.

Bika anak tidak mendapatkan afeksi yang relatif, bahkan hingga mengalami kekerasan & ditelantarkan, anak akan membentuk sifat mistrust (rasa tidak percaya) pada dunia. Anak yang mempunyai sifat mistrust merasa bahwa dunia adalah kawasan yang kejam untuk tumbuh & berkembang.

Kemandirian vs rasa malu & keragu-raguan (autonomy vs shame and doubt)

Tahap ini mulai berkembang pada masa batita (usia 1-3 tahun). Pada anak yang merasa trust (rasa percaya) terhadap pengasuhnya (dapat orangtua, nenek, atau baby-sitter), anak akan merasa percaya diri terhadap apa yang dilakukannya. Diperlukan kebebasan bagi anak untuk mengeksplorasi diri & lingkungan mereka untuk membuatkan sifat berdikari. Namun, supervisi oleh orangtua juga sangat diharapkan, seperti memberi tahu bahwa panci yang berada di atas kompor itu panas, atau berlari saat menyebrang di jalan tidak boleh dilakukan. Pengawasaan yang hiperbola hingga menggunakan kekerasan terhadap anak akan membentuk anak menjadi ragu-ragu akan kemampuannya sendiri dalam bertahan hayati.

Inisiatif vs rasa bersalah (initiative vs guilt)

Tahap ini mulai berkembang pada saat anak mulai masuk playgroup atau TK (usia 3-5 tahun). Karena anak sudah mulai mengenai dunia yang lebih luas di kawasan bermainnya (dapat playgroup, TK, atau bersosialisasi beserta tetangga), akan timbul banyak tantangan baru bagi anak. Perbolehkan anak untuk bermain beserta banyak hal, & berikan dorongan untuk anak agar mencoba banyak hal baru. Bermain tidak hanya penting bagi kehidupan sosial & emosi anak, tapi juga membantu anak untuk membuatkan otak & pola pikirnya.

Pada tahap ini, orangtua harus menjadi panutan yang baik bagi anak. Kritikan juga harus dibentuk seminimal mungkin karena anak akan mungkin melakukan kesalahan, seperti ganggu barang secara tidak sengaja & menumpahkan makanan. Izinkan anak untuk bermain permainan yang tidak membutuhkan waktu lama hanya untuk duduk-duduk.

Anak yang dihentikan dalam mengeksplorasi diri & terlalu banyak dihukum akan gampang merasa bersalah & gelisah.

Industri vs inferioritas (industry vs inferiority)

Pada tahap keempat ini, kira-kira usia 6 tahun hingga remaja, anak mulai memfokuskan diri mereka pada ilmu & pengetahuan. Bagi anak yang merasa dirinya tidak mampu, mereka akan membuatkan sifat inferiority; alias merasa tidak mampu, tidak produktif, & tidak sebaik anak lainnya.

Perlu kontribusi dari pengajar di sekolah untuk mengarahkan anak pada aktivitas yang membangkitkan rasa pengetahuan mereka. Berikan pelajaran yang menarik; misalnya bermain beserta kartu memori atau mencari kertas yang berisi pertanyaan. Walaupun begitu, pastikan juga setiap anak di kelas dapat merasakan keberhasilan yang sama antara satu anak beserta anak lainnya untuk menghindari sifat inferiority.

Identititas vs kebingungan bukti diri (identity vs identity confusion)

Ini ia tahap yang bikin bukan cuma anak, tapi juga orangtua, merasa pusing: tahap pubertas. Tahap ini biasanya dimulai dari usia 10-20 tahun. Pada tahap ini, remaja cenderung mencari jati diri mereka & coba-coba. Remaja yang berhasil mendapatkan bukti diri diri yang produktif, sehat, & dipercaya baik akan terbentuk menjadi remaja beserta bukti diri yang sehat, & begitu juga kebalikannya. Pada remaja yang cenderung tidak berhasil dalam masa coba-coba mereka, ia akan terbentuk menjadi pribadi yang kebingungan tanpa arah hayati.

Orangtua mempunyai peran penting untuk terus mengarahkan asa anak agar tidak terjerumus ke pergaulan yang salah. Dengarkan apa yang menjadi asa anak, jika anak tertarik pada musik, masukkan anak ke kawasan les musik atau luangkan waktu Enda untuk mengajarkan anak indera musik.

Tahapan perkembangan psikologi saat seseorang berusia 20 tahun ke atas

Sisanya dari tahap perkembangan versi Erikson adalah intimacy vs isolation, generativity vs stagnation, & integrity vs despair terjadi pada usia 20 hingga lebih dari 60 tahun. Pada tahap intimacy vs isolation, anak yang telah menjadi dewasa awal akan membuatkan hubungannya beserta orang lain. Pada orang dewasa awal yang berhasil, rasa dibutuhkan & kedekatan beserta teman sekitar akan terkembang. Namun, jika orang dewasa awal ini cenderung gagal, akan ada perasaan dikucilkan dari lingkungan sekitar.

Pada tahap generativity vs stagnation, dimulai pada usia 40-50 tahunan, mereka akan berusaha melakukan apa saja yang dapat memberikan kontribusi terhadap generasi yang lebih muda. Hal itu dapat saja beserta berusaha menjadi panutan atau bahkan mempunyai/mengasuh anak. Pada orang dewasa yang merasa tidak mampu untuk melakukan hal tersebut, mereka akan terjebak pada tahap stagnation (tidak berkembang & merasa tidak produktif).

Terakhir ada tahap integrity vs despair. Tahap ini timbul ketika orang dewasa menjadi orang yang lansia, sekitar usia 60 tahun ke atas. Masa-masa telah banyak berubah, begitu pula beserta kapasitas dari tubuh & pikiran. Biasanya, pada tahap ini, para lansia akan banyak bercerita masa muda mereka ke anak & cucu mereka. Pada mereka yang merasa masa mudanya indah & produktif, rasa bangga akan terkembang, & mereka yang merasa masa mudanya salah gaul akan merasakan hampa & sia-sia.

BACA JUGA:

Tips Mengoptimalkan Perkembangan Otak Anak di Masa Emas
8 Tahapan Perkembangan Makan Bayi
6 Langkah Menghadapi Anak Manja
loading...

0 komentar untuk Mengenal Perkembangan Psikologi Anak, dari Bayi Hingga Dewasa