Mengapa imunisasi perlu dilakukan?
Sebagai orangtua, kita selalu menginkan yang terbaik untuk anak kita. Memberikan imunisasi ialah salah satu cara untuk melindungi imunitas tubuh anak kita. Berikut ini alasan lainnya:
Imunisasi dapat menurunkan risiko terhadap penyakit. Beberapa penyakit dapat membunuh jutaan anak di global. Contohnya polio, sebelum ditemukannya vaksin polio, penyakit ini salah satu yang paling ditakuti karena dapat menyebabkan kematian serta kelumpuhan. Namun setelah ditemukan vaksin, masalah polio jarang ditemukan lagi.
Imunisasi aman untuk dilakukan. Memang terdapat beberapa efek samping yang ditimbulkan setelah melakukan imunisasi, seperti rasa tak nyaman, sakit, serta demam, tetapi jarang ditemukan terdapat alergi serta reaksi yang berat sebagai efek setelah melakukan imunisasi
Imunisasi dapat menyelamatkan generasi penerus. Vaksin yang diberikan memang tidak menghilangkan penyakit asal muka bumi ini, terdapat juga penyakit-penyakit yang belum ditemukan vaksinnya. Namun, dengan memberikan vaksin, kita dapat mencegah risiko anak terjangkit beberapa penyakit saat anak tersebut dewasa. Selain itu, Anda juga menyelamatkan waktu serta uang famili Anda. Terserang penyakit akan menyita waktu anak Anda, saat ia sudah masuk sekolah, ia bisa tertinggal pelajaran. Sakit memang tidak bisa diprediksi kapan akan tiba, serta jenis yang seperti apa yang tiba. Vaksinasi hanya sebuah cara supaya kesehatan di masyarakat dapat tersebar merata serta melahirkan generasi muda yang sehat
Perbedaan imunisasi DPT murah serta mahal
Ada aneka macam jenis vaksin yang tersebar di pasaran. Bahkan yang terbaru kita menjumpai masalah vaksin palsu yang terdapat di Indonesia. Tidak terbayang bukan, ketika anak kita mendapatkan vaksin palsu, kita pun bertanya-tanya bagaimana dengan kesehatan anak di masa depan. Ketika bayi Anda menginjak usia 2, 4, serta 6 bulan, bayi Anda wajib untuk mendapatkan imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus). Anda pun akan ditawarkan dengan pilihan mengenai imunisasi yang murah serta mahal. Lalu apa perbedaannya?
Vaksin DPT produksi Indonesia
Terdapat dua jenis imunisasi DPT, salah satunya ialah pentabio, disebut penta-bio karena satu vaksin berisi 5 (Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, serta Polio). Hal ini ditujukan untuk mengurangi suntikan yang diberikan, maka pada usia 6 bulan, bayi Anda bisa diberi vaksin pentabio. Harga vaksin ini cukup terjangkau, namun yang menjadi kekurangannya, komponen pertusis yang digunakan dapat menyebabkan demam tinggi pada bayi Anda.
Vaksin DPT produksi Belgia
Komponen pertusis yang digunakan tidak menyebabkan demam tinggi, hanya ringan saja, hal ini karena komponennya sudah aseluler. Pemberian imunisasi DPT ini dapat juga dilakukan dengan mengkombinasikannya sesuai dengan jadwalnya, misalnya satu vaksin sudah terdiri asal vaksin Hepatitis B serta Polio inaktif. Selain itu terdapat pilihan vaksin Hib (Hemofilus influenza tipe B) untuk mencegah influenza yang menyebabkan radang otak serta berbeda dengan influenza biasa.
Vaksin DPT produksi Prancis
Vaksin ini lebih diminati beberapa kalangan karena ketenangan yang diberikan pada bayi Anda. Harganya pun jauh lebih mahal asal vaksin-vaksin yang diberikan di puskesmas. Namun, efektivitasnya sama saja dengan vaksin-vaksin DPT lainnya.
Imunisasi DPT lebih baik di puskesmas atau di rumah sakit?
Menurut Prof DR. dr. Sri Rezeki S Hadinegoro asal Ikatan Dokter Anak Indonesia, puskemas menyediakan produk lokal, jadi memang lebih terjangkau, sedangkan di rumah sakit, ditawarkan produk impor. Menurutnya, kualitas serta kandungan vaksin akan sama saja, hanya saja kemasan saja yang berbeda, produk non lokal biasanya satu kemasan untuk satu suntikan.
Meskipun begitu, produksi Indonesia pun sudah mendapat sertifikat asal WHO. Selama penyimpanan vaksin tersebut sahih, serta proses penyuntikan yang dilakukan sahih, Anda sebaiknya tidak khawatir menentukan di puskesmas atau rumah sakit. Puskesmas pun mempunyai sistem penyimpanan yang memenuhi baku.
Macam-macam imunisasi wajib selain DPT
Ketika anak Anda tumbuh dewasa, memasuki sekolah dasar, mereka akan mendapatkan imunisasi lanjutan yang diselenggarakan pemerintah dalam pekan imunisasi, biasanya akan dilakukan di sekolah atau kunjungan ke rumah-rumah. Ketika masih bayi, ia akan mendapatkan imunisasi dasar, seperti:
Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit TBC. Biasanya diberikan bersama vaksin cacar, polio, serta hepatitis B. Setelah mendapatkan imunisasi ini, jarang ditemukan reaksi demam pada bayi, batuk, pilek.
Vaksin Poliomielitis
Ada dua tipe vaksin. Virus polio yang sudah dimatikan (salk) terkandung dalam vaksin serta diberikan secara injeksi. Sedangkan yang paling awam ialah diberikan secara oral melakui pil atau cairan (OPV), terdapat virus polio hayati tapi dilemahkan (sabin). Efek sampingnya hampir tidak ditemukan, namun bila terdapat akan berupa kelumpuhan anggota gerak seperti polio yang sebenarnya. Kontra indikasi bisa berupa diare, sakit parah serta gangguan kekebalan.
Vaksin campak
Biasanya diberikan pada bayi berusia 9 bulan. Reaksi setelah imunisasi yang ditimbulkan bisa berupa demam ringan serta pada hari ketujuh-8 terdapat bercak merah di bagian pipi bawah telinga. Kandungan dalam vaksin ini berupa virus campak yang telah dilemahkan. Efek sampingnya sangat jarang terjadi, kemungkinan bisa terjadi kejang ringan serta tidak berbahaya pada masa 10-12 hari masa setelah penyuntikan.
Vaksin hepatitis B
Diberikan tiga kali secara bertahap, terdapat jeda waktu antara hibahpertama serta ke 2 yaitu sekitar satu bulan, serta lima bulan asal hibahke 2 serta ketiga. Namun tergantung pada produk vaksin yang digunakan. Hampir tidak ditemukan efek samping asal imunisasi ini.
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Ini Bedanya Imunisasi DPT yang Murah dan yang Mahal