6 Panduan Mendidik Anak Pengidap ADHD

6 Panduan Mendidik Anak Pengidap ADHD
Ketika anak Anda pertama kali didiagnosis mengidap Attention Deficit/Hyperactivity Disorder alias ADHD sang para ahli, mungkin reaksi pertama Anda merupakan tidak percaya. Bagaimana mungkin, yang pertamanya Anda pikir anak Anda hanyalah anak yang sangat aktif dan penasaran, nyatanya didiagnosis sang para ahli mengidap ADHD?

Akan tetapi, tidak mungkin bukan Anda monoton menolak fenomena? Tentu, Anda wajib mengambil langkah bagaimana cara mendidik dan membesarkan anak Anda beserta syarat seperti ini. Berikut merupakan cara-cara yang dapat dilakukan untuk mendidik anak Anda yang mengidap ADHD.

1. Jujurlah kepada anak Anda tentang ADHD yang diidapnya

Para orangtua tidak dianjurkan untuk merahasiakan tentang ADHD kepada anaknya. Para orangtua pula tidak dianjurkan untuk membohongi anaknya tentang ADHD ini. Katakanlah sejujur-jujurnya kepada anak Anda tentang ADHD yang mereka idap.

Beri tahu pula bahwa ADHD ini terjadi bukan karena kesalahan atau kenakalan mereka. Dengan terbuka kepada anak Anda tentang syarat mereka, Anda meringankan stigma ADHD yang terdapat dalam anak Anda. Anak-anak Anda perlu mengetahui kedaan mereka yang sebenarnya dan mengerti bahwa mereka dapat mengontrol hal tersebut.

2. Jangan menuntut anak untuk jadi lebih baik

Memang, anak-anak yang mengidap ADHD mungkin lebih tidak konsisten dibandingkan beserta anak-anak normal. Misalnya, hari ini ulangan mereka nilainya 90, besok mungkin nilainya 60. Lusa mungkin beda lagi ceritanya, mungkin nilainya 70. Tapi minggu depan, mungkin nilainya 95.

Kalau sudah begini, umumnya orangtua pribadi berkata, Kalau anda kemarin bisa mengagumkan, kenapa hari ini tidak? Padahal yang terjadi sebenarnya dalam anak-anak ADHD merupakan mereka ini sebenarnya sangat cerdas. Mereka tahu apa yang wajib mereka lakukan, akan tetapi kadang-kadang mereka tidak tahu bagaimana wajib memulainya.

Selain itu, seperti yang sudah disebutkan, terkadang mereka tidak konsisten. Hal inilah yang kadang-kadang keliru diartikan sang orang dalam umumnya.

3. Jangan biarkan ADHD menjadi alasan untuk anak tidak bertanggung jawab

Memang sahih, ADHD menghasilkan anak menjadi lebih sulit melakukan sesuatu. Akan tetapi, bukan berarti ADHD menjadi alasan untuk anak tidak bertanggung jawab. Misalnya, anak beserta ADHD berkata Aku nggak perlu kerjain PR soalnya aku kan mengidap ADHD.

Padahal realitanya, anak itu bisa mengerjakan PR, meskipun memang dibutuhkan usaha yang lebih keras dibandingkan anak-anak normal. Ubalah pola pikir anak Anda sehingga mereka berkata, Memang, aku mengidap ADHD. Tapi aku tetap bisa kerjain PR aku.

4. Menerapkan hukum dan konsekuensi secara perlahan-huma

Untuk anak-anak pengidap ADHD, orangtua akan lebih gampang menerapkan hukum dan konsekuensi secara lisan dan tertulis. Contohnya, para orangtua dapat melekat daftar tanggung jawab anak-anak dan hukum di dalam tempat tinggal.

Aika Anda ingin memberi rewards alias bantuan gratis kepada anak Anda, boleh saja. Akan tetapi, jangan memberi iming-iming bantuan gratis kepada anak Anda untuk sesuatu yang masih lama, misalnya, Papa mama bakal beliin anda sepeda kalau anda naik kelas tahun depan.

Anak-anak ADHD mempunyai perkara untuk merencanakan waktu yang akan tiba, maka tidak akan masuk akal kalau Anda menjanjikan bantuan gratis yang baru akan diberikan untuk tahun depan. Sebaliknya, rewards yang diberikan usahakanlah dapat diberikan dalam waktu dekat, misalnya diberi biar main game di luar waktu yang sudah ditentukan, dan lain sebagainya.

Orangtua pula wajib menjelaskan tentang konsekuensi secara terang. Setelah itu, terapkanlah konsekuensi yang sudah didesain secara perlahan-huma tetapi tegas. Mungkin, kadang-kadang orangtua merasa frustrasi dan lelah menghadapi anaknya, tapi usahakanlah jangan mendidik anak Anda beserta murka-murka.

Mungkin akan agak sulit kalau orangtua dari anak-anak tersebut pula mengidap ADHD, karena penyakit ADHD bisa saja bawaan. Orangtua yang pula mengidap ADHD bisa saja menghardik murka-murka implikasi mereka sendiri pula punya perkara beserta tindakan impulsif mereka. Untuk hal ini, orangtua dianjurkan untuk mengontrol terlebih dahulu ADHD yang mereka idap, kemudian berusaha menjadi contoh yang baik bagi anak mereka.

5. Bantulah anak Anda menemukan kelebihan mereka

Anak-anak pengidap ADHD acapkali dikucilkan. Hal ini dapat mengakibatkan anak tersebut merasa tidak punya harga diri dan depresi. Rasa tidak punya harga diri sendiri sudah mulai timbul dalam anak-anak pengidap ADHD sejak mereka berusia 8 tahun.

Anak-anak ini mungkin merasa Nggak terdapat yang bisa aku kerjain. Ngapain aku mesti capek-capek, coba? Lagian orang-orang tetap nggak bakal anggap aku, kok. Anak-anak ini poly kehilangan semangat dan merasa depresi.

Di sinilah, orangtua berperan untuk membangkitkan kembali semangat anak-anak mereka. Biasanya, kalau anak-anak ADHD ini memberikan minat dalam satu hal, anak-anak ini bisa menguasai hal tersebut setara beserta kemampuan untuk orang-orang 5 tahun di atas umur mereka.

Oleh karenanya, Anda bisa berkata kepada anak Anda, Coba lihat, mungkin anda lemah dalam bidang ini. Tapi, anda punya kelebihan lain, kan? Bahkan temen-temen anda aja belum bisa bikin seperti apa yang anda sudah bisa bikin.

6. Janganlah overprotektif terhadap anak Anda

Seiring beserta berjalannya waktu, tentu saja, anak-anak pengidap ADHD ini akan tumbuh dewasa. Mereka perlu belajar untuk sanggup berdiri diatas kaki sendiri. Kebanyakan orangtua berusaha menuntaskan seluruh perkara yang dialami sang anaknya. Hal ini tidak baik, sebab anak akan berpikir, Aku punya kekurangan dan pasti papa mama aku bakal selesaikan seluruh perkara aku.

Cobalah jangan buat Anda yang wajib menyuruh segala sesuatu apa yang wajib dilakukan sang anak Anda, tapi cobalah buat anak Anda yang akan meminta apa yang wajib mereka lakukan. Pada saat-saat awal, mungkin anak-anak ini memang masih butuh arahan Anda. Tapi semakin lama, biasakan sampai akhirnya mereka sahih-sahih mengambil keputusan sendiri untuk menuntaskan perkara mereka.

Ajarlah supaya anak Anda belajar untuk sanggup berdiri diatas kaki sendiri, yang memang, untuk anak-anak yang mengidap ADHD, sulit untuk melakukannya.

Behavioural treatment untuk anak ADHD

Kalau Anda mengalami kesulitan dalam mendidik anak Anda yang mengidap ADHD, jangan khawatir. Ada alternatif terapi untuk Anda, yang dinamakan behavioural therapy. Pada dasarnya, terapi ini bertujuan supaya Anda menerapkan 6 hal yang sudah disebutkan di atas. Hanya saja, beserta terapi ini, Anda akan diberikan program dan semacam kelas sang para ahli kesehatan mental. Terapi ini dapat dilakukan beserta meminum obat ataupun tidak meminum obat.

Berikut tiga elemen dari terapi ini:

1. Mengeset gol/target

Anda dan pembimbing Anda akan membantu anak untuk menghasilkan dan mencapai suatu tujuan yang spesifik. Contoh-contoh dari target yang bisa didesain seperti menuntaskan PR, bermain beserta teman-teman di taman, duduk di meja belajar selama satu jam, atau yang lain.

2. Membuat rewards dan konsekuensi

Anak Anda akan mendapatkan bantuan gratis atau eksekusi bergantung dari apa yang diperbuatnya. Contohnya, kalau mereka berhasil mencapai gol yang sudah didesain, mereka akan diberi tambahan waktu untuk bermain personal komputer. Sebaliknya, kalau mereka berperilaku negatif, maka Anda akan mengurangi jam main game mereka.

3. Konsisten dalam menjalankan terapi

Sangat penting untuk menerapkan 2 elemen di atas sampai anak itu dapat melakukan sendiri (tanpa donasi orangtua atau pembibing) hal-hal yang telah diajarkan.
loading...

0 komentar untuk 6 Panduan Mendidik Anak Pengidap ADHD