6 Mitos Ibu Menyusui yang Anda Yakini Ini Ternyata Salah Besar

6 Mitos Ibu
Menjadi ibu merupakan sebuah anugerah yang luar biasa bagi seorang wanita. Setiap ibu akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya, termasuk dalam urusan memberikan ASI. Nah, umumnya ketika menyusui Anda akan mendengar banyak sekali saran atau mitos seputar kelancaran ASI. Sayangnya, tidak semua saran atau mitos ibu menyusui yang Anda dengar sudah terbukti betul. Apa saja mitos yang justru salah besar soal ASI? 

Berbagai mitos ibu menyusui yang harus Anda tinggalkan

1. Jangan bangunkan bayi untuk memberikan ASI

Sebagian besar waktu bayi dipergunakan untuk tertidur, ad interim setiap dua setengah sampai tiga jam ia akan merasa lapar. Saat merasa lapar, bayi akan menyusui beserta bersemangat hingga kenyang & membuatnya tertidur lebih lama.

Tidak apa-apa membiarkan bayi tertidur lebih lama, namun ibu harus tetap memperhatikan jadwal bayi menyusui. Atur waktu kapan saja bayi harus menyusui. Saat bayi masih tertidur & tiba jadwalnya menyusui, maka bangunkan bayi demi memenuhi kebutuhan gizinya.

2. Setelah menyusui, ibu harus menunggu sampai payudaranya terisi kembali sebelum memberikan ASI lagi

Faktanya, ibu menyusui secara otomatis akan selalu memproduksi ASI. Sebagian ibu memang mampu memproduksi ASI yang lebih banyak daripada yang lain. Namun, semakin kosong payudara lantaran bayi sudah makan, maka semakin cepat tubuh memproduksi  ASI kembali.

Sementara saat payudara terisi ASI sampai penuh, maka produksi ASI akan melambat beserta sendirinya. Bika seorang ibu selalu menunggu sampai payudaranya terasa penuh ASI sebelum menyusui anaknya, tubuhnya akan secara otomatis memberikan pesan untuk memperlambat produksi sehingga produksi ASI akan berkurang.

3. Ibu juga harus minum susu agar mampu memproduksi susu

Faktanya, beberapa jenis makanan seperti sayur-sayuran, butir-buahan, biji-bijian & protein merupakan nutrisi yang dibutuhkan ibu untuk memproduksi ASI. Untuk mencukupi kebutuhan kalsium, ibu tidak harus minum susu lantaran sumber kalsium juga mampu dihasilkan dari ikan teri, sayuran hijau & kacang-kacangan. Jadi, jangan terlalu percaya mitos ibu menyusui yang satu ini.

4. Bayi yang minum ASI berisiko obesitas

Ini ialah salah satu mitos ibu menyusui yang paling banyak dipercaya. Penelitian justru membuktikan bahwa bayi yang mendapatkan ASI mampu mengontrol pola makannya & asupan yang nisbi untuk dirinya. Justru susu formula & pengenalan makanan padat terlalu dini, serta tidak tercukupinya ASI mampu meningkatkan risiko obesitas pada kemudian hari.

lima. Bika ibu sedang sakit, maka harus berhenti memberikan ASI

Nah, apabila ibu sedang sakit, tubuh ibu menyusui akan mengasilkan antibodi untuk melawan kumannya. Antibodi ini juga terkandung dalam ASI sehingga akan memberikan perlindungan kepada bayi dari kuman & bakteri. Maka saat bayi sakit, penanganan terbaik ialah tetap menyusui hingga tubuh bayi memproduksi antibodi untuk melawan kumannya.

Sedangkan apabila ibu menyusui harus minum obat, ibu harus berkonsultasi dulu beserta dokter. Masalahnya, beberapa jenis obat yang dikonsumsi ibu menyusui mampu tercampur juga ke dalam ASI. Namun, tidak semua obat akan tercampur, kok. Makanya krusial untuk selalu cek dulu ke dokter sebelum mengonsumsi obat apa pun saat hamil.

6. Beberapa bayi alergi pada ASI

Faktanya, ASI merupakan zat yang paling alami untuk dikonsumsi oleh bayi. Bika bayi menunjukkan reaksi alergi, intinya hal itu disebabkan adanya protein asing yang terkandung pada dalam ASI, bukan pada susunya itu sendiri.

Cara terbaik andai saja hal tersebut terjadi ialah beserta menghindari makanan yang mengandung protein tersebut sehingga ASI mampu dikonsumsi oleh bayi.
loading...

0 komentar untuk 6 Mitos Ibu Menyusui yang Anda Yakini Ini Ternyata Salah Besar