3 Bahaya Akibat Paparan Cahaya Biru dari Layar Gadget

3 Bahaya Akibat Paparan Cahaya Biru dari Layar Gadget
Dalam ilmu kesehatan mata, blue light atau sinar biru digolongkan menjadi high-energy visible light (HEV light), yaitu sinar tampak bareng panjang gelombang pendek, lebih kurang 415 sampai 455 nm, dan taraf energi yg tinggi. Sumber alami terbesar dari sinar jenis ini ialah mentari. Selain mentari, sinar biru juga berasal dari berbagai layar digital, misalnya layar komputer, televisi, maupun smartphone dan alat-alat elektronik lainnya buat meningkatkan keterangan dan kejelasan layar. Beberapa jenis pencahayaan modern, misalnya lampu LED (light-emitting diode) dan CFL (compact fluorescent lamps), juga mengemisikan sinar biru dalam level yg tinggi.

Karena terkandung pada sinar mentari, maka manusia akan seringkali terpapar sinar biru pada saat beraktivitas pada luar ruangan pada siang hari. Pada siang hari, sinar biru merupakan sinar yg bermanfaat dalam meningkatkan perhatian dan mood seseorang. Sinar biru dari mentari juga berperan dalam pengaturan siklus tidur alami seseorang, dikenal menjadi circadian rhythm. Namun, sinar biru akan menjadi hal berbahaya bagi kesehatan seseorang saat seseorang terlalu seringkali terkena paparan sinar biru yg berasal dari layar perangkat elektronik pada malam hari. Apa saja risiko yg mungkin terjadi?

1. Mengganggu ritme sirkadian

Paparan sinar biru yg berlebihan pada malam hari dapat menyebabkan penurunan dalam produksi hormon melatonin, yaitu hormon yg mengatur siklus tidur seseorang. Secara normal, tubuh memproduksi hormon melatonin dalam jumlah yg sedikit pada siang hari, kemudian akan bertambah jumlahnya pada malam hari, beberapa jam sebelum tidur, dan mencapai puncaknya pada tengah malam. Terlalu banyak terkena paparan sinar, terutama sinar biru, pada malam hari mengakibatkan mundurnya jadwal tidur seseorang, bahkan dapat me-reset jam tidur orang tadi pada jangka waktu yg panjang.

Sejak tahun 1990-an, para ilmuwan melakukan ratusan percobaan mengenai kekerabatan antara produksi melatonin dalam tubuh dan panjang gelombang sinar. Hasil dari percobaan ini memperlihatkan bahwa manusia menghasilkan zenit sensitivas pada sinar yg berada dalam panjang gelombang spektrum sinar biru. Pada tahun 2014, para pakar neurosains juga meneliti mengenai disparitas jam tidur orang yg membaca buku menggunakan kertas bareng orang yg membaca buku menggunakan perangkat digital, lebih dikenal menjadi e-book. Ketika memasuki jam tidur yg sudah dipengaruhi, para partisipan yg membaca buku melalui perangkat digital masih terlihat segar dan membutuhkan waktu yg lebih usang buat tertidur, dan mempunyai fase REM (Rapid Eye Movement) lebih sedikit dibanding mereka yg membaca buku melalui media kertas. Setelah melewati delapan jam waktu tidur, mereka yg membaca menggunakan perangkat digital menjadi lebih mengantuk dan membutuhkan waktu yg lebih usang buat bangun. Hal ini memperlihatkan bahwa terkena paparan sinar biru dari perangkat digital dapat mengubah circadian rhythm atau jadwal tidur seseorang.

dua. Menyebabkan kerusakan retina

Seperti sinar tampak lainnya, sinar biru dapat masuk ke dalam mata. Tapi, mata manusia tidak mempunyai perlindungan yg agak dari paparan sinar biru, baik yg berasal dari sinar mentari maupun alat-alat elektronik. Sebuah studi dari Harvard menyatakan bahwa sinar biru sudah usang diidentifikasikan menjadi sinar yg paling berbahaya bagi retina. Setelah menembus bagian luar mata, sinar biru akan mencapai bagian terdalam mata, yaitu retina, dan dapat menimbulkan imbas jangka panjang berupa kerusakan pada retina. Pada paparan sinar biru yg berlebih, risiko seseorang buat terkena degenerasi makula, glaukoma, dan penyakit retina degeneratif.

Lebih lanjut, dalam panjang gelombang tertentu, sinar biru dihubungkan bareng age-related macular degeneration (AMD) atau degenerasi makula yg dapat berujung pada hilangnya kemampuan melihat. AMD merupakan kemunduran dari makula, bagian retina yg berisi sel dan pigmen makular, yg berperan dalam mengontrol ketajaman penglihatan (visual acuity). Kesehatan makula mempengaruhi kemampuan mata buat melihat sesuatu dalam detail yg jelas. Pada anak-anak pada bawah sepuluh tahun, hal ini akan menimbulkan risiko yg lebih tinggi karena syarat mata yg belum sepenuhnya pasti. Lensa dan kornea mata anak masih sangat transparan dan rentan terekspos sinar, menjadi akibatnya teralu banyak paparan sinar biru merupakan hal yg wajib dihindari demi menjaga mata anak.

tiga. Menyebabkan kelelahan pada mata

Seiring bareng perkembangan jaman, kebanyakan orang menghabiskan waktu pada depan layar digital, mulai dari layar komputer pada kantor, telepon genggam langsung, sampai layar televisi. Kegiatan-aktivitas ini menyebabkan suatu syarat kelelahan mata yg dikenal menjadi digital eyestrain, suatu syarat medis yg dapat mempengaruhi produktivitas seseorang. Gejala dari digital eyestrain antara lain pandangan yg kabur, susah penekanan, mata iritasi dan kemarau, sakit kepala, leher, sampai punggung. Selain jarak antara mata bareng layar dan durasi penggunaan, sinar biru yg diemisikan oleh layar juga berperan menjadi faktor kunci dari kelelahan mata ini.

Kebiasaan memainkan perangkat elektronik pada malam hari memang sulit dihilangkan, akan namun buat mengurangi risiko dari paparan sinar biru, kita dapat menurunkan taraf pencahayaan yg tersedia pada perangkat elektronik atau menyalakan mode malam hari yg tersedia. Namun, buat memangkas habis risiko-risiko kesehatan yg dapat ditimbulkan oleh paparan sinar biru pada malam hari, kita wajib menjauhkan atau mematikan perangkat elektronik pada malam hari beberapa jam sebelum tidur dan mematikan lampu pada saat tidur.

BACA JUGA:

Kenapa Alat Elektronik Membuat Kita Susah Tidur
Terlalu Lama Depan Komputer Membuat Anda Rentan Terserang SPK
4 Langkah Cegah Mata Rusak Meski Seharian pada Depan Komputer
loading...

0 komentar untuk 3 Bahaya Akibat Paparan Cahaya Biru dari Layar Gadget