Waspada, 3 Jenis Penyakit Autoimun Ini Paling Sering Menyerang Wanita

Waspada, 3 Jenis Penyakit Autoimun Ini Paling Sering Menyerang Wanita
Penyakit autoimun adalah penyakit yg ditimbulkan sang sistem kekebalan tubuh (imun) yg menyerang organ sehat dalam tubuh diri Enda sendiri. Hal ini yg menimbulkan pertumbuhan organ menjadi abnormal menjadi akibatnya menimbulkan perubahan fungsi organ dalam jangka panjang. Rematik & diabetes tipe 1 ialah 2 model penyakit autoimun yg paling awam & sanggup menyerang siapa saja. Tapi terdapat beberapa penyakit ini yg secara spesifik lebih seringkali menyerang perempuan daripada laki-laki. Berikut daftarnya. 

Daftar penyakit autoimun yg paling seringkali dialami sang perempuan

1. Lupus

Lupus, atau lengkapnya lupus eritematosus sistemik, adalah penyakit autoimun yg kronik atau menahun. Lupus terjadi waktu antibodi yg didapatkan tubuh melekat dalam jaringan dalam semua tubuh. Beberapa jaringan yg umumnya terjangkit lupus ialah sendi, paru-paru, ginjal, sel darah, saraf, & kulit.

Gejala yg muncul misalnya demam, kehilangan berat badan, nyeri & bengkak dalam bagian sendi & otot, ruam dalam paras, & rambut rontok. Penyebab lupus belum diketahui. Namun, sepertinya terdapat sesuatu yg memicu sistem kekebalan tubuh & menyerang aneka macam area tubuh. Itu sebabnya menekan sistem kekebalan tubuh ialah keliru satu bentuk pengobatan utama lupus. Faktor-faktor yg sanggup menimbulkan perkembangan lupus mencakup virus, polusi bahan kimia lingkungan, & susunan genetik seseorang.

2. Multiple sclerosis (MS)

Multiple sclerosis atau sklerosis ganda ialah penyakit autoimun yg menyerang lapisan pelindung dalam kurang lebih saraf. Hal ini sanggup menimbulkan kerusakan yg memengaruhi otak & sumsum tulang belakang.

Gejala penyakit ini ialah kebutaan, otot menegang, lemah, mangkat rasa dalam kaki & tangan, kesemutan, kelumpuhan & sulit melakukan ekuilibrium tubuh & sulit bicara. Gejalanya sanggup bervariasi karena lokasi & taraf serangannya bhineka antar individu. Pengobatan yg dilakukan umumnya penekanan dalam meningkatkan kecepatan pemulihan sumber agresi, memperlambat perkembangan penyakit, & mengatasi tanda-tanda-gejalanya. Berbagai obat yg menekan sistem kekebalan tubuh sanggup digunakan buat mengobati sklerosis.

Penyebab sklerosis belum diketahui. Penyakit ini dipercaya menjadi penyakit autoimun simana sistem imun menyerang jaringannya sendiri. Kerusakan sistem imun ini menghancurkan myelin, yaitu zat lemak yg melapisi & melindungi serabut saraf dalam otak & sumsum tulang belakang. Aika pelindung myelin rusak & serat saraf terpapar, rangsang yg berjalan dalam sepanjang saraf itu sanggup diperlambat atau diblokir. Saraf jua sanggup menjadi rusak sendiri. Faktor genetik & lingkungan jua dipercaya menjadi keliru satu penyebabnya.

tiga. Tiroiditis hashimoto

Tiroiditis hashimoto terjadi waktu sistem kekebalan tubuh menyerang tiroid. Beberapa orang mengalami pembengkakan dalam depan tenggorokan misalnya gondok. Gejala lain termasuk kelelahan, penambahan berat badan, depresi, ketidakseimbangan hormon, nyeri otot atau sendi, tangan & kaki dingin, kulit & kuku kemarau, rambut rontok hiperbola, sembelit, & bunyi serak. Penyakit ini umumnya diatasi bareng merogoh hormon pengganti menjadi tiroid sintetis.

Penyakit Hashimoto umumnya berkembang perlahan selama bertahun-tahun & menimbulkan kerusakan tiroid kronis, yg menimbulkan penurunan kadar hormon tiroid dalam darah Enda (hipotiroidisme). Penyebab penyakit ini jua belum diketahui. Namun beberapa peneliti beropini bahwa virus atau bakteri yg memicu penyakit ini. Ada jua yg beropini kelainan genetik jua berpengaruh, termasuk keturunan, jenis kelamin & usia, sanggup menentukan kemungkinan Enda terkena penyakit ini.

Mengapa penyakit autoimun lebih poly terjadi dalam perempuan?

Mayoritas orang yg nemiliki penyakit autoimun ialah perempuan dalam usia produktif. Faktanya, penyakit autoimun ialah keliru satu penyebab utama kematian & kecacatan dalam anak perempuan & perempuan berusia 65 tahun & lebih belia. Meskipun belum sepenuhnya terang apa penyebabnya, akan tetapi beberapa teori beropini bahwa beberapa faktor dalam bawah ini berperan nisbi akbar dalam menentukan risiko seseorang perempuan terhadap suatu penyakit autoimun:

1. Hormon seksual

Perbedaan hormon antara perempuan & laki-laki mengungkapkan mengapa perempuan lebih berisiko mengalami penyakit autoimun. Banyak penyakit autoimun yg cenderung membaik & memburuk seiring bareng fluktuasi hormon perempuan (contohnya, selama kehamilan, sejalan bareng daur menstruasi, atau waktu dengan kontrasepsi berkaitan dengan mulut), yg mengambarkan bahwa hormon seksual mungkin berperan dalam poly penyakit autoimun.

Fungsi sel dalam tubuh ditentukan sang hormon yg keliru satunya ialah hormon estrogen yg poly masih terdapat dalam perempuan. Kadar estrogen cenderung tinggi dalam usia produktif. Kondisi ini yg memproduksi perempuan rentan mengidap penyakit ini.

2. Perbedaan ketahanan sistem imun antar gender

Beberapa peneliti percaya bahwa perempuan berisiko tinggi terkena penyakit autoimun karena sistem kekebalan tubuh perempuan cenderung lebih sophisticated daripada laki-laki. Wanita secara alami memiliki respons  yg lebih bertenaga daripada laki-laki waktu sistem kekebalan mereka dipicu, & peradangan memainkan kiprah krusial dalam poly penyakit autoimun. Meskipun hal ini seringkali memproduksi kekebalan yg superior dalam kalangan perempuan, ini jua sanggup menaikkan risiko perempuan membuatkan kelainan autoimun apabila terjadi kesalahan.

tiga. Kode genetik perempuan yg lebih rentan

Beberapa peneliti telah melaporkan bahwa perempuan memiliki 2 kromosom X sedangkan laki-laki memiliki kromosom X & Y & secara genetik hal ini cenderung memicu berkembangnya penyakit autoimun. Ada beberapa bukti bahwa stigma dalam kromosom X mungkin terkait bareng kerentanan terhadap penyakit autoimun tertentu. Genetika penyakit autoimun sanggup dibilang nisbi rumit, & penelitiannya sedang berlangsung.
loading...

0 komentar untuk Waspada, 3 Jenis Penyakit Autoimun Ini Paling Sering Menyerang Wanita