Tapi tahukah bahwa kebiasaan memalsukan titik zenit tidak hanya dilakukan perempuan, meski memang lebih sporadis mencapai orgasme? Pria jua kadang memalsukan orgasmenya. Dan usut punya usut, memalsukan orgasme tidak selalu menjadi duri dalam interaksi. Memalsukan titik zenit justru bisa menambah panasnya sesi bercinta Enda & pasangan. Tapi tentu muncul batasnya. Simak lebih lengkapnya kepada bawah ini.
Memalsukan orgasme bisa menambah gairah bercinta
Sebelum meledak murka alasannya merasa dikelabui, takut alasannya servisnya nir memuaskan, ketahui dulu bahwa ternyata muncul poly alasan positif yg mungkin memproduksi si beliau memilih buat berpura-pura titik zenit waktu bercinta.
1. Menyenangkan pasangan
Banyak perempuan percaya bahwa laki-laki akan tambah bergairah & percaya diri bila beliau bisa memproduksi perempuan mencapai titik zenit. Untuk menyenangkan pasangannya, beberapa perempuan pun memilih buat pretensi orgasme.
Dan betul saja. Menurut penasihat kesehatan laki-laki, Debby Hebbenick PhD, orgasme perempuan bisa menjadikan seseorang laki-laki merasa hebat alasannya ketika perempuan mencapai titik zenit, laki-laki mengganggap sudah berhasil menaklukkan misinya bareng baik. Oleh karenanya, seseorang perempuan akan berpura-pura mencapai titik zenit buat menggenjot rasa bangga pasangannya.
2. Merawat komunikasi
Menjaga komunikasi bareng pasangan, apalagi soal emosi, adalah bagian krusial dalam hayati perempuan. Sehingga kadang perempuan memalsukan orgasme agar interaksi bareng pasangan mereka permanen terjaga. Ini jua bagian penghargaan atau cinta terhadap pasangan. Dengan memalsukan orgasme, perempuan mengira memproduksi pasangan mereka merasa lebih baik.
tiga. Meningkatkan gairah
Tak seluruh alasan perempuan memalsukan orgasme nir baik. Barangkali beliau menginginkan seks yg lebih variatif & berusaha menaikkan gairah interaksi. Dengan memberitahuakn orgasme atau desahan bervolume wow ketika mencapai titik zenit, itu artinya beliau sedang berusaha memproduksi interaksi seks lebih bergairah.
4. Untuk mengontrol
Sudah bukan misteri lagi kalau laki-laki selalu berusaha mendominasi ketika seks. Mereka mencoba mengontrol perempuan bareng gaya & poly sekali cara. Terus-terusan menjadi bawahan memicu perempuan buat bisa membalikkan keadaan. Dengan memalsukan orgasme, perempuan kepada biasanya berusaha merogoh alih situasi, buat memberi frekuwensi kepada pasangannya buat memvariasikan posisi atau berganti teknik rangsangan demi kehidupan seks yg lebih bergerak maju
Jangan keterusan memalsukan orgasme setiap kali bercinta; ini bisa jadi senjata makan tuan bagi Enda
Enda berpikir mungkin ketika ini memalsukan orgasme adalah jalan terbaik agar Enda nir melukai ego pasangan. Namun terus-terusan memalsukan orgasme bisa berbalik ganggu interaksi Enda berdua, tidak hanya kepada atas ranjang akan tetapi jua kepada kehidupan luar sana.
1. Gagal memanen manfaat kesehatannya
Enda niscaya sudah pernah mendengar apabila seks berguna buat kesehatan Enda. Namun, apabila Enda memalsukan orgasme, apakah Enda permanen bisa mendapatkan manfaat kesehatannya? Belum tentu.
Saat Enda mencicipi orgasme, poly neurokimia misalnya dopamin, vasopresin, endorfin, & oksitosin yg akan didapatkan. Neurokimia ini menyampaikan poly manfaat buat Enda baik secara emosional juga fisik, misalnya tidur lebih nyenyak, menghilangkan rasa sakit, menurunkan rasa cemas, mendorong kekebalan tubuh, menaikkan konsentrasi, & dan melipatgandakan kebahagiaan Enda.
Jadi kentara, orgasme bukan hanya soal kenikmatan saja. Enda bisa nir mendapatkan manfaat kesehatan ini apabila Enda terus memalsukan orgasme.
2. Pasangan nir memahami akan kesalahannya
Aika Enda tidak sporadis memalsukan orgasme, pasangan akan merasa teryakinkan bahwa teknik & servisnya sudah paripurna meski sebenarnya Enda memahami itu jauh berasal fenomena. Ini tidak hanya akan merugikan Enda alasannya nir akan memiliki kesempatan bereksplorasi demi mencapai titik zenit yg sesungguhnya, jua akan membuahkan nir baik kepada pasangan. Orgasme palsu yg Enda pertunjukkan akan menjadi beban tersendiri buat mereka apabila mereka mengetahuinya.
Aika Enda butuh waktu usang buat terangsang, amanah saja kepada pasangan Enda. Hal ini sebenarnya adalah hal yg lumrah & normal bagi perempuan. Menurut pakar terapis seks, Laurie Watson, 20 menit adalah waktu yg normal buat buat Enda terangsang menjadi akibatnya tubuh Enda rileks & bisa mencapai orgasme bareng simpel.
Saat Enda ingin mencapai orgasme yg sesungguhnya, Enda & pasangan bisa sama-sama mengeskplorasi hal yg disukai & nir disukai, begitu jua kebalikannya.
tiga. Memupuk ketidakjujuran antara Enda & pasangan
Sederhananya, memalsukan orgasme sama prinsipnya bareng pepatah klasik sepandai-pandainya tupai melompat, suatu ketika niscaya akan jatuh jua. Aika suatu ketika nanti misteri Enda terbongkar &, bukannya memaklumi, pasangan Enda malah merasa terkhianati, ketidakjujuran ini justru bisa meracuni tempat tinggal tangga Enda.
4. Seks hanya jadi rutinitas
Seks yg dipaksakan bisa bikin gairah mangkat. Orgasme yg tadinya bisa menaikkan keintiman & keterikatan bareng pasangan malah akan hilang alasannya Enda memalsukan orgasme. Aika Enda terus-terusan memalsukan orgasme, usang-usang Enda mengira seks hanya menjadi kewajiban membosankan yg akhirnya meregangkan interaksi. Padahal seks seharusnya menjadi aktivitas yg penuh kenikmatan & menyenangkan buat menguatkan keintiman Enda berdua.
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Psstt Pura-pura Orgasme Ketika Bercinta Bisa Jadi Senjata Merangsang Pasangan