Kenapa Kebanyakan Wanita Berhijab Wajahnya Terlihat Mirip

Kenapa Kebanyakan Wanita Berhijab Wajahnya Terlihat Mirip
Berhijab adalah keliru satu cara bagi perempuan buat beribadah sekaligus indikasi keunikan ciri-ciri dirinya. Uniknya, kepada tengah keragaman rona-warni & contoh hijab trendi, tidak sedikit orang lebih kurang yg kadang senang sulit membedakan antara satu perempuan berhijab & yg lainnya. Apa Enda juga merasa misalnya itu? Mungkin Enda pernah keliru panggil sahabat yg berhijab waktu papasan kepada wilayah awam, eh, ternyata bukan orang yg Enda kenal. Tenang, Enda nir sendirian.

Kenapa ya, kebanyakan perempuan berhijab wajahnya bisa tampak mirip, padahal bukan saudara  apalagi anak kembar?

Benarkah seseorang perempuan berhijab jadi lebih sulit dikenali waktu sedang dengan dengan hijabers lainnya?

Sebuah penelitian terbitan PLoS one melakukan 3 eksperimen terpisah ihwal persepsi publik terhadap penampilan perempuan berhijab. Partisipan penelitian ditunjukkan 3 macam set foto: (1) perempuan A dengan penampilan biasa, nir berhijab, (2) perempuan B yg nir berhijab, & (3) perempuan A & B yg sama-sama mengenakan hijab. Semua set foto ini ditunjukkan kepada partisipan secara terpisah & bergantian.
(Source: Journal PLoS One)
Uji pertama menampilkan foto perempuan A & B yg sama-sama tanpa hijab. Di termin ini, mereka bisa dengan cepat membedakan mana perempuan A & B sinkron ciri paras masing-masing. Di waktu lainnya, partisipan ditunjukkan foto perempuan A & B yg memakai hijab. Partisipan indikasi reflek sosialisasi yg lebih lambat daripada sewaktu uji pertama kali.

Untuk uji terakhir, tim peneliti menampilkan kesemua versi foto ke 2 perempuan ini  keduanya memiliki rambut, keduanya berjilbab, & satunya memakai hijab ad interim yg lain nir. Partisipan diminta buat memilih mana perempuan A & B, & menilai seberapa mirip ke 2 perempuan ini satu sama lain. Hasilnya, grup partisipan yg terdiri dari poly sekali etnis ini mengalami kesulitan buat membedakan mana perempuan A & B sinkron fitur paras yg ditampilkan. Setelah menjalani rentetan tes ini, mereka menerka ke 2 perempuan tadi tampak mirip & sulit dikenali.

Ini seluruh timbul hubungannya dengan cara otak mengenali paras & membangun persepsi Enda terhadap orang lain. Bagaimana Enda berinteraksi dengan orang lain sedikit poly ditentukan sang kerja otak buat mengenali & membedakan satu paras dari ribuan paras yg Enda temui sepanjang hayati. Saat berusaha mengenali seseorang, otak akan bekerja mirip sebuah scanner yg memindai paras orang tadi & membarui setiap aspek dari wajahnya menjadi sebuah kode.

Kerja otak dalam membangun persepsi paras

Cara Enda mengenali paras orang lain mungkin diawali dengan urutan tertentu: mata, verbal, hidung. Ukuran & penempatan dari mata orang tadi, contohnya, akan memilih bagaimana cara Enda melihat residu dari wajahnya. Proses sosialisasi fitur paras yg rambang membangun otak lebih memfokuskan kepada satu fitur saja daripada menyesuaikan persepsi dari holistik residu wajahnya.

Sistem sosialisasi paras sang otak ini menjadi cara yg efektif buat Enda bisa membedakan satu paras dengan yg lainnya. Sederhananya begini: begitu terbersit nama Sari, contohnya, Enda pribadi bisa membedakan mana Sari sahabat SMA Enda & mana Sari tetangga Enda, karena si sahabat SMA memiliki hidung pesek ad interim tetangga Enda bermata sipit. Pasalnya, hidung pesek Sari sahabat SMA Enda adalah fitur wajahnya yg paling istimewa, yg Enda kenali & jangan lupa pertama kali. Begitu juga dengan mata sipit milik Sari tetangga tempat tinggal Enda.

Nah, selain ciri internal paras (mata, hidung, verbal), peneliti menemukan bahwa ternyata rambut menjadi fitur eksternal juga berperan krusial dalam memilih apakah seseorang bisa dikenali dengan simpel. Mereka menemukan bahwa begitu penampilan paras seseorang berubah, dengan berhijab contohnya, otak akan memindai fitur internal & eksternal dari paras menjadi citra holistik & bukan komponen-komponen terpisah.

Begini: bayangkan ke 2 Sari sahabat Enda kini sama-sama berhijab. Otak Enda yg tadinya bisa membedakan ke 2 Sari ini sinkron fitur paras mereka yg paling istimewa, kini memiliki persepsi yg tidak sinkron atas penampilan barunya. Ketimbang memfokuskan sosialisasi paras hanya kepada satu titik penekanan, otak memindai penampilan ke 2 Sari yg berhijab ini secara holistik.

Itulah kenapa kebanyakan orang kadang senang merasa kesulitan membedakan antara satu perempuan berhijab & yg lainnya, meski rona & contoh hijab mereka tidak sinkron. Apalagi waktu berada kepada wilayah awam, kepada mana otak nir sempat buat sungguh memindai & membedakan ciri paras masing-masing perempuan berhijab, yg bahkan mungkin tidak Enda kenal sebelumnya.

Apa artinya ini? Benarkah seluruh perempuan berhijab akan tampak mirip bagi orang luar? Belum tentu demikian, lho!

Persepsi sosialisasi paras antar satu orang & lainnya bisa tidak sinkron

Seperti yg sudah dijelaskan kepada atas, otak mengenali paras dengan urutan tertentu. Enda contohnya akan mencoba menghapal paras seseorang mulai dari mata, hidung, kemudian verbal. Tapi orang lain mungkin akan mengenali suatu paras dengan cara yg tidak sinkron, contohnya mulai dari hidung, verbal, mata.

Kedua otak dari pemilik tubuh tidak sinkron ini mendapatkan frekuwensi yg sama, akan namun bagaimana masing-masing memproses frekuwensi rambang ini bisa tidak sinkron. Bisa jadi Enda mengenali si A dari bentuk matanya duluan, ad interim sahabat samping Enda lebih bisa mengenali si A dari bentuk mulutnya.

Ini indikasi bahwa persepsi paras Enda kepada mata satu orang belum tentu sama dengan dengan pandangan orang lain terhadap paras Enda. Jadi jika berdasarkan Enda seluruh perempuan berhijab tampaknya mirip, belum tentu orang lain akan beropini sama. Ini karena biasanya jilbab atau hijab bukanlah faktor pokok bagaimana otak menilai kemiripan paras, melainkan dari ciri paras itu sendiri.
loading...

0 komentar untuk Kenapa Kebanyakan Wanita Berhijab Wajahnya Terlihat Mirip