4 Cara Mengatasi Kebiasaan Anak Mengemut Makanan

4 Cara Mengatasi Kebiasaan Anak Mengemut Makanan
Tidak sedikit orangtua yg mempunyai balita mengalami kebingungan tentang istiadat makan anaknya, yaitu mengemut kuliner tanpa menelannya. Anak dapat mengemut makanannya dalam waktu yg cukup lama.

Kondisi ini membuat aktivitas makan memakan waktu selama berjam-jam, sekaligus menguji kesabaran orangtua. Tak jarang, istiadat mengemut ini mengakibatkan orangtua meluapkan kemarahannya dengan memaksa anak menelannya. Hal ini akan menimbulkan trauma tersendiri bagi anak bahkan mampu membuatnya justru menolak makan sama sekali.

Terlalu acapkali menimbun kuliner di mulut dapat menaikkan risiko tersedak atau konsekuensi gizi lainnya yg mungkin jelek bagi tubuh. Selain itu, hal ini pula mampu memengaruhi kesehatan gigi anak. Untuk itu Enda perlu mencari cara untuk mengatasi istiadat jelek tersebut.

Tips mengatasi istiadat anak mengemut kuliner

Psikolog klinis Rachael Tan, mengatakan, hal terpenting yg perlu Enda lakukan pertama kali untuk mengatasi perkara ini merupakan mengidentifikasi kenapa anak Anak lebih suka mengemut makanannya ketimbang menelannya. Cara terbaik untuk menemukan jawabannya merupakan mengamati apa yg terjadi sebelum, selama, dan setelah makan.

Berikut ini beberapa hal yg perlu Enda lakukan untuk mengatasi anak yg mempunyai istiadat mengemut kuliner tanpa menelannya:

1. Perhatikan istiadat makan anak di saat-saat berikut

Sebelum makan

Aika beberapa jam sebelum makan anak mengonsumsi kuliner ringan, mungkin penyebab anak mengemut makanannya merupakan lantaran dia merasa terlalu kenyang untuk menelan kuliner lagi pada saat aktivitas makan akbar dimulai. Coba batasi asupan camilan anak sebelum makan akbar dan lihat perbedaannya.

Saat makan

Coba sadari, apakah Enda acapkali mengajaknya berbicara ketika dia sedang makan? Aika iya, mungkin ini galat satu alasan anak terus mengemut makanannya lantaran merasa tidak fokus terhadap aktivitas makannya. Tidak semua anak mampu melakukan dua hal sekaligus.

Misalnya, ketika anak sedang menonton TV dan Enda mengajaknya berbicara, mungkin perhatiannya akan lebih tertuju pada TV ketimbang mendengarkan Enda berbicara. Walaupun anak mungkin menatap Enda, tetapi tidak berarti dia mendengarkan apa yg Enda bicarakan. Begitupun ketika Enda mengajaknya berbicara ketika makan.

Untuk menguji dugaan ini, cobalah untuk mengajaknya mengobrol hanya saat anak sudah menelan makanannya. Jangan lupa berikan pujian saat anak berhasil menelan makanannya. Aika anak termotivasi dengan perhatian serta pujian yg Enda berikan, dia akan belajar bahwa dengan menelan kuliner dia akan mendapatkan lebih banyak pujian ketimbang menyimpannya lama-lama di dalam mulut. Anak pula belajar untuk tidak berbicara ketika mulut penuh kuliner.

Setelah makan

Sekarang, coba ingat-ingat, adakah hal yg biasanya Enda perintahkan setelah makan yg kira-kira tidak disukai anak Enda? Misalnya, mandi atau membersihkan bekas makannya sendiri. Aika iya, mungkin ini alasan anak Enda memperpanjang waktu makannya, yaitu untuk menghindari tugas tersebut.

Cobalah untuk merancang aktivitas yg kurang disukai dan sangat disukainya setelah makan. Lihat perbedaannya begitu Enda menerapkan ke 2 hal ini. Enda dapat memakai aktivitas yg disukainya dalam beberapa waktu untuk mendorong anak mematuhi tugas lain yg tidak ingin dia lakukan, termasuk soal makan. Bicara perlahan pada anak dan berikan penguatan positif supaya anak termotivasi dan mengikuti instruksi Enda. Saat rutinitas ini sudah sebagai istiadat, Enda mampu mengurangi taraf penguatan tersebut untuk melihat perubahan pada diri anak Enda.

2. Mengajak anak berbelanja kuliner yg ingin dimakannya

Mintalah anak untuk menemani Enda berbelanja bahan kuliner. Biarkan anak memilih kuliner baru yg mungkin disukainya, walaupun mungkin anak akan tertarik hanya lantaran rona dan bentuknya. Membuatnya berpartisipasi memilih kuliner yg akan dia makan mungkin akan sebagai cara digdaya untuk mengurangi kebiasaannya mengemut kuliner tanpa menelannya.

3. Menentukan durasi makan

Enda mampu berdiskusi dengan anak secara perlahan untuk menentukan durasi makan. Pasang timer atau alarm dan katakan pada anak jikalau alarm berbunyi tandanya waktu makan sudah habis. Bukan bermaksud untuk memburu-burunya, hal ini membantu mengajarkan anak bahwa muncul batas yg ditentukan berapa lama dia harus duduk untuk menghabiskan makanannya.

4. Pancing anak untuk menelan makanannya dengan makan bersama

Cara lain untuk menstimulasi anak menelan makannya merupakan dengan makan bersama. Ajak anak untuk makan bersama-sama dengan Enda dan coba untuk menampakan bahwa Enda menikmati kuliner dengan menggigit, mengunyah, dan menelannya untuk mendorong anak melakukan hal yg sama.

Aika cara-cara di atas tidak berhasil mungkin ini saatnya Enda berkonsultasi dengan psikolog anak untuk membantu Enda memecahkan perkara ini.
loading...

0 komentar untuk 4 Cara Mengatasi Kebiasaan Anak Mengemut Makanan