Pasalnya, di Amerika Serikat saja, kasus anak yang mengalami cedera akibat bermain trampolin terbilang cukup tinggi. Tujuh puluh dari 100 ribu anak berusia 0-4 tahun dilaporkan mengalami terkilir atau patah tulang akibat lompat-lompatan di trampolin park. Risiko cedera pun lebih akbar lagi seandainya menggunakan trampolin milik pribadi di rumah, dan dipakai dengan lebih dari satu orang dalam satu waktu.
Untuk menghindari banyak sekali risiko cedera pada anak ketika sedang asyik bermain di trampolin park, beberapa hal di bawah ini harus lebih Anda perhatikan.
Anak-anak lebih rentan cedera daripada orang dewasa
Terlepas dari banyak sekali manfaat kesehatan dari olahraga trampolin, orangtua tetap harus memerhatikan keamanan dan keselamatan anak saat berlompatan di atas trampolin. Tubuh anak yang belum sepenuhnya kuat membuatnya lebih rentan cedera. Anak-anak lebih rentan mengalami patah tulang daripada orang dewasa dikarenakan struktur tulang anak yang cenderung berpori-pori dan lebih lunak karena masih dalam masa pertumbuhan.
Terlebih lagi, anak-anak cenderung lebih nekat dalam bertindak serta tidak berpikir panjang akan bahaya. Cedera yang umumnya terjadi pada anak-anak saat bermain trampolin antara lain:
Patah tulang
Benturan kepala yang bisa menyebabkan gegar otak
Keseleo/terkilir
Memar, goresan, dan luka
Cedera kepala dan leher (hingga menyebabkan kelumpuhan)
Anak-anak biasanya mengalami cedera karena melakukan pendaratan yang salah setelah melompat, salto, atau jungkir balik; mencoba gerakan-gerakan baru, memukul atau terpukul secara tidak sengaja, serta jatuh dari trampolin.
Jangan pasang trampolin pribadi di rumah
Dengan mempertimbangkan kemungkinan risiko cedera, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar trampolin, baik yang berukuran akbar atau kecil, tidak boleh dipakai di rumah, di kelas olahraga, ataupun di taman bermain.
Trampolin hanya boleh dipakai dalam acara pelatihan yang diawasi, sama seperti olahraga senam, menyelam, dan olahraga kompetitif lainnya. AAP juga merekomendasikan banyak sekali cara yang lebih aman untuk mendorong anak-anak Anda untuk aktif secara fisik, seperti bermain lempar-tangkap, mengendarai sepeda (jangan lupa pakaikan helm), dan terlibat dalam olahraga tim seperti sepak bola atau basket.
Tips aman mengajak anak bermain di trampolin park
Namun, seandainya tetap ingin mengajak anak bermain di trampolin park, AAP menekankan untuk setiap orangtua memerhatikan tindakan pencegahan cedera ini dia:
Anak hanya boleh bermain saat terdapat pengawasan orang dewasa.
Hanya satu anak yang diperbolehkan melompat pada satu waktu. Sebaiknya penggunaan trampolin dipakai bergantian (tidak bersamaan). Apabila 2 atau lebih anak-anak berada di trampolin yang sama, permukaan trampolin yang tadinya lunak dan elastis akan cepat meregang dan menipis sehingga menciptakan permukaan padat yang bisa menyebabkan cedera. Hal inilah yang menyebabkan patah tulang ketika anak mendarat.
Jangan melakukan gerakan salto atau jungkir balik.
Pastikan terdapat jaring pengaman terpasang mengelilingi trampolin.
Pastikan trampolin dalam syarat baik dan ditempatkan secara benar.
Pastikan area sekitar trampolin aman.
Trampolin hanya boleh diletakkan pada permukaan yang rata.
Penggunaan sabuk pengaman/harness disarankan saat anak belajar atau mencoba gerakan baru.
Jila Anda menemukan bahan trampolin yang dipakai telah aus, rusak, atau cacat, segera beri tahu pihak penanggung jawab kawasan trampolin park tersebut.
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Tips Aman Mengajak Si Kecil Bermain di Trampolin Park