Baru-baru ini sebuah penelitian menemukan bahwa di dalam ASI mampu terdapat poly sekali zat kimia yang menjadi racun serta mengganggu kesehatan bayi.
Penelitian seputar ASI serta polusi
Tingkat polusi yang terjadi di kota-kota akbar, seperti Jakarta, sangat akbar serta akan berbahaya untuk kesehatan segala umur, temasuk bagi bayi yang membutuhkan lingkungan yang baik untuk menunjang pertumbuhan serta perkembangannya. Penelitian yang dibahas dalam Environmental Science and Technology ini mengemukakan bahwa ASI mampu terkontaminasi oleh suatu senyawa kimiawi yang disebut, perflournated alkylates (PFASs). PFASs ialah senyawa kimia yang paling tidak sporadis dipakai oleh industri yang menghasilkan teksktil, produk cat, sandang anti-air, serta poly sekali produk kuliner bungkus.
Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti asal Harvard T.H. Chan School of Public Health ini, melibatkan sebanyak 81 anak asal tahun 1997 hingga 2000. Kemudian para peneliti melihat kadar PFAS di dalam darah anak. Anak-anak tersebut diteliti darahnya ketika mereka berusia 11 bulan, 18 bulan, serta 5 tahun. Tidak hanya itu, untuk membandingkan para pakar juga mengukur jumlah PFASs di dalam tubuh ibu ketika ibu mengalami kehamilan pada minggu ke 32.
Hasil asal penelitian ini diketahui bahwa anak yang diberikan ASI eksklusif memiliki peningkatan jumlah PFASs dalam darah sebanyak 20 hingga 30 persen setiap bulannya, dibandingkan beserta anak yang diberikan ASI parsial, yaitu hadiahASI yang diiringi beserta kuliner atau minuman lain sebelum bayi berusia 6 bulan. Bahkan penelitian tersebut menemukan bahwa dalam beberapa kasus, tingkat PFASs pada anak lebih tinggi dibandingkan beserta tingkat PFASs pada ibu. Sehingga para peneliti menyimpulkan bahwa PFASs mampu menghasilkan ASI terkontaminasi serta zat tersebut tertular ke bayi melalui hadiahASI yang dilakukan ibu.
Bagaimana polusi mampu mempengaruhi ASI?
PFAS mampu mengontaminasi ASI ibu yang kemudian mempengaruhi perkembangan bayi. Menurut Center for Disease Control, Amerika, dampak yang mungkin timbulkan jikalau keracunan senyawa kimia ini ialah:
Gangguan tehadap perkembangan janin serta anak, termasuk gangguan dalam hal pertumbuhan, belajar, serta sikap
Menurunkan kesuburan alasannya adalah mampu mempengaruhi kadar hormon dalam tubuh
Meningkatkan kolesterol
Mempengaruhi sistem kekebalan imun
Meningkatkan risiko kanker
Senyawa PFASs ini didapatkan ibu asal lingkungan yang tingkat polusinya tinggi. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa perempuan yang tinggal di wilayah industri, area pertanian yang dengan pestisida, serta tingkat polusi udara yang tinggi, rentan terkontaminasi beserta PFASs yang kemudian mempengaruhi produksi ASI-nya.
Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa kandungan PFASs yang terdapat di dalam ASI yaitu sebanyak 200 hingga 100 nanogram/liter serta bayi mampu mengonsumsi ASI sebanyak 125 ml/kg berat badan. Lalu PFASs yang akan berpindah asal ASI ke tubuh bayi yaitu sebanyak 1 mikrogram/kg berat badan selama 6 bulan bayi mengonsumsi ASI. Walaupun kandungan PFASs yang mungkin diminum oleh bayi asal ASI sedikit, namun membutuhkan waktu yang sangat usang untuk menghilangkan zat PFASs yang terdapat di dalam tubuh. Para pakar menyebutkan bahwa setidaknya butuh waktu minimal 4 tahun untuk menurunkan kadar PFASs di dalam tubuh, bahkan untuk beberapa orang membutuhkan waktu yang lebih usang.
Apakah ini artinya menaruh ASI itu bahaya bagi bayi?
Sampai saat ini, ASI masih merupakan kuliner yang paling baik diberikan untuk bayi. Bahkan WHO menganjurkan untuk menaruh ASI eksklusif selama 6 bulan serta diteruskan hingga anak berusia 2 tahun diiringi beserta hadiahmakanan pendamping ASI. Pemberian ASI juga dianggap mampu membantu pertumbuhan serta perkembangan bayi serta menurunkan risiko bayi terkena penyakit degeneratif pada usia dewasa. Sehingga, tidak terdapat alasan untuk tidak menaruh ASI eksklusif kepada anak.
Selain itu, Centers of Disease Control menyampaikan bahwa hampir semua orang memiliki PFASs dalam darahnya walaupun dalam kadar yang sangat sedikit. Hal ini terjadi alasannya adalah hampir semua produk yang dihasilkan oleh industri memakai PFASs, seperti pada jas hujan, karpet, furniture, serta berapa bahan sandang. Namun paparan asal benda-benda tersebut tidak terlalu berbahaya dibandingkan beserta paparan PFASs yang terdapat di dalam minuman atau kuliner.
Oleh karenanya, pastikan bahwa Anda meminum air serta memakan kuliner yang bebas asal kontaminasi beserta melakukan penyaringan untuk air serta proses memasak untuk kuliner. Tidak hanya itu, terkadang di dalam make up juga terkandung PFASs, sehingga usahakan Anda memastikan bahwa produk yang Anda pakai bebas asal hal tersebut.
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Ternyata, ASI Bisa Mengandung Senyawa Kimia yang Beracun