Anak Gemuk Berisiko Mengalami Obesitas Saat Dewasa

Anak Gemuk Berisiko Mengalami Obesitas Saat Dewasa
Obesitas ketika ini sebagai masalah krusial pada global kesehatan. Dampaknya terhadap masalah kesehatan sangat akbar. Obesitas menaikkan risiko terkena penyakit jantung, diabetes mellitus (kencing elok), penyakit sendi, & juga kanker. Bika terjadi pada anak, obesitas juga mampu mengakibatkan masalah lain yang merugikan kualitas hayati anak seperti gangguan tidur, gangguan pertumbuhan anggota motilitas kaki.

Selain itu, dalam kehidupan sosial, obesitas membuat orang sebagai merasa kurang percaya diri. Banyak orang berlomba melakukan diet untuk menjaga bentuk tubuh ideal.

Cukup sulit bagi seseorang untuk mengembalikan berat badan sebagai ideal ketika telah obesitas. Karena itu, sebenarnya hegemoni wajib dimulai ketika masih masa kanak-kanak. Sayangnya masih banyak orangtua yang menduga bahwa anak gemuk itu menggemaskan, sehingga si mini dibiarkan saja permanen gemuk bahkan hingga beliau bergerak remaja.

Kapan seseorang disebut obesitas?

Penentuan status gizi dilakukan dengan menghitung indeks masa tubuh (IMT) alias Body Mass Index (BMI) yang memakai rumus berat badan dalam kilogram dibagi dengan (tinggi badan)dua dalam meter. Disebut gemuk jikalau output IMT pada atas 25 & disebut obesitas jikalau IMT pada atas 30.

Untuk mengetahui berapa indeks massa tubuh Knda, silakan cek pada Kalkulator BMI ini, atau klik link bit.ly/indeksmassatubuh

Mengapa obesitas mampu terjadi?

Obesitas terjadi output ketidakseimbangan jumlah kalori yang dikonsumsi, dengan tenaga yang dimuntahkan tubuh. Kegemukan juga mampu terjadi output pola makan yang keliru, yaitu mengonsumsi makanan dalam porsi akbar, tinggi lemak, tinggi karbohidrat, tetapi rendah serat & tidak kaya akan vitamin & mineral.

Hal ini juga diperburuk dengan kegiatan fisik yang kurang. Faktor lain seperti faktor genetik juga dipercaya berperan dalam terjadinya obesitas.

Kegemukan pada anak mampu berlanjut hingga dewasa

Beberapa penelitian menunjukan bahwa anak-anak & remaja yang mengalami kegemukan, berisiko dua kali lipat untuk mengalami obesitas ketika dewasa dibandingkan dengan anak-anak yang semasa mini tidak obesitas.

Mempertahankan berat badan ideal ketika masa kanak-kanak & remaja mampu mengurangi risiko terjadinya obesitas ketika dewasa.

Bagaimana cara mencegah obesitas pada anak?

Tidak seperti orang dewasa yang mampu memilih makanan, anak & remaja lebih banyak ditentukan oleh lingkungan pada ketika memilih makanan. Pada anak, faktor pokok penyebab obesitas artinya orang tua yang memberikan makanan dalam porsi hiperbola. Hal ini akan mengakibatkan proses penambahan berat badan yang sangat cepat. Orang tua berperan krusial dalam memilihkan makanan yang akan dikonsumsi oleh anak serta mengatur kegiatan fisik harian anak.

Berikut artinya beberapa pola hayati sehat yang dianjurkan Departemen Kesehatan untuk pencegahan obesitas:

Konsumsi butir & sayur lebih menurut lima porsi sehari.
Kurangi makanan & minuman elok.
Kurangi makanan berlemak & gorengan.
Biasakan makan pagi & membawa makanan bekal ke sekolah.
Biasakan makan dengan keluarga minimal satu kali sehari.
Makan didasarkan  waktunya.
Batasi menonton TV, bermain personal komputer, game/playstation sebagai kurang menurut dua jam per hari.
Tidak menyediakan TV pada kamar anak.
Tingkatkan kegiatan fisik minimal satu jam per hari.
loading...

0 komentar untuk Anak Gemuk Berisiko Mengalami Obesitas Saat Dewasa