Mengenal Mekonium Feses Pertama Bayi

Mengenal Mekonium Feses Pertama Bayi
Tahukah Knda? Bayi dalam kandungan Knda ternyata sudah makan & minum. Bahkan, bayi ketika masih dalam kandungan sanggup mengeluarkan feses pertamanya. Feses pertama bayi inilah yg dikenal menjadi menjadi mekonium. Namun, normalnya feses bayi keluar pertama kali ketika bayi sudah lahir. Tentu, feses bayi ini tidak sama beserta feses umumnya. Ingin memahami misalnya apa itu mekonium bayi? Berikut penjelasannya.

Apa itu mekonium?

Mekonium adalah feses pertama bayi. Normalnya, feses ini akan dimuntahkan bayi sehabis lahir, kira-kira 24 jam pertama sehabis bayi lahir. Bika bayi nir mengeluarkan mekonium selama 24 jam pertama sehabis kelahiran, maka bayi perlu diperiksa sang dokter. Bayi mungkin mengalami penyumbatan dalam ususnya atau dilema kesehatan lain, misalnya hipotiroidisme, cystic fibrosis, atau penyakit Hirschsprung. Selain itu, mekonium juga sanggup dimuntahkan bayi ketika bayi masih berada dalam dalam kandungan, akan akan tetapi hal ini sanggup membahayakan bayi.

Feses pertama bayi mengandung bahan-bahan yg masih terdapat dalam cairan ketuban yg ditelan bayi ketika dalam kandungan. Beberapa yg sanggup Knda temukan dalam mekonium adalah sel-sel kulit yg sudah dibuang, sel-sel usus, lendir, empedu, air, & lanugo (bulu halus yg menutupi bayi). Ya, mekonium nir mengandung residu-residu masakan yg misalnya Knda bayangkan.

BACA JUGA: Apa yg Terjadi Bika Air Ketuban Rusak?

Seperti apa rupa & bentuk feses pertama bayi?

Feses pertama bayi bukan berwarna kuning atau coklat misalnya yg Knda pikirkan. Tetapi, feses pertama bayi memiliki rona hijau kehitaman. Jadi, jikalau Knda melihat feses bayi baru lahir berwarna hijau kehitaman, Knda jangan terkejut alasannya adalah ini hal yg normal terjadi dalam seluruh bayi baru lahir.

Tekstur mekonium pun lebih kental & lengket, nir misalnya feses biasa. Namun, mekonium nir mengeluarkan bau misalnya feses umumnya. Hal ini alasannya adalah mekonium bebas berdasarkan bakteri, usus bayi belum dimasuki sang mikroorganisme.

Saat mekonium bayi keluar dalam bayi yg sudah lahir, mekonium ini sangat lengket melekat dalam kulit bayi. Jadi, Knda perlu hati-hati ketika membersihkannya. Mungkin Knda membutuhkan minyak buat membantu membersihkan kulit bayi yg terkena mekonium.

Mungkin, bayi yg baru lahir akan mengeluarkan mekonium berkali-kali dalam sehari atau lebih. Namun, ini nir akan berlangsung usang. Lama-kelamaan feses bayi yg keluar akan berubah rona menjadi kuning misalnya umumnya & juga mengeluarkan bau. Setelah beberapa hari bayi lahir (kira-kira tiga-lima hari sehabis lahir), feses bayi akan berubah rona seiring beserta hadiahmakan kepada bayi.

Apa yg berakibat feses bayi sudah keluar ketika masih dalam kandungan?

Sebagian bayi mungkin akan mengeluarkan mekonium ketika masih berada dalam kandungan atau ketika proses kelahiran. Hal ini sanggup ditimbulkan sang poly sekali faktor. Salah satunya adalah alasannya adalah stres fisiologis yg dialami bayi dalam kandungan, misalnya infeksi atau proses kelahiran yg sulit. Penekanan dalam tali pusar atau kepala bayi ketika proses kelahiran sanggup berakibat mekonium keluar.

Pada ketika ini, bayi mengalami kekurangan oksigen sesaat yg berakibat otot-otot sphincter bayi berelaksasi, menjadi akibatnya mekonium sanggup keluar sebelum bayi berhasil lahir ke global. Bayi yg sudah sanggup mengeluarkan mekonium sebelum lahir artinya sudah memiliki sistem pencernaan yg matang sebelum mereka lahir.

BACA JUGA: Bahaya Prolaps, Saat Tali Pusar Mendahului Kepala Bayi

Mekonium yg keluar dalam rahim sanggup bercampur beserta cairan ketuban. Saat cairan ketuban pecah, Knda sanggup melihat rona cairan tadi buat memperkirakan kapan mekonium sudah dimuntahkan sang bayi.

Bika rona cairan ketuban kehijauan, artinya mekonium baru saja dimuntahkan sang bayi.
Bika rona cairan ketuban relatif coklat atau kekuningan, umumnya mekonium dimuntahkan lebih awal atau sudah usang berada dalam cairan ketuban.

Mekonium yg masih terdapat dalam cairan ketuban sanggup membahayakan kesehatan bayi dalam kandungan alasannya adalah bayi sanggup saja menghirup mekonium dalam cairan ketuban tadi. Bayi yg menghirup mekonium dalam cairan ketuban, baik sebelum, selama, atau sehabis persalinan sanggup mengalami sindrom aspirasi mekonium & ini sanggup membahayakan bayi.

Apa akibatnya jikalau bayi sudah buang air akbar dalam dalam perit?

Sindrom aspirasi mekonium adalah dilema pernapasan yg terjadi alasannya adalah bayi menghirup mekonium ketika masih dalam kandungan dalam akhir kehamilan atau selama proses kelahiran. Mekonium dalam cairan ketuban yg dihirup bayi sanggup menyumbat saluran pernapasan bayi, sebagian atau seluruhnya. Penyumbatan dalam saluran pernapasan bayi berakibat bayi lebih sulit bernapas & bayi mengalami kekurangan oksigen. Infeksi paru-paru juga sanggup terjadi alasannya adalah mekonium masuk ke dalam paru-paru bayi.

Tidak seluruh bayi yg mengeluarkan mekonium dalam kandungan akan mengalami sindrom aspirasi mekonium. Beberapa bayi nir mengalami dilema ini & beberapa lainnya sanggup mengalami sindrom aspirasi mekonium mulai berdasarkan taraf ringan hingga sangat berfokus. Hal ini tergantung berdasarkan seberapa parah mekonium menyumbat saluran pernapasan bayi & berapa usang hal tadi terjadi.

Faktor risiko berdasarkan sindrom aspirasi mekonium adalah:

Bayi yg lahir melewati lepas seharusnya dia lahir (lahir dalam usia kehamilan lebih berdasarkan 41 minggu)
Bayi mengalami kesulitan ketika dilahirkan atau bayi mengalami syarat gawat janin
Bayi mengalami dilema beserta plasenta atau tali pusar
Bayi lebih mini berdasarkan usia kehamilan (small for gestational age), ditandai beserta berat badan bayi rendah

Tanda-menandakan berdasarkan sindrom aspirasi mekonium adalah:

Bayi bernapas lebih cepat (takipnea) atau mengalami kesulitan bernapas
Napas bayi mendengus
Pernapasan bayi berhenti sesaat (apnea)
Sianosis (kulit bayi berwarna kebiruan)
Dada bayi lebih akbar

BACA JUGA: Pengaruh Pada Bayi Bika Cairan Ketuban Terlalu Banyak Atau Sedikit
loading...

0 komentar untuk Mengenal Mekonium Feses Pertama Bayi