Kenapa Lansia Jadi Gampang Lupa Setelah Bangun Tidur

Kenapa Lansia Jadi Gampang Lupa Setelah Bangun Tidur
Bukan isu baru lagi jikalau lansia dalam biasanya lebih rentan pikun. Pasalnya, fungsi otak akan semakin menurun seiring bertambahnya usia. Akan namun, sebuah penelitian menemukan bahwa lansia terutama lebih gampang lupa waktu bangun tidur. Kenapa bisa begitu?

Lansia lebih gampang lupa waktu bangun tidur

Pernyataan dalam atas dirancang sang sekelompok tim peneliti berdasarkan University of California, Berkeley (UC Berkeley) setelah mengamati output scan otak & pola tidur berdasarkan 2 gerombolan partisipan tidak selaras: satu gerombolan ialah 20 orang dewasa belia, ad interim gerombolan lainnya ialah 32 lansia yg berusia 60-70 tahun.

Sebelum tidur, peneliti meminta ke 2 gerombolan buat menghafal 120 pasang istilah, & mereka mengamati kegiatan gelombang listrik otak peserta selama tidur memakai elektroda. Normalnya, kegiatan gelombang otak terdiri berdasarkan gelombang lambat yg terjadi setiap detik & gelombang cepat (spindle) yg terjadi lebih kurang 12 kali per detik. Kedua gelombang otak ini terjadi dalam tahapan tidur non-REM, transisi berdasarkan tidur ayam menuju tidur nyenyak bermimpi. 

Di pagi berikutnya, para peserta diminta buat mengucapkan balik  istilah-istilah yg sudah dihafalkan semalam. Kelompok lansia berhasil mengingat jumlah istilah yg jauh lebih sedikit daripada orang dewasa belia. Hasil penelitian ini dimuat dalam jurnal Neuron.

Mengapa demikian?

Normalnya, tidur membantu otak buat mengatur ulang kabar yg kita peroleh selama satu hari penuh & lalu menyimpannya dalam ingatan. Proses ini disebut sebagai konsolidasi, alias penguatan memori.

Peneliti menemukan bahwa proses penuaan alami mengganggu rendezvous antara gelombang lambat & gelombang cepat. Padahal, ke 2 gelombang ini wajib bisa bertemu dalam momen yg pas buat mengokohkan ingatan baru selama tidur.

Seharusnya, gelombang lambat akan terjadi lebih dulu lalu disusul sang gelombang cepat. Namun, rentang waktu antar 2 gelombang ini sebenarnya amat sangat singkat, hanya sepersepuluh detik.

Seiring penuaan, otak nir lagi bisa mengkoordinasikan waktu rendezvous antar ke 2 gelombang otak tadi secara seksama. Ketika ke 2 gelombang otak ini nir bisa bertemu, otak nir bisa menguatkan ingatan baru yg masuk mutlak sebelum tidur. Akibatnya, lansia jadi cepat lupa waktu bangun tidur  bukannya malah mengingat.

Periset lalu juga mengatakan bahwa ketidakmampuan otak buat mengkoordinasikan waktu rendezvous gelombang dalam tidur bisa ditimbulkan sang penyusutan otak (atrofi otak) khususnya dalam area korteks medial frontal, yg dikenal memproduksi tidur nyenyak.

Efek kurang tidur nyenyak itu sendiri tlah usang dikaitkan bareng penurunan fungsi kognitif otak. Pikiran yg berkabut waktu bangun tidur menyulitkan Knda buat berkonsentrasi, memusatkan perhatian, & merogoh keputusan.

Bisakah dicegah?

Peneliti konfiden bahwa membiarkan lansia mendapatkan tidur nisbi bisa membantu meringankan imbas ini. Sebaiknya menetapkan jam tidur yg rutin bagi lansia setiap hari. Dengan begitu, tubuh usang-usang akan terlatih buat tidur & bangun dalam waktu yg mutlak. Agar bisa cepat terlelap, sebaiknya buat mematikan ponsel, televisi, & indera elektronik lainnya waktu Knda sudah dalam kawasan tidur.

Selain itu, hindari konsumsi minuman berkafein mirip kopi, teh, & minuman bersoda kira-kira enam jam sebelum tidur. Kemudian, cobalah buat memproduksi tubuh & pikiran kalem sebelum tidur bareng teknik relaksasi, contohnya teknik pernapasan dalam atau meditasi.
loading...

0 komentar untuk Kenapa Lansia Jadi Gampang Lupa Setelah Bangun Tidur