Sebagian akbar otitis media akut (congek) terjadi pada bayi & anak-anak
Sebuah studi yg meneliti faktor usia pada terjadinya OMA menyatakan bahwa OMA adalah penyakit yg generik terjadi pada bayi, balita, & anak-anak. Kasus OMA pada orang dewasa juga dilaporkan terjadi, namun dengan jumlah kasus yg tidak setinggi pada anak-anak. Sebuah penelitian di Brasil menyebutkan perkiraan insidensi OMA pada orang dewasa hanya berkisar 0,004% saja walaupun umumnya keparahannya lebih berat pada orang dewasa dibandingkan pada anak-anak.
Di Amerika Serikat, otitis media adalah diagnosis yg paling seringkali ditegakkan pada anak-anak pra-sekolah, bahkan kejadiannya semakin tinggi selama dekade terakhir. Sebanyak 70% berasal anak-anak mengalami 1 kali agresi OMA sebelum usia dua tahun. Di Kanada, sebuah studi yg dilakukan di Quebec mendapatkan bahwa pada usia 3 tahun, 60-70% anak telah mengalami minimal 1 kali episode OMA. Di Indonesia & negara-negara berkembang, hampir 65% anak-anak usia pra sekolah pernah mengalami peradangan indera pendengaran tengah setidaknya 1x, & hal ini semakin tinggi pada kelompok ekonomi menengah ke bawah yg memiliki tingkat kebersihan yg rendah.
Melihat fakta ini, timbullah pertanyaan, mengapa anak lebih gampang sakit indera pendengaran? Ternyata, jawabannya terletak pada perkembangan tubuh kita. Yuk ikuti penjelasannya.
Mengenal struktur tuba eustachius di tubuh kita
Tuba eustachius artinya saluran yg menghubungkan rongga indera pendengaran tengah dengan nasofaring, yaitu wilayah di belakang hidung. Tuba eustachius biasanya dalam keadaan steril serta tertutup, & baru terbuka apabila udara diharapkan masuk ke indera pendengaran tengah atau pada ketika mengunyah, menelan, & menguap. Pembukaan tuba terjadi apabila terdapat disparitas tekanan indera pendengaran tengah & tekanan udara luar antara 20 sampai dengan 40 mmHg. Tuba eustachius memiliki 3 fungsi krusial yaitu:
Ventilasi, berguna buat menjaga supaya tekanan udara dalam indera pendengaran tengah selalu sama dengan tekanan udara luar.
Proteksi, yaitu melindung indera pendengaran tengah berasal tekanan suara, & menghalangi masuknya cairan berasal nasofaring ke indera pendengaran tengah.
Drainase bertujuan buat mengalirkan hasil cairan indera pendengaran tengah ke nasofaring
Otitis Media Akut berkaitan erat dengan fungsi tuba eustachius. Fungsi abnormal tuba eustachius adalah faktor yg krusial pada otitis media. Sebagian akbar OMA pada anak-anak dimulai oleh infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) atau alergi, sebagai akibatnya terjadi pembengkakan pada dinding saluran napas atas, termasuk tuba eustachius. Tuba eustachius menjadi sempit, sebagai akibatnya terjadi sumbatan tekanan negatif pada indera pendengaran tengah. Bila keadaan demikian berlangsung lama, akan menimbulkan masuknya virus atau bakteri berasal nasofaring ke dalam indera pendengaran tengah melalui tuba eustachius.
Kemudian, seandainya terjadi gangguan hasil sumbatan tuba, ini akan mengaktivasi proses peradangan kompleks yg menimbulkan terbentuknya cairan dalam indera pendengaran tengah. Adanya bakteri yg masuk ke indera pendengaran tengah menimbulkan peradangan semakin hebat & terbentuk nanah (congek). Pendengaran mampu terganggu sebab gendang indera pendengaran & tulang-tulang pendengaran tidak mampu bergerak bebas terhadap getaran. Jumlah cairan yg terlalu banyak akhirnya mampu merobek gendang indera pendengaran hasil tekanan yg meninggi.
Kenapa anak gampang terserang sakit indera pendengaran ini?
Pada awal perkembangan tubuh manusia, bentuk & fungsi berbagai macam organ tubuh belum sepenuhnya matang pada masa neonatus, bayi, & anak-anak. Oleh sebab itu, ada penyakit-penyakit yg gampang diderita oleh anak-anak, begitupun ada beberapa penyakit yg lebih lazim diderita orang dewasa. Pada Otitis Media Akut (OMA), ada beberapa faktor yg menimbulkan anak lebih gampang terserang OMA yaitu :
1. Ukuran tuba eustachius yg tidak sinkron
Ukuran tuba eustachius pada anak & bayi lebih pendek dibandingkan orang dewasa. Panjang tuba orang dewasa 37,5 mm & pada anak di bawah umur 9 bulan artinya 17,5 mm. Hal ini meningkatkan peluang terjadinya hubungan berasal hidung bagian belakang (nasofaring) yg akan menganggu drainase melalui tuba eustachius.
dua. Bentuk tuba eustachius yg tidak sinkron
Bentuk tuba eustachius pada bayi & anak terbilang unik. Bentuknya lebih lebar & kedudukannya lebih horizontal (mendatar) dibandingkan tuba orang dewasa. Kondisi ini membuat peradangan pada tuba eustachius menjadi sangat seringkali terjadi pada anak-anak. Peradangan tadi akan memicu gangguan pada tuba eustachius dalam memproteksi indera pendengaran tengah sebagai akibatnya kesamaan terjadinya infeksi pada indera pendengaran tengah semakin tinggi.
3. Tuba eustachius yg belum paripurna
Pada anak, tuba eustachius belum berkembang paripurna. Diameter tuba pada anak lebih kecil, menimbulkan sumbatan pada tuba lebih gampang terjadi. Seiring dengan perkembangan usia, tuba eustachius akan bertambah panjang & sempit serta lebih mengarah ke tengah, jauh berasal hidung bagian belakang. Hasilnya, fungsi tuba eustachius akan lebih mapan dalam memproteksi indera pendengaran tengah. Oleh sebab itu, secara generik insidensi OMA akan menurun seiring dengan peningkatan usia manusia.
4. Ukuran adenoid yg tidak sinkron
Adenoid artinya galat satu organ di tenggorokan bagian atas yg berperan dalam kekebalan tubuh. Pada anak-anak, adenoid relatif lebih akbar dibanding orang dewasa. Posisi adenoid berdekatan dengan muara tuba eustachius sebagai akibatnya adenoid yg akbar mampu mengganggu terbukanya tuba eustachius.
5. Sistem pertahanan tubuh anak masih rendah
Imunitas yg belum berkembang pada tubuh bayi & anak menimbulkan mereka gampang terserang berbagai penyakit. Salah satu yg tersering artinya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA yg berulang pada anak menimbulkan infeksi menyebar ke indera pendengaran tengah. Selain itu, adenoid mampu terinfeksi hasil ISPA kemudian menyebar ke indera pendengaran tengah melalui tuba eustachius. Rendahnya IgA & IgG pada anak, meningkatkan kesamaan terjadinya OMA pada anak dibandingkan kalangan usia yg lebih tua. Hal yg tidak sinkron terjadi pada orang dewasa, di mana perkembangan sistem imun telah berkembang lebih bertenaga sebagai akibatnya agresi mikroorganisme mampu diantisipasi lebih baik.
BACA JUGA:
Tips Mengatasi Telinga Berdenging Saat Naik Kendaraan
Mengapa Tidak Boleh Membersihkan Telinga dengan Cotton Bud?
Anak Masih Belum Bisa Bicara? Waspada Kelainan Tuli Kongenital
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Mengapa Anak Lebih Mudah Sakit Telinga