Salah satu kandungan kuliner yang rawan dikonsumsi hiperbola ialah gula. Biasanya, dalam kondisi normal bunda menyusui memang lebih mudah merasa lapar & cenderung menyukai kuliner yang cantik-cantik, hal inilah yang kadang membuat bunda lupa untuk mengontrol gula darahnya sendiri
Gula mampu ditransfer melalui ASI & menaikkan risiko obesitas kepada anak
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Keck School of Medicine kepada University of Southern California memberitahuakn bahwa kandungan gula fruktosa dalam kuliner mampu ditransfer dari bunda ke bayi melalui ASI. Dari penelitian tadi diketahui jikalau kandungan gula fruktosa yang ditransfer oleh bunda lewat ASI mampu menaikkan risiko bayi mempunyai berat badan berlebih atau obesitas.
Gula fruktosa bukanlah komponen alami dari ASI, jenis gula ini mampu ditemukan dalam buah, kuliner olahan & soda. Kandungan fruktosa ini disebut sebagai gula sisa yang berasal dari kuliner bunda.
Goran, direktur pendiri Childhood Obesity Research Center Di Keck School of Medicine berkata, jikalau bayi & anak-anak dibiarkan mengonsumsi gula fruktosa dalam jumlah yang poly selama proses pertumbuhan & perkembangannya, maka mereka akan lebih berisiko mengalami kasus bareng perkembangan kognitifnya dan membuat risiko seumur hayati mengalami obesitas, diabetes, penyakit liver & penyakit jantung.
Penelitian lain telah memberitahuakn bahwa kandungan gula fruktosa & pemanis sintesis dalam ASI sangat ganggu & berbahaya selama periode pertumbuhan & perkembangan kritis kepada tahun pertama setelah anak lahir. Itu sebabnya, kandungan fruktosa dalam ASI sangat berisiko terhadap kesehatan anak.
Kandungan gula fruktosa kepada ASI
Tahun pertama setelah anak lahir ialah periode kritis untuk membuat jaringan otak & memperkuat pondasi sistem metabolismenya. Bika bayi menelan ASI yang mempunyai kandungan fruktosa tinggi, maka sistem metabolismenya akan melatih sel-sel penyimpanan pra lemak untuk sebagai sel lemak, nah akibatnya akan menaikkan risiko bayi kepada suatu hari mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Dari data penelitian, para peneliti berkata bahwa homogen-homogen bayi yang berusia 1 bulan akan mengonsumsi 10 miligram (kurang lebih sebutir beras) fruktosa dari ASI bunda per harinya. Satu mikrogram fruktosa per mililiter ASI seribu kali lebih rendah dari jumlah laktosa yang ditemukan kepada ASI, dihubungkan bareng peningkatan berat badan & lemak tubuh sebanyak lima hingga 10 persen kepada bayi dikala usia enam bulan.
Tips menjaga asupan makan selama menyusui
Berdasarkan penelitian yang sudah dijelaskan kepada atas, itu sebabnya sangat krusial bagi bunda untuk memperhatikan asupan kuliner yang mampu dilakukan bareng cara menerapkan diet gizi seimbang agar mampu memproduksi ASI yang sehat, nir hanya untuk si mini namun juga kesehatan tubuh Enda.
Untuk menjaga & mengontrol asupan kuliner selama menyusui, Enda mampu melakukan perubahan gaya hayati bareng menerapkan gaya hayati sehat. Mulai mengontrol porsi kuliner, istirahat yang nisbi, mengendalikan stres, & lain sebagainya.
Enda juga mampu menghindari kuliner sesuai kepentingannya, misalnya hindari segala produk kuliner olahan yang tinggi akan kandungan pemanis sintesis misalnya, soda, juz buah yang dibubuhi gula, permen, kudapan manis, buah kaleng, buah kemarau & lain sebagainya. Baiknya Enda mengonsumsi kuliner dalam bentuk aslinya. Itu sebabnya, mengonsumsi buah-buahan segar & sayuran sangat kepada anjurkan selama masa menyusui. Jangan lupa, Enda juga perlu mengimbangi asupan gula dari protein ataupun lemak.
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Awas, Terlalu Banyak Makan Gula Saat Menyusui Bisa Bikin Bayi Obesitas