4 Dampak Buruk Makanan Manis Pada Otak Anda

Siapa yg nir suka kuliner manis? Beberapa literatur bahkan menyatakan bahwa sebenarnya seluruh insan menyukai rasa manis, namun beserta kadar yg bhineka. Tapi, jikalau Knda penggemar fanatik kuliner manis, maka Knda wajib lebih waspada beserta syarat kesehatan Knda. Sebab, kuliner beserta tinggi gula nir hanya buruk bagi penderita diabetes, namun hal tadi juga buruk bagi kesehatan otak Knda.

Apa saja implikasi kuliner manis dalam otak?

Berikut adalah implikasi yg terjadi dalam otak Knda bila terlalu seringkali makan kuliner bergula tinggi

1. Makanan manis bisa memengaruhi otak hingga Knda kecanduan

Percaya atau nir, kuliner manis bisa memproduksi Knda kecanduan mirip seseorang yg kecanduan rokok atau alkohol. Ya, ketika kuliner manis, mirip permen, coklat, atau es krim masuk ke dalam ekspresi, pengecap akan mengartikan rasa manis  yg terdapat dalam dalam kuliner tadi. Kemudian, saraf pengecap tertentu menyampaikan frekuwensi dalam otak & merangsang produksi hormon dopamin, yaitu hormon kebahagiaan.

Biasanya, hormon dopamin akan didapatkan secara alami sang tubuh andai saja Knda mengalami sesuatu hal yg menyenangkan. Namun, jikalau jumlah hormon ini terlalu poly dalam dalam tubuh, bisa membuahkan kecanduan & harapan mengonsumsi lebih poly kuliner manis.

Bahkan dalam sebuah penelitian yg dilakukan dalam anak obesitas, kuliner manis diketahui bisa mengaktifkan bagian otak yg mengatur respon food reward, yaitu sebuah harapan buat mendapatkan imbalan, akan namun dalam hal ini imbalan yg diinginkan adalah kuliner yg mengandung gula tinggi itu sendiri.

2. Mengganggu kepandaian

Penelitian yg dilakukan dalam tahun 2012 sumber University of California, Los Angeles menyampaikan fruktosa (keliru satu jenis gula) ke hewan percobaan. Kemudian, dalam akhir penelitian diketahui andai saja asupan gula yg tinggi tadi membuahkan kerusakan saraf yg menjadi sentra berpikir & berkomunikasi dalam tikus.

Tidak hanya itu, dalam hewan percobaan tadi juga ditemukan terjadinya resistensi hormon insulin, hormon yg berperan dalam mengatur kadar gula darah & fungsi sel otak. Di dalam saraf sentra, hormon insulin memiliki tanggung jawab buat menghubungkan sel-sel saraf dalam berkomunikasi. Sehingga, andai saja jumlah hormon insulin nir normal yg akan terjadi kuliner manis, maka bisa membuahkan sel saraf nir berkomunikasi beserta baik & poly keterangan yg nir tersampaikan, & kemampuan mengingat menurun.

Walaupun penelitian ini dilakukan dalam tikus, namun para peneliti percaya bahwa hal ini juga bisa terjadi dalam otak insan.

tiga. Terlalu seringkali kuliner manis justru memproduksi Knda depresi

Respon pertama yg terdapat ketika Knda makan kuliner manis adalah peningkatan hormon kebahagiaan, yaitu hormon dopamin. Tetapi, andai saja Knda terlalu seringkali makan kuliner tadi, yg Knda nikmati bukanlah rasa suka atau suka, melainkan depresi & rasa tertekan. Mengapa hal ini terjadi?

Gula & seluruh kuliner yg mengandung karbohidrat sebenarnya bisa merusak neurotranstimitter otak (zat yg menjadi mediator komunikasi antar sel saraf) yg berfungsi buat menstabilkan mood. Sehingga, masuk akal andai saja sesudah mengonsumsi kuliner beserta gula yg tinggi, Knda mengalami perubahan emosi.

Bahkan hal ini sudah terbukti dalam sebuah penelitian yg menemukan bahwa gerombolan orang yg seringkali makan kuliner instan yg mengandung gula tinggi cenderung lebih simpel depresi & memiliki kecemasan yg hiperbola.

4. Memicu penurunan kognitif & menaikkan risiko Alzheimer

Telah poly studi yg menemukan bahwa diet tinggi gula bisa membuahkan penyakit Alzheimer. Sebuah studi yg dilakukan dalam tahun 2013 kemudian menjelaskan bahwa syarat resistensi insulin & kadar gula tinggi nir hanya menjadi mengambarkan sumber penyakit diabetes saja, namun juga menaikkan risiko kerusakan jaringan otak yg bisa membuahkan Alzheimer. Bahkan para peneliti menyebut penyakit Alzheimer menjadi diabetes tipe tiga alasannya adalah penyakit ini terdapat yg akan terjadi seringnya mengonsumsi kuliner manis.

loading...

Penulis: upiknugroho8117