Kebiasaan Isap Jempol Bisa Bantu Anak Melawan Alergi

Kebiasaan Isap Jempol
Aika tata cara isap bunda jari serta gigit kuku anak menciptakan Anda kesal, Anda akan suka mendengar bahwa sebuah penelitian baru berhasil mengungkap misteri kesehatan dalam balik 2 tata cara tipikal anak-anak ini.

Anak yang hobi isap jempol serta gigit kuku diduga mempunyai penurunan risiko alergi

Anak yang hobi isap jempol serta gigit kuku diduga mempunyai penurunan risiko untuk menderita alergi. Setidaknya, begitulah output penelitian asal Selandia Baru yang diungkap dalam jurnal Pediatrics, Juli 2016 kemudian, dilansir dari CNN.

Setelah menjalankan penelitian skala akbar selama lebih dari 30 tahun, tim peneliti menemukan bahwa anak yang hobi mengisap bunda jari serta menggigit kuku melewati usia prasekolah lebih kebal terhadap perkembangan alergi, serta dapat mengembangkan manfaat konservasi tadi yang bertahan sampai mereka beranjak dewasa.

Studi ini meneliti grup anak (total 1000 anak): 38 % anak mempunyai keliru salah satu 2 tata cara, entah itu mengisap jempol atau gigit kuku, serta 49 % lainnya nir mempunyai tata cara apapun. Benang merahnya, ke 2 grup ini mempunyai setidaknya satu jenis alergi (yang mampu bertahan sampai usia dewasa). Mungkin yang paling mengejutkan artinya, tim peneliti menemukan bahwa grup anak yang mempunyai ke 2 tata cara jelek ini mempunyai kesamaan yang lebih rendah untuk mempunyai alergi dalam usia 13 tahun, sehabis menjalankan tes alergi memakai skin prick test, dibanding mereka yang hanya mempunyai keliru salah satu 2 tata cara ini. Tidak terdapat keterkaitan yang ditemukan antara tata cara isap jempol serta/atau gigit jari dengan perkembangan asma output alergi serta rhinitis (alergi trend semi).

Kenapa mampu begitu?

Penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis higienis, sebuah gagasan bahwa pengurangan gambaran terhadap organisme mikrobial (dengan istilah lain penurunan kualitas higienitas) berperan untuk peningkatan penyakit output alergi yang dilaporkan semakin naik daun beberapa tahun belakangan ini. Hipotesis ini juga disebut sudah memperhitungkan penggunaan antibiotik.

Teorinya, temuan ini menunjukkan bahwa tata cara gigit kuku serta isap jempol mungkin membantu anak untuk mengenali lebih banyak ragam bakteri serta mikroba lain dalam lingkungan lebih kurang yang masuk ke dalam tubuh, menjadi akibatnya mungkin menaikkan sistem pertahanan tubuh terhadap pengembangan alergi. Akan namun, para peneliti masih belum sepenuhnya yakin dengan dugaan ini.

Bagaimana pastinya gambaran mikroba dapat mengganti fungsi kekebalan tubuh dengan cara seperti ini nir diketahui, ujar Bob Hancox, co-penulis penelitian serta seorang profesor Dunedin School of Medicine dalam University of Otago, Selandia Baru. Lanjut Hancox, Walaupun demikian, temuan menunjukkan bahwa peningkatan organisme mikrobial mempengaruhi sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi serta mengembangkan alergi.

Studi ini mungkin tampil menjadi dukungan dari satu studi terpisah lain, diterbitkan tahun 2013, yang menyidik bagaimana anak yang ngempeng dot yang sudah diisap terlebih dulu sang ibunya, mempunyai kekebalan tubuh yang lebih tinggi terhadap perkembangan alergi. Meskipun prosedur serta usia gambaran [terhadap patogen] tidak selaras, ke 2 studi menunjukkan bahwa respon imun serta risiko alergi mungkin dipengaruhi sang gambaran bakteri mulut atau mikroba lainnya, tulis para peneliti dalam studi ini, dilansir dari Parents.

Setidaknya, terdapat satu lagi pakar yang setuju bahwa hipotesis kebersihan mungkin dapat menyebutkan output penelitian Hancox. Dilansir dari Health, Mika Hiramatsu, seorang dokter anak yang mengulas penelitian ini, menunjukkan koneksi yang mirip dalam studi-studi terdahulu: anak-anak yang menghabiskan waktu dalam tempat penitipan bayi atau playgroup, tinggal bersama fauna peliharaan, hidup dalam pinggiran kota, atau mempunyai saudara tertua cenderung mempunyai penurunan risiko alergi serta asma menunjukkan bahwa lingkungan yang nisbi kotor serta berkuman menyampaikan suatu konservasi tersendiri.

Tetapi, jangan juga membiarkan anak terus terbiasa gigit kuku serta isap jempol

Bagaimana pun juga, penelitian Hancox serta tim nir mampu membuktikan bahwa ke 2 tata cara ini dapat secara langsung menurunkan risiko kepekaan anak terhadap alergen.

Menurut peneliti lain yang masih menyangsikan dugaan ini, temuan studi masih membutuhkan pengumpulan data yang lebih baik lagi untuk dapat mendukung kesimpulannya.

Dr. Purna Kashyap, seorang ahli gangguan sistem digestif dari Mayo Clinic berpendapat bahwa data yang ditampilkan dapat lebih bertenaga lagi apabila mereka juga menunjukkan korelasi bertenaga serta konsisten antara 2 tata cara ini dengan alergi, termasuk asma output alergi, sehabis mengendalikan sejumlah faktor lain yang dapat mempengaruhi penyakit ini.

Selain itu, krusial juga untuk dicatat bahwa peneliti sama sekali nir menyarankan orangtua untuk membolehkan anak yang memang nir pernah mempunyai 2 tata cara ini untuk memulainya dalam waktu dekat hanya lantaran dilihat menjadi menjadi tindakan preventif untuk alergi. Hanya saja, apabila seorang anak mempunyai tata cara ini, satu atau keduanya, serta sangat sulit untuk menghentikan mereka, mungkin terdapat beberapa faktor penghiburan bagi Anda dalam mengetahui bahwa tata cara gigit kuku serta isap jempol mungkin ampuh untuk mengurangi risiko alergi.

Kesimpulannya, nir terdapat yang mewajibkan orangtua untuk membiarkan anak mereka untuk kotor-kotoran dalam lantai. Di sisi lain, tata cara isap jempol serta gigit kuku dapat mengakibatkan kasus kesehatan bagi anak serta potensi kasus keuangan bagi orangtua, keliru satunya membiayai pemasangan dawai gigi dalam kemudian hari. Ngempeng jempol dapat mengganggu keselarasan gigi anak serta hobi menggerogoti kuku sampai sangat pendek dapat menaikkan risiko penyebaran kuman berbahaya dari tangan serta jari ke mulut mereka.

Yang dapat Anda lakukan, longgarkan sedikit kebijakan kebersihan Anda. Sejauh yang kita tahu, upaya melarang serta menjaga anak untuk selalu bersih kinclong serta bebas kuman mampu merugikan mereka (walaupun tata cara cuci tangan permanen wajib dipelihara!).

Siapa sangka bahwa jargon Berani kotor itu baik ternyata terdapat benarnya juga?

BACA JUGA:

Membesarkan Anak Di Bawah Asuhan Gadget, Apa Dampaknya?
7 Tips Menangani Anak Susah Makan
Terlalu Sering Menonton TV Ternyata Tidak Merusak Mata Anak
loading...

0 komentar untuk Kebiasaan Isap Jempol Bisa Bantu Anak Melawan Alergi