Kapan Makanan Bayi Sudah Boleh Ditambahkan Garam

Kapan Makanan Bayi Sudah Boleh Ditambahkan Garam
Makanan yang rasanya gurih asin memang terasa lebih sedap. Tak heran kalau kuliner untuk anak serta orang dewasa sering kali memakai garam. Lalu bagaimana dengan bayi? Kebanyakan kuliner padat bayi rasanya hambar. Apakah boleh kuliner bayi ditambah garam? Kapan bayi telah boleh makan kuliner asin? Cari tahu semua jawabannya di bawah ini.

Makanan padat pertama bayi menentukan kebiasaan makannya hingga dewasa

Begitu anak telah berusia 6 bulan, Knda boleh mulai memperkenalkannya dengan kuliner pendamping ASI. Biarkan si kecil untuk mencoba serta mengeksplor berbagai macam kuliner baru. Semakin beliau terbiasa dengan variasi kuliner, beliau tidak tumbuh besar sebagai individu yang senang pilih-pilih kuliner.

Namun, problem rasa jua perlu diperhatikan. Selain menyesuaikan diri dengan berbagai tekstur kuliner, si kecil jua berusaha untuk mengenal berbagai jenis rasa dari kuliner pertamanya. Karena itu, sebaiknya hindari tambahan garam atau bumbu penyedap kepada kuliner padat bayi. Pasalnya, beliau akan sebagai terbiasa dengan kuliner gurih. Akibatnya ketika diberikan sayur yang cenderung hambar atau buah yang manis, kemungkinan besar bayi Knda akan menolaknya.

Hal ini memberikan bahwa pengenalan rasa kepada bayi sangat gampang untuk dibuat. Bila semenjak awal anak banyak mengonsumsi garam, maka hingga dewasa pun anak akan terus menyukai kuliner asin yang tinggi garam.

Teori ini dibuktikan sang sebuah penelitian yang diterbitkan kepada American Journal of Clicinal Nutrition. Studi tersebut melaporkan bahwa bayi yang semenjak usia 6 bulan telah diberikan kuliner padat tinggi karbohidrat cenderung lebih menyukai kuah sup ayam yang gurih daripada air putih tawar, ketika telah besar. Sementara itu, bayi yang belum diperkenalkan dengan MPASI gurih masih menolak rasa asin.

Tidak perlu-perlu amat kuliner bayi ditambah garam

Faktanya, menambahkan garam kepada kuliner bayi sebenarnya tidak diharapkan. Anak sebenarnya telah mengenal rasa asin semenjak beliau lahir, karena ASI mempunyai kandungan garam alami. Jadi, tak perlu khawatir untuk mengenalkan rasa ini kepada sajian MPASInya.

Meskipun rasa makanannya hambar, malah justru akan berbahaya jika kuliner bayi ditambah garam dapur. Pasalnya, ginjal bayi belum dapat untuk memasak kelebihan garam.

Lantas, kapan boleh memakai garam kepada kuliner bayi?

Boleh saja mulai mengenalkan sedikit garam untuk kuliner bayi. Dilansir dari Tempo, dari Damayanti Rusli Sjarif, dokter seseorang ahli anak konsultan nutrisi serta penyakit metabolik, penambahan garam bisa sebagai siasat untuk memancing nafsu makan anak. Sebab, beberapa anak jadi tak doyan makan karena rasa kuliner yang hambar.

Akan namun, Knda perlu berhati-hati dalam menakar jumlahnya. Bayi hanya membutuhkan kurang dari 1 gram garam setiap hari hingga usianya 12 bulan. Tetap saja, langkah terbaik bagi Knda sebenarnya merupakan dengan menunda mengenalkan garam kepada si kecil hingga beliau menginjak usia 1-dua tahun. Bahkan saat usianya telah sekitar 1-3 tahun sekalipun, anak hanya memerlukan asupan garam sebanyak dua gram.

Hati-hati dengan garam yang tersembunyi kepada kuliner

Bila Knda memang tidak menambahkan garam kepada kuliner anak, cek serta ricek setiap jenis kuliner yang Knda berikan. Pasalnya, beberapa kuliner jadi mengandung garam tersembunyi yang acapkali mengecohkan.

Ambil model kentang goreng, roti, biskuit, sup, keripik atau beberapa jenis sereal lainnya. Sejumlah kuliner ini tergolong kuliner yang mengandung natrium tinggi. Oleh karena itu, jangan lupa untuk baca label kemasan kuliner yang Knda beli, ya!
loading...

0 komentar untuk Kapan Makanan Bayi Sudah Boleh Ditambahkan Garam