8 Anggapan Tentang Kanker yang Sebenarnya Salah Besar

8 Anggapan Tentang Kanker yang Sebenarnya Salah Besar
Kanker adalah penyakit yg terjadi implikasi pertumbuhan nir normal dari sel-sel jaringan tubuh yg berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini mampu menyebar ke bagian tubuh lainnya menjadi akibatnya mampu menyebabkan kematian. Bahkan berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia, kanker adalah pembunuh angka 1 kepada global.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi kanker kepada Indonesia kepada tahun 2014 ialah sebanyak 1.4% atau masih terdapat 330.000 orang yg menderita kanker. Provinsi bareng prevalensi penderita kanker tertinggi ialah DI Yogyakarta (4.1%), Jawa Tengah (dua.1%), Bali (dua%), & DKI Jakarta (1.9%).

Berdasarkan keterangan tadi, nir mengeherankan jikalau kepada akhirnya poly orang yg mencari isu seputar kanker baik melalui media cetak, elektronik, ataupun internet. Namun sayangnya, nir seluruh isu yg dihasilkan berasal dari asal yg terpercaya; bahkan beberapa isu yg tersedia kepada internet menyesatkan atau galat.

Oleh karenanya, buat mengurangi kesalahpahaman tentang kanker, berikut ialah beberapa mitos tentang kanker yg perlu Knda ketahui:

Knda akan menderita kanker jikalau keluarga Knda pernah mengalaminya

Dengan riwayat keluarga yg pernah menderita kanker, nir berarti Knda niscaya akan menderita kanker; alasannya bareng adanya riwayat kanker kepada keluarga hanya akan membangun Knda berada dalam keadaan risiko tinggi buat mengalaminya. Knda mampu mengurangi risiko tadi bareng melakukan gaya hayati yg sehat, mirip berolahraga, makan sayur & butir, istirahat yg nisbi, dll.

Faktanya, hanya lima% hingga 10% dari kanker yg diturunkan dari orang tua kepada anak-anak. Mayoritas kanker ditimbulkan sang perubahan genetik yg terjadi sepanjang hayati seseorang yg dipicu sang gaya hayati, mirip merokok, gambaran bahan kimia, atau diet nir sehat.

Kanker ditimbulkan sang konsumsi gula

Tidak terdapat bukti nisbi yg menerangkan bahwa konsumsi gula mampu merangsang pertumbuhan sel kanker dalam tubuh. Karena yg betul ialah bahwa konsumsi gula berlebih akan menaikkan risiko kenaikan berat badan, obesitas, & diabetes; hal-hal tersebutlah yg nantinya akan menaikkan risiko kanker & kasus kesehatan lainnya.

Pengobatan kanker umumnya lebih buruk dari kanker itu sendiri

Meskipun pengobatan kanker, mirip kemoterapi & terapi radiasi mampu menyebabkan imbas samping (mirip mual & muntah, rambut rontok, & kerusakan jaringan), nyatanya, pengobatan tadi lebih mampu ditoleransi daripada pengobatan lainnya. Terlebih, telah terdapat perawatan paliatif (yg adalah bagian dari perawatan kanker) yg mampu membantu seseorang merasa lebih nyaman kepada setiap tahapan penyakit. Perawatan paliatif ini kepada akhirnya jua mampu meringankan imbas samping, & membangun kualitas hayati penderita kanker lebih baik.

Lebih baik nir menyadari tanda adanya kanker

Terkadang, kita lebih memilih buat mengabaikan tanda atau nir memahami sama sekali daripada mengetahui bahwa kita menderita suatu penyakit. Sayangnya, hal tadi dihentikan dilakukan. Adanya benjolan kepada payudara, contohnya; Knda wajib segera berkonsultasi bareng dokter agar mampu mengetahui keadaan Knda secara absolut buat kemudian dilakukan pengobatan. Karena tentunya, pengobatan kepada termin kanker awal akan lebih efektif buat dilakukan.

Tidak terdapat gunanya mengobati kanker

Tentu hal ini nir betul. Karena faktanya, selama 40 tahun terakhir, telah terdapat kemajuan dalam upaya pencegahan & pengobatan kanker. Kemajuan tadi telah menaikkan taraf ketahanan hayati bagi penderita kanker.

Radiasi handphone mampu menyebabkan kanker

Meskipun telah poly orang yg mengira penggunaan handphone mampu menyebabkan kanker, sayangnya, hal tadi tidaklah betul. Karena, yg wajib kita ketahui ialah bahwa kanker ditimbulkan sang mutasi genetik; ad interim handphone hanya memancarkan jenis tenaga frekuensi rendah yg nir ganggu gen.

Deodoran mampu menyebabkan kanker payudara

Studi terakhir menemukan bahwa nir terdapat kaitan antara adanya kandungan bahan kimia dalam deodoran bareng mutasi genetik dalam jaringan payudara. Jadi, hingga saat ini belum ditemukan bukti yg memberitahuakn bahwa deodoran mampu menyebabkan kanker payudara.

Luka mampu menyebabkan kanker

Terkadang, kepada saat Knda mengobati luka bareng dokter, dokter mungkin akan menemukan tumor atau benjolan, akan tetapi itu bukan berarti bahwa cedera mampu menyebabkan kanker. Melainkan, proses peradangan kronislah yg mampu menaikkan risiko kanker pribadi, akan tetapi hal ini hanya terjadi kepada sedikit kasus saja.
loading...

0 komentar untuk 8 Anggapan Tentang Kanker yang Sebenarnya Salah Besar