Mengatasi Kondisi Terlambat Puber

Mengatasi Kondisi Terlambat Puber
Kadang kala, anak masih belum merasakan perubahan ketika umurnya telah menginjak usia puber. Kecuali keterlambatan perkembangan fisik disebabkan oleh kondisi medis tertentu, dokter dapat membantu menyarankan pengobatan terbaik bagi anak remaja Anda yang belum memberitahuakn gejala pubertas.

Dokter anak dapat memberitahuakn kepada anak Anda jikalau testisnya membesar, salah satu membuktikan pertama pubertas yang acapkali kali luput disadari. Pembesaran testis kepada laki-laki mengindikasikan bahwa sistem reproduksinya telah aktif & kedewasaan seksual akan mengikuti. Umumnya, orangtua risi anaknya belum bertumbuh sepenuhnya. Namun dokter dapat mengecek & memastikan apakah proses pubertas telah berjalan atau belum.

Pemeriksaan dokter pula akan menenangkan anak menjadi akibatnya ia tak perlu merasa risi mengenai proses tumbuh kembangnya. Dan jikalau memang ditemukan keterlambatan dalam pubertas, dokter umumnya akan menyarankan beberapa solusi berikut.

Terapi hormon seks

Sangat jarang bagi dokter untuk merekomendasikan terapi hormon seks, bahkan sehabis pemeriksaan mendalam kepada seseorang anak. Terapi hormon seks merupakan sebuah dorongan sintesis untuk tubuh anak agar dapat memulai tahap kedewasaan seksualnya. Namun, terapi ini akan direkomendasikan jikalau seseorang anak telah memberitahuakn gejala pubertas tapi belum pula mulai bertumbuh. Pertimbangan lainnya untuk penggunaan obat ini merupakan jikalau keterlambatan puber memiliki dampak emosional & sosial bagi si anak.

Anak lelaki akan mendapatkan suntikan testosteron, ad interim anak perempuan akan diresepkan tablet estrogen & progesteron. Dosisnya akan diadaptasi beserta kadar hormon seks yang diproduksi oleh tubuh remaja normal. Terapi hormon hanyalah menjadi dorongan mini agar anak dapat memulai puber. Begitu pubertas dimulai, dokter akan menghentikan takaran secara bertahap & membiarkan tubuh mengikuti keadaan beserta proses pubertas alami.

Terapi hormon pertumbuhan

Hormon pertumbuhan atau growth hormone (GH) merupakan senyawa kimia yang diproduksi oleh kelenjar pituitari dalam otak & dilepaskan ke seluruh tubuh. Beberapa anak memiliki kelenjar pituitari yang tidak dapat bekerja beserta baik, menjadi akibatnya hanya melepaskan sedikit hormon pertumbuhan. Kondisi ini dianggap hipopituitarisme, atau kekerdilan. Suntikan hormon pertumbuhan sintetik terbukti telah membantu banyak orang untuk tumbuh mencapai tinggi badan dewasa yang dibutuhkan dari keturunan mereka.

Tubuh pendek memiliki faktor penyebab lain selain defisiensi hormon pertumbuhan. Awalnya, banyak yang mempercayai bahwa hanya orang-orang yang memiliki kadar hormon pertumbuhan endogen (diproduksi oleh tubuh) yang sangat rendah yang dapat bereaksi terhadap terapi hormon pertumbuhan,

Tetapi, produk sintetik pula memiliki manfaat bagi remaja beserta dialisis ginjal ketika mereka menunggu transplantasi ginjal. Begitu pula beserta anak remaja penderita sindrom Turner. Anak perempuan yang memiliki sindrom Turner tetap memproduksi hormon pertumbuhan, namun tubuhnya kebal terhadap hormon tersebut.

Jadi, apa yang menghalangi seseorang menjalankan terapi hormon? Ada beberapa pengalaman kepada mana para orangtua yang menginginkan anaknya untuk mendapatkan terapi hormon, walaupun sebenarnya langkah tersebut dinilai kurang tepat untuk menangani kasus si anak. Para dokter harus menjelaskan bahwa secara garis akbar, terapi hormon pertumbuhan diberikan hanya kepada anak-anak yang telah terdiagnosis mengidap defisiensi hormon pertumbuhan output kelenjar pituitari yang gagal bekerja beserta baik.

Selain sebab hipopituitarisme, gagal ginjal kronis, & sindrom Turner, penggunaan terapi hormon pertumbuhan tergolong hanya investigasional. Perusahaan premi tidak akan menanggung biaya pengobatan eksperimental, & terapi ini terbilang sangat mahal untuk 6-7 suntik subkutan per minggu selama 5-6 tahun. Terapi hormon pertumbuhan dapat menghabiskan rata-rata sekitar 400 juta rupiah per tahunnya.

Ini 2 alasan lainnya: terapi jangka pendek hanya memproduksi pengaruh ad interim, bahkan dapat tidak memproduksi apapun, namun hormon pertumbuhan sintetik telah tersebar kepada pasaran semenjak pertengahan 80-an & sejauh ini belum dapat diketahui apa pengaruh jangka panjangnya. Dengan alasan tersebut, cita rasanya percuma jikalau terapi dilakukan tanpa didasari alasan medis yang bertenaga. Lagipula, genetik merupakan faktor penentu paling bertenaga dari bentuk & tinggi badan, dibandingkan hormon pertumbuhan sintesis. Jika potensi pertumbuhan tinggi maksimum dari seseorang anak dapat mencapai 180 cm, tetapi ke 2 orangtuanya termasuk pendek, maka akbar kemungkinan anak tersebut akan tumbuh pendek pula.
loading...

0 komentar untuk Mengatasi Kondisi Terlambat Puber