Bolehkah Memberi Makanan Pedas untuk Anak

Bolehkah Memberi Makanan Pedas untuk Anak
Kita hidup dalam masyarakat di mana orang-orang berpikir bahwa kuliner bayi harus hambar dan lembek. Banyak bayi siap untuk kuliner padat semenjak usia 4 hingga 6 bulan, dan orangtua seringkali beralih ke MPASI tradisional misalnya sereal bayi dan bubur bayi lainnya. Makanan hambar tidak buruk untuk bayi, tapi terlalu poly konsumsi kuliner yang itu-itu saja sanggup menghalangi mereka dari asupan nutrisi vital dan menjadikan anak jadi picky eater.

Dr David Ludwig, spesialis gizi pediatrik dari Rumah Sakit Anak Boston, dikutip dari NBC News membicarakan beberapa studi memberitahuakn beras dan sereal gandum lainnya yang melalui proses pabrik rumit sanggup menjadi salah satu kuliner terburuk untuk bayi. Makanan ini dalam aspek tertentu tertentu tidak jauh berbeda dari menambahkan gula ke susu formula. Mereka tercerna sangat cepat dalam tubuh menjadi gula, meningkatkan gula darah dan insulin dan sanggup menjadikan kasus kesehatan kemudian, termasuk obesitas, ucapnya.

Bolehkah anak mungil makan kuliner pedas?

Sebenarnya tidak melulu harus memberikan anak kuliner hambar beserta alasan takut menimbulkan alergi atau membentuk anak jadi sakit perut. Gagasan bahwa bayi harus makan hanya kuliner hambar artinya mitos yang entah bagaimana menjadi norma budaya kita, kata Susanna Block, dokter anak asal Seattle sekaligus pemilik World Baby Foods, perusahaan kuliner bayi, dilansir dari Baby Center. Sama sekali tidak muncul sains di baliknya.

Jadi, jangan takut untuk mencoba memberikan kuliner pedas untuk anak. Anak-anak ingin makan kuliner yang enak maupun, sama misalnya orang dewasa, kata Kristi Raja, pakar gizi senior di Rumah Sakit Anak Texas dan juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics.

Membumbui kuliner anak beserta rempah dan bumbu dapur sanggup membantu memperkaya palet lidahnya untuk mengenali dan menerima aneka macam rasa saat ia bertumbuh dewasa, maupun memberikannya pasokan properti antioksidan yang baik bagi tubuhnya asal Anda memahami batasannya.

Kapan boleh mulai memberikan kuliner pedas untuk anak?

Ada perbedaan antara rempah-rempah pedas, dan yang aromatik. Rempah aromatik misalnya kayu manis, pala, bawang putih, kunyit, jahe, ketumbar, dan jintan boleh-boleh saja untuk diperkenalkan kepada anak semenjak dini, bahkan sehabis ia mencapai 6 bulan. Jadi, taburi sejumput kayu manis serbuk ke dalam bubur oats si mungil, contohnya, atau masukkan sedikit bawang putih tumbuk untuk pastanya saat makan siang nanti. (Jangan masukkan garam atau gula, ya!)

Tapi tunggu setidaknya hingga ia berusia satu tahun sebelum Anda mengenalkan rempah-rempah yang lebih kuat dalam hidangan makan anak, misalnya kari atau cabai. Anak-anak usia kurang dari satu tahun baru saja terbiasa beserta kuliner dasar dan masih sangat rentan terhadap reaksi kuliner dan kepekaan. Rasa pedas dari kuliner pedas bukanlah bagian dari rasa, melainkan melibatkan stimulasi reseptor nyeri, dan bayi mungkin memiliki reaksi yang lebih kuat dan asing terhadap rangsangan tersebut, yang mungkin membuat keenggganan.

Ada reseptor rasa sakit di lidah dan di usus yang dirangsang sang kuliner pedas dan panas khususnya reseptor transient potensi vanilloid-1 (TRPV-1) di usus. Capsaicin bahan aktif dalam cabai yang membuatnya terasa pedas bekerja beserta merangsang reseptor nyeri. Inilah yang membuat sensasi panas di lidah, rasa sakit di usus, dan pada beberapa orang, rasa sakit dan panas di sekitar area perianal saat buang air akbar. Orang-orang yang memiliki sindrom iritasi usus akbar (IBS) sanggup memiliki reaksi buruk terhadap kuliner pedas sebagai yang akan terjadi dari stimulasi reseptor ini. Pakar gastroenterologi beropini bahwa reseptor nyeri pada anak lebih gampang aktif daripada orang dewasa.

Di sisi lain, psikolog perilaku Alexandra W Logue, dilansir dari Independent, beropini, Rasa sakit yang menyertai kuliner pedas tampak berbahaya, namun sebenarnya aman. Ditambah lagi, poly pakar menyatakan bahwa sebenarnya anak-anak di atas usia 6 bulan sanggup menangani hampir sebagian akbar sensasi rasa, beserta beberapa batasan: Berhati-hatilah jikalau Anda memiliki riwayat alergi dalam keluarga; memperkenalkan satu kuliner di satu waktu dan amati ia untuk setiap potensi kasus; dan pastikan kuliner Anda tidak membuatnya tersedak.

Bagaimana jikalau ibu menyusui makan pedas?

Mitos yang membicarakan bahwa bayi maupun sanggup mencicipi apa yang ibunya makan memang didukung sang bukti-bukti sains. Jabang bayi dalam rahim dan mereka yang disusui ASI eksklusif sanggup mencicipi dan menyesuaikan diri beserta  apa yang Anda makan.

Beberapa pakar percaya, Anda mungkin sudah mengangkat toleransi anak Anda untuk hal-hal pedas, dan ia akan lebih cenderung menyukai kuliner pedas sehabis mereka disapih jikalau Anda makan kuliner pedas saat menyusui. Hal ini karena ASI sanggup berubah rasa, tergantung pada diet ibu. Jejak rasa dan zat kuliner yang Anda rasakan meresap ke dalam ASI Anda.

Kenalkan anak beserta kuliner pedas secara sedikit demi sedikit

Tidak muncul daftar rempah-rempah spesifik yang harus dihindari sang anak-anak mungil. Bika anak memberitahuakn reaksi negatif, intoleransi, rewel,  atau tidak senang saat dikenalkan beserta kuliner pedas, barulah hindari kuliner itu.

Ketika Anda memperkenalkan rasa rempah yang kuat, buatlah porsi kuliner yang sanggup tolerir sang anak Anda dalam jumlah mungil. Dengan cara itu, jikalau ia mengeluhkan sakit perut, Anda akan sanggup mengidentifikasi penyebabnya  dan sanggup menghindarinya di masa depan.

Juga pikirkan tentang bagaimana si mungil umumnya bereaksi terhadap kuliner baru. Bika anak Anda sensitif terhadap kuliner baru, teruskan kuliner beserta rasa yang lebih tawar untuk ad interim waktu. Meskipun jarang memicu alergi kuliner, kuliner pedas sanggup mengiritasi sistem pencernaan dan menjadikan refluks asam lambung.

Tapi, tidak muncul alasan untuk tidak menawarkan kuliner pedas untuk anak dan berpikir bahwa sesuatu yang pedas memiliki risiko bahaya yang lebih tinggi bagi bayi daripada untuk orang dewasa. Kapasitas pencernaan bayi normal segera sehabis lahir, sehingga perbedaan nafsu makan hanyalah perbedaan rasa, dan kemampuannya untuk mengunyah. Setelah mereka terbiasa beserta kuliner padat, mereka akan baik-baik saja beserta kuliner pedas. Bagi kebanyakan orang yang mengalami gangguan pencernaan saat makan kuliner pedas, pada umumnya rempah-rempah bukan penyebab utamanya, melainkan minyak yang terkandung dalam kuliner pedas.

Dari sudut pandang keamanan, pastikan untuk memakai rempah-rempah segar yang belum tersimpan di rak selama 3 atau lima tahun. Orang cenderung menyimpan bumbu-bumbu dapur di rak untuk jangka waktu yang panjang, dan kemudian muncul hal-hal yang berkembang di dalamnya. Bika Anda ingin memberikan kuliner pedas untuk anak, periksa tanggal kedaluwarsa.

Tentu saja, keputusan akhir tiba ke pilihan orangtua masing-masing. Bika pikiran untuk menyediakan telur balado untuk balita Anda membentuk Anda khawatir, Anda tidak sendirian. Lakukan apa yang dari Anda baik untuk Anda dan anak Anda.

BACA JUGA:

Berbagai Manfaat Daun Kale, Si Hijau yang Kaya Zat Gizi
Kiat Menyajikan Tahu Atau Tofu Sebagai Makanan Bayi
Makanan yang Harus Dihindari Saat Anak Sembelit
loading...

0 komentar untuk Bolehkah Memberi Makanan Pedas untuk Anak