Bolehkah Anak Kecil Minum Minuman Isotonik

Bolehkah Anak Kecil Minum Minuman Isotonik
Banyak minuman olahraga, khususnya minuman isotonik, dijual bebas di minimarket serta supermarket. Kita mampu bersama mudah menemukannya serta membelinya. Rasanya yang enak membuat semua orang, tak terkecuali anak-anak, suka meminumnya. Anda sebagai orangtua mungkin berpikir itu hanya sebatas minuman, namun sebenarnya minuman tersebut berbeda bersama minuman biasa. Apa bedanya serta apakah boleh diberikan ke anak?

Apa itu minuman isotonik?

Minuman isotonik atau minuman olahraga dirancang khusus untuk memenuhi hidrasi para atlet atau orang yang melakukan olahraga berat supaya mereka tidak mengalami kehilangan cairan tubuh  (kekurangan cairan tubuh) setelah melakukan olahraga yang berkepanjangan. Menurut sejarahnya, minuman olahraga pertama kali dibuat pada tahun 1965 di Amerika Serikat sebagai suplemen untuk atlet dalam upaya untuk mengatasi masalah gizi serta fisiologi yang berhubungan bersama olahraga.

Minuman isotonik ini dibubuhi bersama elektrolit (natrium serta kalium) yang memiliki kegunaan untuk mengganti elektrolit serta cairan yang hilang lewat keringat saat berolahraga. Elektrolit ini diperlukan untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, sehingga otot mampu bekerja bersama baik.

Selain mengandung elektrolit, minuman isotonik juga mengandung karbohidrat (gula), perasa, serta kalori. Gula pada minuman isotonik berfungsi untuk menyediakan sumber energi bagi tubuh yang sudah mulai hilang setelah berolahraga. Karena mengandung gula, tentu minuman ini memiliki rasa yang manis, sehingga banyak disukai oleh anak-anak.

Apakah minuman isotonik boleh diberikan pada anak?

Setelah menyimak penjelasan di atas, sudah jelas bahwa minuman isotonik sebenarnya diperuntukkan bagi atlet atau orang yang melakukan olahraga berat. Anak-anak tidak termasuk di dalamnya, sehingga konsumsi minuman isotonik tidak dianjurkan untuk anak-anak, bahkan semestinya dilarang. American Academy of Pediatrics merekomendasikan bahwa anak serta remaja tidak harus mengonsumsi minuman olahraga.

Penelitian oleh American Academy of Pediatrics Committee on Nutrition (CON) serta Council on Sports Medicine and Fitness (COSMF) menunjukkan bahwa kandungan dalam minuman olahraga sebenarnya tidak diperlukan oleh anak, bahkan mampu membawa dampak buruk pada kesehatan anak.

Kandungan tinggi karbohidrat dalam minuman isotonik mampu meningkatkan risiko obesitas pada anak

Pada umumnya, minuman olahraga mengandung 2-19 gram karbohidrat (dalam bentuk glukosa serta fruktosa) tiap 240 ml sajian. Artinya setara bersama 10-70 kalori per kemasan minuman. Sehingga, konsumsi minuman olahraga dalam waktu yang acapkali mampu menjadikannya sebagai asupan kalori tambahan, membuat asupan kalori anak berlebihan, serta kemudian mampu mengakibatkan kenaikan berat badan. Kenaikan berat badan secara berlebihan mampu mengakibatkan anak mengalami obesitas.

Asupan elektrolit anak tidak sesuai kebutuhannya

Minuman isotonik atau minuman olahraga mengandung elektrolit (natrium serta kalium). Jumlah natrium serta kalium yang terkandung dalam minuman isotonik mungkin bhineka tergantung dari mereknya. Namun, umumnya kandungan natrium berada pada kisaran 25-200 mg serta kandungan kalium sekitar 30-90 mg per kemasan (240 ml). Sedangkan, dalam kondisi normal, anak tidak membutuhkan tambahan natrium serta kalium sebanyak itu. Sebagian akbar anak mendapatkan cukup natrium serta kalium dari konsumsi makanan bersama gizi seimbang. Sehingga, fungsi minuman isotonik untuk menggantikan elektrolit tubuh yang hilang sebenarnya tidak diperlukan serta tidak ada untungnya bagi anak. 8-10 gelas air putih bagi anak saja sudah cukup.

Tambahan protein serta vitamin yang didapatkan dari minuman olahraga tidak diperlukan anak

Minuman olahraga umumnya dibubuhi juga bersama protein, yang bertujuan untuk mempercepat pemulihan otot setelah berolahraga. Namun, anak mampu bersama mudah memenuhi kebutuhan proteinnya melalui makanan yang mereka konsumsi, sehingga protein dari minuman olahraga ini tidak dibutuhkan oleh anak. Begitu juga bersama kebutuhan vitamin anak yang mampu diperoleh dari konsumsi sayuran serta buah-buahan yang lebih sehat.

Keasaman yang tinggi pada minuman olahraga mampu mengikis gigi anak

Sebagian akbar minuman olahraga memiliki sifat asam serta mungkin juga mengandung asam sitrat (yang mampu mengikis gigi). Oleh karena itu, minuman olahraga atau minuman isotonik juga mampu menyebabkan kerusakan gigi pada anak.

Bagaimana jikalau anak saya ialah atlet atau menjalani olahraga berat, apakah boleh konsumsi minuman isotonik?

Berdasarkan American Academy of Pediatrics, anak yang melakukan olahraga berat tetap harus minum air putih sebelum, selama, serta setelah olahraga. Bika anak melakukan olahraga berat dalam waktu yang berkepanjangan (lebih dari 1 jam) serta dalam kondisi cuaca panas, konsumsi minuman isotonik dalam jumlah sedikit mungkin diperlukan. Namun, minuman isotonik atau minuman olahraga ini tetap tidak boleh dikonsumsi secara teratur.

Air putih tetaplah yang terbaik bagi anak. Membiasakan anak minum air putih semenjak kecil merupakan salah satu langkah membiasakan anak melakukan pola hidup sehat. Semakin anak suka mengonsumsi air putih, semakin baik untuk mereka.
loading...

0 komentar untuk Bolehkah Anak Kecil Minum Minuman Isotonik