Apa yang Terjadi Jika Anak Mengalami Stres Saat Masih Kecil

Apa yang Terjadi Jika Anak Mengalami Stres Saat Masih Kecil
Orang dewasa cenderung menduga anak-anak nir akan mengalami stres. Meskipun nir mempunyai permasalahan serius ataupun tanggung jawab tertentu, anak-anak dapat mengalami rasa cemas yang menimbulkan stres dalam beberapa waktu. Stres tingkat rendah memang bisa merangsang anak buat berpikir, mengenal, dan menyesuaikan diri beserta lingkungan kurang lebih, akan tetapi apabila anak stres terlalu berat, dampaknya malah buruk dan bisa terbawa sampai dewasa.

Apa saja penyebab utama anak stres?

Stres dapat ada dari tuntutan yang berasal dari lingkungan kurang lebih mirip orang tua, sekolah, pekerjaan, ataupun lingkungan sosial. Selain itu, rasa stres juga dapat ada dari dalam diri sendiri waktu adanya perbedaan antara hal yang ingin dicapai beserta kemampuan diri sendiri.  Kedua hal yang memicu stres tadi dapat dialami oleh siapa saja termasuk anak-anak.

Sumber stres yang dapat berdampak buruk dalam anak-anak merupakan jenis stress yang dapat menimbulkan rasa ketidaknyamanan, cedera, ataupun sakit yang di luar kemampuan mereka buat menghadapinya. Sumber stress yang awam terdapat dalam usia anak-anak di antaranya:

Kecemasan berlebih terkait tugas sekolah dan peringkat akademis
Kesulitan buat merasa rileks karena padatnya jadwal atau tanggung jawab
Sering berpindah tempat tinggal atau sekolah
Mengalami hayati terlantar
Mengalami bullying atau tekanan dari teman sebaya atau lingkungan sosial
Memiliki pikiran buruk akan dirinya sendiri
Sedang melewati masa pubertas beserta perubahan emosi dan fisik
Menghadapi perceraian atau pisah tempat tinggal ke 2 orang tua
Menghadapi lingkungan famili yang bermasalah
Hidup dalam famili yang mengalami kesulitan finansial
Tinggal di lingkungan tempat tinggal yang nir kondusif

Selain contoh di atas, beberapa hal dapat secara nir langsung juga dapat membuat anak cemas dan merasa stress, misalnya mendengar orang tua bertengkar, mengetahui perkara yang dihadapi orang tua, menghawatirkan penyakit famili dekat, atau terpapar warta mirip kekerasan atau perkara sosial yang belum dari beserta usianya.

Beberapa asal stres dalam anak juga nir dapat dihindari oleh pengasuh ataupun orang tua, akan tetapi mereka dapat membantu anak buat memahami kondisi yang sedang terjadi. Selain itu, menciptakan lingkungan tempat tinggal yang kondusif, suasana keluaga yang menenangkan, dan menjadi role-contoh dalam menangani suatu perkara beserta tenang merupakan hal yang perlu dilakukan buat mencegah stres kronis dalam anak.

Apa karakteristik dan tanda anak stres?

Anak-anak merespon stres beserta cara tidak sinkron beserta orang dewasa, dan banyak dari mereka yang nir menyadari apabila sedang stres. Mereka juga nir selalu dapat megungkapkan apa yang dirasakan kepada orang terdekat, akan tetapi terdapat beberapa karakteristik yang bisa menandakan anak stres:

Cenderung hiperaktif hal ini merupakan bentuk respon anak-anak dari hormon adrenalin dan kortisol. Banyak berkecimpung dan cenderung nir bisa diam ialah cara mereka menyesuaikan diri beserta rasa nir nyaman.
Mood swings perubahan emosi senang dan menjadi murka dalam sekejap merupakan tanda apabila mereka sedang stress.
Terlalu mudah frustrasi anak-anak cenderung nir dapat berpikir jernih apabila mereka sedang stress. Hal mini mirip kesulitan mengikat tali sepatu dapat membuat mereka murka, kemungkinan mereka sedang stres. Rasa frustrasi dalam waktu yang lama dapat berakibat mereka kesulitan mengendalikan emosi dan rasa murka.
Menolak pergi ke sekolah anak-anak cenderung menghindari hal atau aktivitas yang membuatnya cemas baik dalam lingkungan famili, sosial ataupun sekolah. Aika anak menolak buat pergi ke sekolah kemungkinan akbar terdapat hal yang membuatnya stres ketika berada di sana.
Perubahan pola tidur stres dalam anak berpotensi menimbulkan mimpi buruk sebagai akibatnya mereka kesulitan buat memperoleh tidur malam yang cukup. Selain itu nir bersemangat dan lebih banyak tidur juga merupakan pertanda apabila anak mengalami stres.
Perubahan pola makan sama mirip orang dewasa, anak-anak dapat makan lebih banyak atau sangat sedikit apabila merasa stress.
Mengeluh sakit perut stres mempengaruhi tubuh. Namun tidak sinkron beserta orang dewasa yang mudah merasakan sakit kepala ketika sedang stress, stres memicu rasa sakit perut dalam anak-anak. Dalam waktu yang lama mereka juga dapat mengeluh rasa sakit dalam bagian tubuh lainnya akan tetapi nir diketahui gangguan apa yang menyebabkannya.
Muncul konduite nir biasa anak-anak mungkin melakukan sesuatu yang baru dan dianggap menenangkan apabila mereka sedang stres. Aika Enda menemukan anak sedang melakukan norma baru akan tetapi terlalu tak jarang maka kemungkinan akbar, mereka sedang mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Dampak stress dalam anak dalam jangka panjang

Selain berdampak terhadap kesehatan mental dalam masa anak-anak, stres juga mempengaruhi perkembangan otak seseorang, sebagai akibatnya imbas yang ditimbulkan dapat ada kembali dalam ketika mereka dewasa.

Suatu studi dalam tahun 2015 memperlihatkan terdapat perbedaan struktur otak orang dewasa yang mengalami stress dalam usia anak-anak yang berakibat otak mereka mempunyai susunan gray matter dan white matter yang nir biasa. Bagian otak gray matter itu sendiri merupakan bagian otak yang terbuat dari neuron yang berfungsi memproses warta sedangkan white matter mempunyai fungsi koordinasi serta penghubung antar bagian otak.

Pada orang dewasa yang mengalami stres berat sebelum memasuki usia enam tahun, bagian gray matter otak tumbuh dalam daerah yang nir biasanya, akan tetapi cenderung lebih sedikit di daerah di mana gray matter dibutuhkan, mirip dalam otak depan permukaan.

Hal tadi menunjukan stres dalam masa anak-anak akan merusak perkembangan otak yang ideal terutama dalam otak bagian depan. Studi ini juga menunjukan bahwa imbas stress masa anak-anak cenderung terbawa sampai usia remaja di mana mereka lebih mudah cemas dan ketakutan serta ketika cenderung mudah depresi ketika telah menjadi orang dewasa.
loading...

0 komentar untuk Apa yang Terjadi Jika Anak Mengalami Stres Saat Masih Kecil