Anak yang Pilih-pilih Makanan Rentan Terkena Gangguan Psikologis

Anak yang Pilih-pilih
Banyak sekali anak yang nir senang makan sayuran. Atau ada juga anak-anak yang pemilih sekali dalam memilih makanan yang mau dimakan. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa pilih-pilih makanan bukan saja sekadar kebiasaan jelek, namun hal ini herbi kesehatan psikologis anak.

Para peneliti yang berasal dari Duke Medicine di Durham, NC, menemukan bahwa bagaimana anak pilih-pilih makanan herbi masalah psikologis, misalnya gelisah, depresi, dan attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD).

Saking umumnya terjadi, sebelumnya masalah pilih-pilih makanan kepada anak-anak ini disebut hanya menjadi sesuatu yang normal yang termasuk bagian dari masa pertumbuhan anak-anak. Akan namun, selalu ada pertanyaan baik dari para orangtua ataupun dari para peneliti sendiri: Apakah pilih-pilih makanan ini sahih-sahih adalah suatu masalah? Pilih-pilih makanan di sini bukan masalah si anak nir mau makan (misalnya) brokoli saja, tapi jikalau anak hanya mau makan makanan tertentu saja.

Apa buktinya bahwa ada korelasi antara pilih-pilih makanan dan kesehatan psikologis?

Meskipun pilih-pilih makanan ini memang umum terjadi, sudah ada penelitian sebelum ini yang mulai mengindikasikan bahwa pilih-pilih makanan herbi aspek emosi, sosial, dan fisik. Dari dampak penelitian tersebut, krusial untuk diketahui seberapa parahnya selective eating yang dapat berakibat masalah psikologis, di mana mungkin diperlukan penanganan tim medis untuk mengatasi masalah pilih-pilih makanan ini.

Para peneliti menganalisis 917 anak-anak berumur 24-71 bulan. Pengasuh dari anak-anak ini diwawancara untuk mengetahui bagaimana kebiasaan anak-anak tersebut saat makan, beraktivitas, menunjukan-menunjukan kemungkinan masalah psikologis, dan keadaan tempat tinggal anak-anak. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui apakah sahih bahwa pilih-pilih makanan dapat memprediksi kerusakan kepada perkembangan psikologis kepada anak.

Penelitian lain dilakukan dengan meminta orangtua dari sekitar 3400 anak-anak yang belum sekolah untuk mengisi kuisioner tentang kebiasaan makan si anak, menunjukan-menunjukan depresi kepada anak, ADHD atau masalah psikologis lain, dan seberapa sensitif indra perasa si anak. Sekitar 2 tahun setelahnya, para peneliti kembali mengevaluasi anak-anak ini.

Gangguan psikologi dua kali lipat lebih tinggi kepada anak yang pilih-pilih makanan

Ternyata, memang anak-anak yang pilih-pilih makanan lebih menimbulkan masalah. Kerusakan psikologis ini dapat berpengaruh kepada berbagai macam hal, dimulai dari kesehatan anak, pertumbuhan anak, korelasi sosial anak, dan korelasi orangtua dengan anak. Anak-anak ini merasa nir ada yang percaya kepada mereka, dan orangtua merasa yang disalahkan tentang masalah ini.

Anak-anak yang mempunyai kebiasaan pilih-pilih makanan mempunyai kemungkinan mempunyai menunjukan-menunjukan masalah psikologis dua kali lebih tinggi daripada anak-anak yang nir picky dalam memilih makanan. Akan namun, bukan berarti kalau orang tua dan anak mempunyai konflik akan langsung berpengaruh dengan kebiasaan makan si anak.

Yang wajib dilakukan jikalau anak Anda pilih-pilih makanan

Dengan adanya indikasi bahwa anak-anak yang pemilih dalam memilih makanan dapat berakibat kerusakan dalam perkembangan psikologis, maka dibutuhkan penanganan baik dari orangtua ataupun dari dokter untuk mengatasi hal ini.

Kebiasaan pilih-pilih makanan ini mungkin saja terjadi sebab si anak mempunyai pengalaman makanan yang jelek dengan jenis makanan tertentu, yang berakibat ketakutan kepada si anak waktu dipaksa untuk memakan makanan tersebut, atau mencoba makanan yang baru. Hal ini memang dapat saja terjadi, sebab manusia memang mempunyai kemampuan untuk menolak makanan yang terasa aneh atau yang berakibat ketakutan. Kemampuan ini sebenarnya berfungsi untuk menghindari sakit atau keracunan makanan. Akan namun, kalau kemampuan ini terlalu berlebihan, maka mungkin akan berakibat masalah. Bisa juga, picky eating ini terjadi sebab memang si anak mempunyai indra perasa yang sangat sensitif sehingga rasa atau tekstur dari makanan tertentu terasa nir lezat.

Untuk mengatasi masalah pilih-pilih makanan ini, para orangtua nir dapat langsung memaksakan kepada si anak untuk memakan apa saja. Berlangganan catering atau terus-menerus memesan makanan dari restoran juga nir akan membantu. Apalagi dengan menghukum anak bila nir mau makan. Begitu pula dengan memberikan anugerah setiap si anak mau makan.

Daripada melakukan hal-hal di atas, cobalah perlakukan anak, misalnya:

Ajarkan anak untuk bersyukur dengan makanan yang mereka punya. Ingatkan mereka bahwa nir semua anak-anak mempunyai kemudahan untuk makan apa saja.
Ajarkan anak untuk nir takut mencoba makanan-makanan yang baru.
Ajak anak dalam proses masak mengolah. Pengalaman ini dapat membantu anak untuk lebih mengerti tentang berbagai jenis makanan.

BACA JUGA:

Penggunaan Garam yang Diperbolehkan Dalam Makanan Anak Anda
Tips Menyisipkan Sayuran Pada Makanan Anak Anda
Tips Agar Anak Tidak Kecanduan Makanan Manis
loading...

0 komentar untuk Anak yang Pilih-pilih Makanan Rentan Terkena Gangguan Psikologis