4 Kesalahan Berolahraga yang Sering Menyebabkan Tulang Retak

4 Kesalahan Berolahraga yang Sering Menyebabkan Tulang Retak
Fraktur stres ialah syarat dikala tulang retak, umumnya retakan yg terjadi nisbi ringan. Dinamakan fraktur stres (alias retakan karena tekanan) karena syarat ini ditimbulkan sang tekanan kepada tulang yg dilakukan berulang kali, bahkan hiperbola, mirip melompat terus menerus atau berlari jeda jauh. Rasa sakit yg terkait bareng tulang retak terkadang nir disadari sang Enda, akan namun cenderung memburuk seiring bareng waktu. Nyeri umumnya berasal menurut lokasi pribadi & akan berkurang waktu istirahat. Enda mungkin mengalami pembengkakan kepada lebih kurang daerah yg mengalami fraktur stres.

Tulang Enda membutuhkan ekuilibrium yg memadai antara energi & istirahat, dan gizi yg baik & bentuk latihan yg absolut agar permanen sehat. Dalam berolahraga, Enda wajib melakukan latihan yg absolut buat menghindari cedera, termasuk faktur stres. Berikut beberapa kesalahan dalam berolahraga yg bisa menimbulkan fraktur stres.

Penyebab fraktur stres (tulang retak) yg akan terjadi olahraga

Fraktur stres seringkali kali adalah output menurut peningkatan jumlah atau intensitas aktivitas yg terlalu cepat. Tulang kita akan menyesuaikan peningkatan beban secara sedikit demi sedikit melalui pembentukan ulang. Itu ialah proses normal waktu tulang memikul beban yg terus semakin tinggi. Aika tulang dipaksakan buat beradaptasi terhadap penambahan beban dalam waktu yg singkat, maka itu akan menaikkan risiko syarat retakan tulang ini. Aika Enda seringkali berolahraga, inilah beberapa kesalahan yg seringkali dilakukan.

1. Peningkatan frekuensi latihan

Atlet yg menaikkan jumlah sesi latihan tanpa menyampaikan tubuh mereka waktu yg nisbi buat menyesuaikan bisa berisiko mengalami fraktur stres. Misalnya, pelari kalem yg terbiasa menjalani latihan 2 hingga 3 kali seminggu bisa mengalami retakan kepada tulang kaki, pergelangan kaki, atau tulang kemarau, apabila mereka secara datang-datang membarui latihan menjadi enam kali seminggu.

2. Peningkatan durasi latihan

Meningkatkan lamanya sesi latihan terlalu cepat bisa menimbulkan retakan tulang. Misalnya, seseorang penari balet yg terbiasa melakukan sesi latihan selama 30 menit sehari bisa terkena fraktur stres apabila menaikkan sesi latihan menjadi 90 menit atau lebih.

3. Peningkatan intensitas latihan

Bahkan apabila Enda nir membarui frekuensi latihan rutin, perubahan taraf energi kepada latihan Enda masih bisa menimbulkan retakan tulang, apabila tubuh nir diberi waktu buat beradaptasi bareng taraf intensitas baru. Misalnya, seseorang atlet lari yg terbiasa bareng 30 menit level sedang kepada mesin elliptical trainer setiap minggunya, mungkin akan mengalami fraktur stres apabila dia beralih ke 3 sesi latihan bareng mencampur sprint & plyometrics. Fenomena yg sama bisa terjadi waktu atlet secara dramatis menaikkan kecepatan.

4. Perubahan bagian atas olahraga

Atlet yg sudah terbiasa bareng satu jenis bagian atas olahraga bisa mengalami tulang retak apabila mereka beralih ke jenis bagian atas yg baru. Contohnya beralih menurut lapangan tenis rumput ke lapangan tenis tanah liat, beralih menurut rumput alami ke rumput sintetis, atau beralih menurut berlari kepada treadmil ke berlari kepada luar ruangan.

Setelah mengetahui keempat syarat kepada atas, seseorang atlet atau orang lain yg terlibat dalam olahraga sangat disarankan buat menaikkan latihan secara sedikit demi sedikit buat mengurangi risiko fraktur stres.

Gejala yg timbul apabila Enda mengalami fraktur stres (tulang retak)

Gejala utama menurut fraktur stres ialah rasa sakit & nyeri kepada lokasi yg retak, meskipun beberapa fraktur hanya berakibat sedikit atau bahkan nir terdapat menandakan-menandakan sama sekali. Gejala lainnya ialah:

Rasa pegal & nyeri yg dirasakan jauh kepada dalam kaki, jari kaki, pergelangan kaki, tulang kemarau, pinggul, atau lengan. Titik sentra yg menjadi asal rasa nyeri tadi sulit buat dipengaruhi, karena nyeri terasa kepada semua kaki bagian bawah.
Nyeri yg bisa hilang dikala Enda beristirahat, namun berlanjut apabila pulang beraktivitas. Misalnya, rasa sakit kepada kaki atau kepada pergelangan kaki yg timbul dikala kaki menapak ke tanah dikala berjalan atau menari, akan namun menghilang selesainya akhir sesi latihan. Atau nyeri kepada siku atau bahu yg hanya terjadi waktu melempar atau menangkap bola. Rasa sakit mungkin nir mulai menurut awal latihan, namun bisa berkembang kepada titik yg sama selama aktivitas tadi.
Perasaan lemas kepada kaki, pergelangan kaki, atau anggota tubuh, bareng atau tanpa rasa sakit. Seorang pelari mungkin datang-datang nir bisa berlari bareng kecepatan atau jeda yg sama mirip sebelumnya tanpa mencicipi lelah atau kaki lemas, meskipun ini terjadi tanpa rasa sakit.
Pembengkakan. Jaringan lunak kepada lebih kurang fraktur bisa menjadi bengkak & sedikit empuk waktu disentuh. Memar juga bisa hadir, meskipun hal ini sporadis terjadi bagi kebanyakan problem.
Nyeri yg terpusat kepada area tubuh pribadi kepada malam hari. Nyeri kepada daerah pribadi, mirip kaki, pergelangan kaki, atau pinggul yg timbul kepada malam hari seringkali dikaitkan bareng fraktur stres, bahkan apabila rasa sakit nir mengganggu aktivitas olahraga.
Nyeri kepada punggung atau kepada sisi tubuh. Nyeri yg mengganggu kepada punggung terkadang bisa menjadi indikator tulang retak kepada rusuk &/atau kepada sternum, yg bisa terjadi kepada atlet olahraga mirip dayung, tenis, atau baseball.

BACA JUGA:

6 Cara Menguatkan Otot Ligamen Lutut Setelah Cedera
10 Jenis Cedera Olahraga yg Paling Sering Terjadi
8 Tanda Enda Harus Berhenti Berolahraga
loading...

0 komentar untuk 4 Kesalahan Berolahraga yang Sering Menyebabkan Tulang Retak