11 Faktor Risiko yang Memicu Anda Melahirkan Bayi Prematur

11 Faktor Risiko
Indonesia menduduki peringkat kelima mayapada negara bareng jumlah bayi prematur terbanyak kepada mayapada, mencapai 675.700 bayi kepada tahun 2010 sinkron laporan Born Too Soon milik The Global Action Report on Preterm Birth dari PBB, dilansir dari Kompas.

Bayi prematur nir hanya berukuran lebih mini daripada bayi kepada umumnya, namun mereka jua bisa memiliki poly sekali persoalan fisik & perkembangan. Bayi-bayi yg lahir prematur antara minggu 23 hingga 28, khususnya, memiliki risiko komplikasi tertinggi mirip cerebral palsy; ADHD; gangguan kecemasan; dan persoalan penglihatan, indera pendengaran, & pencernaan. Mereka jua memiliki risiko yg lebih tinggi terhadap infeksi & adalah yg paling berisiko buat sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).

Sebagian akbar kelahiran prematur artinya impulsif: berkaitan bareng persalinan prematur atau ketuban pecah dini. Sisanya dilakukan atas dasar komplikasi medis atau obstetrik yg membahayakan kesehatan mak atau janin.

Apa yg dimaksud bayi prematur?

Bayi prematur mengacu kepada kelahiran bayi yg terjadi sebelum mak mencapai akhir dari minggu ke-37 usia kehamilan. Ada poly sekali taraf prematuritas & masing-masing membawa risiko mereka sendiri. Bayi sangat prematur, lahir sebelum minggu ke-26, artinya yg paling berisiko & kadang-kadang dianggap prematur mikro. Seorang bayi lahir kepada 37 minggu atau lebih dianggap bayi term, alias absolut ketika. Umumnya, semakin dini kelahirannya, semakin tinggi jua risiko kesehatannya.

Kelahiran prematur jua bisa didefinisikan sang berat lahir: berat lahir rendah (kurang dari 2500 gram), berat lahir sangat rendah (kurang dari 1500 gram), & berat lahir rendah ekstrem (kurang dari 1000 gram). Selain itu, kelahiran bayi prematur & berat lahir rendah dikaitkan bareng penyakit jantung kepada usia dewasa.

Seberapa akbar peluang bayi prematur bertahan hayati?

Sebenarnya, kebanyakan dokter memilih usia kelayakan menjadi sekitar 24 minggu kehamilan. Di poly tempat tinggal sakit, 24 minggu artinya titik batas bagi dokter buat memakai hegemoni medis intensif guna mencoba buat menyelamatkan nyawa bayi lahir prematur.

Seorang bayi yg lahir kepada minggu 24 umumnya akan memerlukan poly hegemoni, berpotensi termasuk jendela mekanik & perawatan invasif lainnya, & diikuti sang rawat inap jangka panjang kepada unit perawatan intensif neonatal (NICU).

Di tangan pakar yg berpengalaman, bayi yg lahir sedikit lebih awal mungkin memiliki kesempatan bertahan hayati yg baik. Bayi yg lahir kepada minggu 23 mungkin bisa bertahan hayati kepada bawah naungan seseorang ahli dalam fasilitas NICU terkemuka, akan namun peluangnya jauh lebih rendah. Bayi yg pernah selamat dari kelahiran prematur kepada minggu 21 & 6 hari, dilaporkan dalam info menjadi sebuah keajaiban.

Kemungkinan kelangsungan hayati akan semakin tinggi mengikuti usia kehamilan berlanjut. Usia kehamilan begitu krusial dalam memilih akbar peluang melahirkan bayi prematur, hingga bahkan tambahan satu minggu bayi bertahan kepada dalam rahim bisa membangun disparitas akbar.

Semakin usang usia kehamilan Enda, risiko akan jauh menurun, ungkap Dr. Jill Hechtman, direktur medis dari Tampa Obstetrics kepada Tampa, Florida, dilansir dari Fox News. Secara awam, bayi prematur yg lahir lebih mendekati ke minggu 37 akan lebih baik daripada mereka yg lahir sebelum minggu ke-28.

Apa yg membangun Enda berisiko memiliki bayi prematur?

Ada beberapa faktor risiko buat kelahiran prematur, termasuk yg belum teridentifikasi sang peneliti. Beberapa faktor risiko ini termodifikasi, yg berarti mereka bisa diubah buat membantu mengurangi risiko. Faktor lain yg nir bisa diubah. Sering kali, penyebab khusus dari kelahiran prematur nir terang 2 pertiga kasus kelahiran prematur nir memiliki alasan biologis, dari temuan jurnal terbitan PLOS ONE.

1. Usia ketika hamil

Wanita berusia kepada bawah 16 tahun & mereka yg berusia lebih dari 35 tahun ketika hamil memiliki peningkatan peluang 2-4 % dari kelahiran bayi prematur, dibandingkan mereka yg berada kepada rentang usia 21-24 tahun ketika hamil. Beberapa studi telah meneliti interaksi antara usia mak & kelahiran prematur, bareng kelahiran prematur - & yg berada dalam posisi sungsang terjadi kepada 8% mak yg berusia lebih dari 35 tahun dibandingkan bareng kurang dari 4% kelahiran kepada kalangan mak berusia lebih belia dari 35 tahun. Ibu hamil yg berusia lebih tua pun lebih mungkin buat mengalami perdarahan sebelum hamil. Hal ini sebagian akbar dikarenakan sang cara plasenta tertanam lebih rendah kepada dalam rahim

Temuan-temuan ini telah dikaitkan bareng faktor hormonal yg berafiliasi bareng bertambahnya usia mak. Namun, belum terdapat nisbi bukti bertenaga buat memilih apakah pertambahan usia iu artinya faktor bisa berdiri diatas kaki sendiri & tertentu dari kelahiran bayi prematur.

Perempuan yg hamil kepada bawah umur (kehamilan remaja) jua membawa peningkatan risiko output kehamilan buruk, termasuk risiko menjalani persalinan dini dibandingkan bareng gerombolan mak berusia 20-39 tahun. Remaja jua lebih mungkin buat memiliki peningkatan risiko kelahiran bayi prematur ekstrem yg lebih tinggi.

2. Jarak antar kehamilan

Periode antar 2 kehamilan yg berjarak hanya enam hingga sembilan bulan antara kelahiran satu bayi bareng awal kehamilan berikutnya diketahui mempertinggi risiko kelahiran bayi prematur. Bahkan, lebih dari 1/2 dari perempuan melaporkan kehamilan sehabis 12 bulan melahirkan bayi pertama mereka, melahirkan bayi berikutnya sebelum 39 minggu, dari temuan sebuah studi kepada BJOG: An International Journal of Obstetrics and Gynaecology.

Para pakar membicarakan ketika optimal antara kehamilan artinya 18 bulan akan namun nir terang alasan kepada baliknya, & bahwa penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan.

Tapi nomor bercerita bahwa buat setiap bulan lebih mendekati 18 bulan kepada antara 2 kehamilan, terdapat kemungkinan lebih tinggi bahwa Enda akan memiliki kehamilan yg sehat, istilah Dr Scott D. Berns, presiden & CEO dari National Institute for Childrens Health Quality (NICHQ) kepada Boston, Massachusetts.

3. Riwayat kelahiran prematur

Risiko kelahiran bayi prematur semakin tinggi kepada perempuan yg memiliki riwayat melahirkan prematur sebelumnya. Bahkan, studi menampakan perempuan yg melahirkan prematur berada kepada taraf peluang 30-50 % lebih tinggi buat mengalami kelahiran bayi prematur kepada kehamilan berikutnya.

Riwayat melahirkan prematur adalah faktor risiko terkuat buat kelahiran prematur berulang & kekambuhan acapkali terjadi kepada usia yg sama, bareng sekitar 70 % persalinan dini terjadi dalam ketika 2 minggu usia kehamilan dari kelahiran prematur pertama.

Kelahiran bayi prematur iatrogenik (ditimbulkan sang perawatan dokter terhadap suatu penyakit atau suatu syarat pasien) menyumbang lebih dari 30 % dari seluruh kejadian kelahiran prematur. Tingkat kelahiran bayi prematur terus semakin tinggi kepada poly negara kepada seluruh mayapada alasannya adalah peningkatan taraf kelahiran prematur yg ditunjukkan.

4. Kehamilan kembar

Diperkirakan 50 % dari kehamilan kembar 2 berakhir dalam kelahiran prematur & hampir seluruh kejadian kembar kelipatan yg lebih tinggi (90 %) dilahirkan prematur. Sebanyak 36 % dari kembar 3 dilahirkan sebelum 32 minggu kehamilan, dari sebuah penelitian yg dilakukan sang Ifeoma Offiah & tim peneliti dari Rumah Sakit Bersalin Universitas Cork, Irlandia.

Kelahiran prematur artinya komplikasi yg paling awam buat perempuan hamil bareng kembar 2 atau kelipatan selanjutnya, yg diikuti sang berat badan lahir rendah, morbiditas neonatal & perinatal, neonatal, & kematian bayi.

Kehamilan kembar 2 & seterusnya hanya menempati 2-3 % dari seluruh kehamilan, akan namun meliputi lebih dari 17 % kelahiran prematur terlambat, & 23% kelahiran prematur ekstrem. Rata-homogen usia kelahiran dari kebanyakan kehamilan ganda terjadi kepada peridoe kelahiran prematur lambat (34-36 minggu usia kehamilan) output terjadinya awal persalinan impulsif & kelahiran prematur iatrogenik.

lima. Infeksi mak

Infeksi & peradangan terkait artinya inisiator krusial dari jalur kelahiran prematur. Infeksi yg menghipnotis vagina, ginjal, kandung kemih, & saluran kencing bisa mempertinggi risiko Enda melahirkan bayi prematur. Begitu jua bareng infeksi awam yg disertai bareng demam tinggi (lebih dari 38C) kepada mak hamil.

Infeksi mirip bacterial vaginosis atau yg ditimbulkan sang bakteri tertentu, mirip Mycoplasme & Ureaplasma bisa mempertinggi risiko Enda. Penelitian menampakan bahwa infeksi intrauterin (infeksi dalam rahim) mungkin bertanggung jawab buat lebih kurang 40 % kelahiran prematur, & jua adalah faktor risiko buat bayi lahir tewas. Hal ini ditunjukkan sang inovasi berulang kultur bakteri positif dari plasenta atau selaput dari tingginya proporsi pasien yg mengalami kelahiran prematur. Selain itu, Streptokokus grup B (strep grup B) jua adalah faktor risiko kelahiran prematur, walaupun tergolong lebih sporadis menjadi akibatnya bahkan jikalau Enda terbukti positif, nir berarti Enda niscaya akan mengalami kelahiran prematur.

25 % kasus bayi lahir prematur terjadi kepada mak yg memiliki kolonisasi bakteri rahim. Ada beberapa menunjukan bahwa hal ini lebih ditimbulkan sang jumlah nisbi bakteri, atau spesies tertentu dari bakteri, bukan semata hanya kehadirannya, yg menghipnotis kelahiran prematur.

6. Kondisi kronis yg diidap mak

Ibu hamil yg memiliki diabetes, hipertensi, kurang darah, asma, peradangan usus akbar (IBS), penyakit ginjal, lupus, gangguan tiroid, pre-eklamsia, atau sindrom antifosfolipid/APS (gangguan autoimun kepada mana antibodi tubuh justru pulangmenyerang & mengganggu jaringan atau sel tubuh sehat) contohnya, memiliki peningkatan risiko terhadap kelahiran bayi prematur.

Penyakit seks menular jua diketahui menjadi faktor yg memainkan peran akbar dalam memilih keselamatan kehamilan Enda. Ibu hamil yg mengidap klamidia thrachomatis lebih mungkin buat memiliki leher rahim pendek daripada grup kontrol (33 % berbanding 17,9 %). Infeksi C. trachomatis yg terjadi kepada minggu ke-24 kehamilan membawa peningkatan risiko kelahiran prematur cenderung 2-3 kali lipat lebih tinggi daripada mereka yg terinfeksi bareng penyakit yg sama kepada usia kehamilan kurang dari 37 minggu & kurang dari 35 minggu.

7. Abnormalitas leher rahim

Inkompentensi serviks artinya dilatasi & pengangkatan leher rahim sebelum ketika persalinan, yg berkontribusi kepada hilangnya kehamilan sehat. Hal ini termasuk sporadis, hanya meliputi 1-2 % dari total kasus kehamilan kepada AS, namun bertanggung jawab buat 25 % dari total kasus keguguran kepada pertengahan trimester ketiga. Faktor risiko inkompetensi serviks termasuk riwayat operasi leher rahim, & sejarah keguguran atau aborsi kepada trimester ke 2.

Risiko kelahiran bayi prematur semakin tinggi secara signifikan kepada perempuan yg memiliki leher rahim pendek sehabis menjalani operasi rahim, terutama biopsi kerucut atau mekanisme loop electrosurgical excision procedure (LEEP) - yg menguji sel pra-kanker atau sel abnormal.

8. Berat badan ketika hamil yg nir memenuhi standar

Meskipun hampir 1/2 dari perempuan mengalami kenaikan berat badan terlalu poly selama kehamilan, 21 % nir mendapatkan jumlah yg disarankan, dari sebuah studi dalam jurnal Obstetrics and Gynecology. Bukti menampakan bahwa berat badan pra-kehamilan yg rendah dikaitkan bareng peningkatan risiko kelahiran prematur. Temuan mereka termasuk interaksi yg signifikan antara BMI mak kurang dari 23 & adanya peningkatan risiko buat kelahiran prematur. Bukti ini kemudian didukung sang poly sekali penelitian lain, yg paling menonjol berasal dari Preterm Prediction Study, kepada mana dilaporkan bahwa BMI mak yg kurang dari 19,8 sangat terkait bareng peningkatan risiko kelahiran prematur ekstrem kepada usia kehamilan kurang dari 32 minggu, bareng risiko nisbi 2,lima %.

Ibu hamil yg obesitas jua berada kepada peningkatan risiko komplikasi tertentu selama kehamilan, masa persalinan & kelahiran bayi, & periode post-partum. Risiko termasuk peningkatan risiko malformasi bayi, termasuk stigma tabung saraf (spina bifida), distosia bahu, & stress berat lahir lainnya, termasuk endometritis & infeksi luka operasi caesar, dibandingkan bareng perempuan non-obesitas.

Obesitas pra-kehamilan memiliki peran dalam faktor risiko kelahiran prematur bareng mempertinggi risiko ketuban pecah dini (PPROM). Risiko kelahiran prematur impulsif kepada mak obesitas ketika kurang dari 37 minggu kehamilan, tanpa PPROM berkurang: 6,2% dibandingkan 11,2% kepada mak non-obesitas.

9. Stres fisik

Polusi. Enam belas ribu kelahiran prematur telah dikaitkan bareng polusi udara kepada AS, dari sebuah studi sang NYU Langone Medical Center. Daerah-daerah yg paling terpengaruh artinya kabupaten kota.

Bayi tabung. Kini lebih poly perempuan dari sebelumnya yg beralih ke acara bayi tabung (fertilisasi in-vitro) buat mencoba hamil. Pada tahun 2014, 375 klinik anggota Society for Assisted Reproductive Technology (SART) dilakukan 190.384 daur IVF & mekanisme terkait yg mengakibatkan 65.175 bayi disampaikan. Meskipun nir terang mengapa, perempuan yg hamil melalui IVF tampaknya memiliki peningkatan risiko buat kelahiran prematur.

Kelelahan fisik kepada kantor. Dengan meningkatnya jumlah mak yg terus bekerja hingga usia lanjut kehamilan mereka, stres kerja dihipotesiskan menjadi kontributor krusial buat output reproduksi yg merugikan, baik bagi mak & bayi. stres fisik mirip kerja shift, ketika berdiri usang, & mengangkat beban berat telah secara konsisten dikaitkan bareng peningkatan risiko kelahiran prematur. Teorinya, memiliki & bisa mempertahankan pekerjaan, adalah indikator sendiri dari status sosial ekonomi yg lebih tinggi, yg memiliki imbas terbalik kepada taraf kelahiran prematur. Studi mutakhir telah menemukan interaksi peningkatan taraf kelahiran prematur & pekerjaan, namun studi ini lebih poly dilakukan kepada negara maju, kepada mana kelelahan fisik & syarat kerja berbahaya bukan menjadi kebiasaan warga.

10. Gaya hayati (alkohol, rokok, & penyalahgunaan zat)

Alkohol. Alkohol bisa membahayakan perkembangan janin kepada dalam rahim. Enda dihentikan minum sama sekali kepada trimester pertama, & idealnya nir sama sekali hingga sehabis melahirkan. Aika Enda memilih buat minum, batasi diri buat satu atau 2 unit alkohol sekali atau 2 kali seminggu, maksimum.

Merokok. Merokok selama kehamilan mempertinggi risiko kelahiran prematur hingga 2 kali lipat & berafiliasi bareng ketuban pecah awal & ntrauterine Growth Restriction (IUGR) - syarat berukuran janin lebih mini dari yg diharapkan buat jumlah bulan kehamilan. Semakin poly rokok yg Enda hisap, semakin tinggi risiko Enda mencelakai janin. Yang bisa Enda lakukan buat mengurangi risiko Enda artinya buat berhenti kini jua.

Narkoba. Aika Enda memakai kokain atau heroin ketika hamil, Enda akan lebih mungkin buat memiliki bayi prematur.

Aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik atau terlibat dalam kebiasaan gaya hayati berbahaya (penggunaan alkohol, rokok, atau narkoba, atau kesemuanya, yg diikuti sang kurangnya aktivitas fisik) jua mempertinggi risiko Enda melahirkan bayi prematur.

11. Kesehatan mental mak (depresi & stress berat)

Peristiwa traumatik. Paparan insiden hayati traumatik telah dikaitkan bareng kelahiran prematur kronis & ekstrim. Eksposur didefinisikan mirip kematian atau penyakit berfokus yg dialami kerabat dekat, 6 bulan sebelum konsepsi atau kepada trimester pertama atau ke 2 kehamilan, atau mengalami KDRT atau kekerasan seksual selama Enda hamil. Kurangnya dukungan dari orang-orang sekitar & bahkan fasilitas kesehatan yg mumpuni jua bisa memicu kelahiran bayi prematur.

Depresi. Ibu hamil yg mengidap (terdiagnosis juga nir) depresi baru juga depresi kambuhan memiliki peningkatan risiko 30-40 % mengalami kelahiran prematur yg terjadi kepada periode usia kehamilan 32-36 minggi, ad interim depresi kepada ayah dikaitkan bareng peningkatan risiko hingga 38 % terhadap kelahirtan bayi prematur kepada periode 22-31 usia kehamilan, dari sebuah penelitian terbitan BJOG: An International Journal of Obstetrics and Gynaecology.

Penelitian ihwal faktor-faktor psikososial & kelahiran prematur dalam beberapa tahun terakhir telah terakumulasi bareng cepat. Namun demikian, mekanisme yg terlibat dalam asosiasi psikososial kelahiran bayi prematur nir dipahami bareng baik.

BACA JUGA:

Pentingnya Memberi ASI buat Bayi Prematur
Berbagai Penyebab Bayi Lahir Mati (Stillbirth)
Pentingnya Berat Badan Normal kepada Bayi Baru Lahir
loading...

0 komentar untuk 11 Faktor Risiko yang Memicu Anda Melahirkan Bayi Prematur