Perfeksionis dan Gila Kendali Belum Tentu OCD. Bagaimana Membedakannya

Perfeksionis dan Gila Kendali Belum Tentu OCD. Bagaimana Membedakannya
Knda mungkin pernah mendengar ungkap obsessive compulsive disorder (OCD) yg merujuk kepada suatu bentuk kelainan mental. Nah, bagaimana menggunakan gangguan kepribadian obsessive compulsive personality disorder (OCPD)? Meskipun nama OCD & OCPD sangat mirip, ke 2 syarat ini intinya tidak sinkron. Perbedaannya nisbi kentara & nir berkaitan satu sama lain. Cari memahami disparitas keduanya kepada bawah ini, yuk.

Apa itu OCD?

Obsessive compulsive disorder atau OCD bisa diartikan menjadi gangguan mental yg ditandai menggunakan keluarnya pikiran yg mengganggu secara monoton. Munculnya pikiran ini artinya wujud obsesi terhadap suatu hal yg nir atau kurang realistis.

Obsesi tadi acapkali kali menyebabkan kecemasan & memicu konduite berulang-ulang menjadi cara buat mengatasi rasa cemas implikasi obsesi yg dialaminya. Akibatnya, konduite berulang-ulang tadi justru menghambat produktivitas & aktivitas sehari-hari.

Apa itu OCPD?

Obsessive compulsive personality disorder (OCPD) artinya gangguan kepribadian yg membuahkan seseorang memiliki pola pikir perfeksionisme hiperbola & memiliki asa buat mengendalikan seluruh aspek hidupnya. Orang menggunakan OCPD sangat penekanan kepada lebih jelasnya, keteraturan, keseragaman, atau daftar tertentu menjadi akibatnya beliau kadang jadi lupa akan tujuan pokok melakukan sesuatu.

Meskipun sifat perfeksionisme akan keteraturan terkesan baik, efek samping sumber konduite tadi justru bisa menghambat produktivitas. Saking perhatiannya, ketika orang menggunakan OCPD melewatkan lebih jelasnya tertentu, beliau malah akan menghentikan kegiatannya sama sekali alasannya merasa gagal. Bisa jua orang menggunakan OCPD mengarah buat mengulang segala sesuatunya sumber awal lagi ketika terdapat hal yg keliru atau terlewatkan. Tentu hal ini akan menghabiskan poly waktu.

Apa saja penyebab OCD & OCPD?

Faktor genetik diduga berperan dalam terjadinya OCD & OCPD. OCD lebih berkaitan erat menggunakan gangguan fungsi otak yg membuahkan konduite berulang. Sedangkan dalam duduk perkara OCPD, faktor lingkungan mirip pola asuh orangtua overprotektif atau poly menuntut anak bisa menjadi pemicunya.

Baik obsesi & perfeksionisme yg ditimbulkan sang ke 2 gangguan tadi akan menyebabkan gangguan kecemasan yg berdampak kepada bagaimana mereka beraktivitas. Keduanya bisa timbul secara bersamaan kepada seseorang menjadi akibatnya identifikasi & penanganan yg dibutuhkan buat kesembuhan pengidap ke 2 gangguan tadi.

Apa bedanya OCD & OCPD?

Secara sederhana, orang menggunakan OCD bertindak secara kompulsif (berulang-ulang tidak terkendali) alasannya terdapat dorongan sumber otak. Ini tidak sinkron menggunakan OCPD kepada mana Knda mungkin nir melakukan hal yg sama berulang-ulang kali, contohnya membereskan meja kerja.

Knda nisbi sekali saja membereskan meja kerja kepada pagi hari, akan akan tetapi Knda sungguh memastikan mejanya bersih & rapi. Hal ini mungkin bisa memakan waktu usang. Akan namun, jika sudah rapi Knda akan berhenti membersihkan meja & mulai bekerja. Knda baru akan membereskan meja lagi jika sudah berantakan & penuh barang.

Sedangkan orang menggunakan OCD mungkin akan mengatur mejanya berkali-kali dalam satu jam atau satu hari. Ini bukan alasannya beliau ingin mejanya bersih & rapi mirip orang menggunakan OCPD. Melainkan alasannya otaknya nir bisa mengendalikan dorongan buat menata kertas & bolpoin (yg sebenarnya sudah tertata rapi). Kalau nir melakukan hal tadi, beliau akan merasa sangat cemas & gelisah.

Di samping disparitas gejalanya, terdapat kriteria-kriteria lain yg membedakan OCD & OCPD. Simak penjelasannya kepada bawah ini.

1. Kesadaran

Orang menggunakan OCD acapkali kali menyadari obsesi atau tindakan berulang yg dilakukan alasannya hal tadi sudah sangat mengganggu aktivitas hariannya. Sayangnya, orang menggunakan OCD cenderung memalukan buat mengakuinya, apalagi buat mencari pengobatan.

Sedangkan pengidap OCPD percaya akan perfeksionisme & menurutnya, standar yg terlalu tinggi itu lumrah saja. Akibatnya, mereka justru nir menyadari jika hal yg dilakukannya sudah hiperbola alias nir lumrah.

2. Tujuan melakukan suatu hal

Orang menggunakan OCD melakukan suatu hal berulang kali guna meringankan kecemasan & obsesi yg sedang dirasakan. Beda menggunakan orang yg punya OCPD, mereka melakukan suatu hal secara penekanan & mendetail menjadi suatu cara buat menaikkan efisiensi.

tiga. Dampak terhadap produktivitas

Gangguan OCD membuahkan implikasi negatif yg lebih berfokus alasannya obsesinya akan menghambat aktivitasnya sehari-hari. Sedangkan kepada kebanyakan duduk perkara, orang menggunakan OCPD bisa-bisa saja permanen produktif dalam bekerja.

4. Tekanan emosi

Obsesi kepada OCD bisa Knda rasakan menjadi suatu hal yg nir menyenangkan & memproduksi Knda merasa tidak berdaya atau cemas. Sebaliknya, OCPD menikmati ketika-ketika kepada mana mereka wajib mengatur, mengerjakan, & menyempurnakan segala sesuatu.

lima. Waktu keluarnya menerangkan-menerangkan

Gejala OCD timbul ketika terdapat pemicu tertentu menjadi akibatnya timbul konduite berulang buat meringankannya. Misalnya Knda punya obsesi buat mencuci tangan, padahal Knda sebenarnya bukan orang yg fobia kuman atau sangat bersih.

Sedangkan terjadinya OCPD cenderung menyatu menggunakan kepribadian seseorang & nir terikat kepada jenis konduite tertentu. Sehingga keluarnya menerangkan-menerangkan OCPD bisa terjadi kapan saja & nir memiliki pemicu yg khusus.

Akan namun, kepada akhirnya yg bisa membantu Knda mendiagnosis OCD & OCPD artinya dokter & energi pakar mirip psikolog. Jila menerangkan-menerangkan-menerangkan-menerangkan yg Knda rasakan sudah mengganggu, segera temui dokter seseorang ahli kesehatan jiwa atau psikolog.
loading...

0 komentar untuk Perfeksionis dan Gila Kendali Belum Tentu OCD. Bagaimana Membedakannya