1. Good job!
Penelitian membuktikan bahwa mengeluarkan kata-kata yang awam digunakan seperti Anak pintar! atau Bagus sekali! setiap kali anak Anda menguasai suatu kemampuan, malah akan membuatnya bergantung kepada pujian Anda daripada motivasi dirinya sendiri. Tentu saja Anda tetap perlu memuji beserta kata-kata ini, tetapi lakukanlah ketika beliau sungguh melakukan hal yang layak untuk dipuji, serta buatlah pujiannya sebagai lebih spesifik. Daripada dengan Good job! setelah beliau bermain sepakbola beserta teman-temannya, katakanlah, Tendanganmu bagus sekali. Ibu bahagia anda kompak beserta teman-teman setim.
2. Nggak apa-apa, lain kali bisa menang, kok
Memang sahih, Anda perlu menghiburnya apabila beliau mengalami kekecewaan atau kekalahan. Namun, kata-kata ini pula dapat membuatnya mencicipi tekanan untuk menang atau sebagai jago dalam hal tersebut. Ini bisa disalahartikan sang anak bahwa Anda mengharapkan beliau untuk menang atau untuk sebagai pakar dalam kemampuan tersebut. Daripada membicarakan hal tersebut, doronglah anak Anda untuk bekerja keras serta terus menaikkan kemampuannya, serta hargailah usahanya apapun hasilnya.
3. Nggak sakit, ah atau Nggak apa-apa ketika anak terluka
Saat lutut anak Anda terluka, serta beliau menangis, insting Anda mungkin ingin meyakinkannya bahwa beliau nir sakit-sakit amat. Tapi membicarakan bahwa beliau harusnya merasa baik-baik saja malah akan membuatnya merasa lebih jelek. Anak muncul menangis sebab beliau nir baik baik saja. Tugas Anda artinya membantunya mengerti serta menghadapi emosinya, bukan untuk mengabaikannya. Cobalah berikan beliau pelukan serta beri tahu bahwa Anda mengerti apa yang beliau nikmati kini beserta Aduh, kaget, ya? Lalu tanyakan apakah beliau baik-baik saja.
4. Cepat, dong!
Sudah jamnya berangkat sekolah tetapi anak Anda masih bermain-main beserta makananannya, belum pakai sepatu, serta akan terlambat lagi ke sekolah. Namun berseru cepat! malah akan membuatnya stress. Lembutkan nada suara Anda serta katakanlah, Kita siap-siap lebih cepat, yuk! yang menjelaskan bahwa Anda serta anak Anda artinya satu tim yang mempunyai tujuan yang sama. Anda pula dapat merubahnya beserta membentuk permainan Ayo balapan, siapa yang bisa pakai sepatu lebih dulu!
5. Aku sedang diet
Khawatir akan berat badan Anda yang berlebih? Jangan sampai anak Anda tahu. Aika si mini melihat Anda mengkhawatirkan berat badan setiap hari serta mendengar Anda berbicara tentang betapa gemuknya Anda, beliau mungkin dapat mempunyai citra tubuh yang nir sehat. Lebih baik apabila Anda membicarakan, Aku hanya makan kuliner sehat sebab aku ingin lebih sehat. Saat Anda mengucapkan hal-hal yang berafiliasi beserta olahraga, jangan buat itu sebagai negatif. Duh, malas nih harus ke gym terdengar terang sebagai sebuah keluhan, tapi Wah, cuaca bagus. Jogging, ah! dapat menginspirasi anak Anda untuk mengikuti Anda.
6. Kita nir punya uang untuk beli barang itu
Sangatlah mudah untuk dengan alasan ini agar anak tak lagi merengek minta mainan mutakhir. Tapi melakukan hal tersebut dapat disalahartikan bahwa Anda berada dalam kondisi keuangan yang jelek, serta anak-anak mungkin akan merasa khawatir. Anak yang lebih akbar pula dapat dengan hal ini sebagai senjata ketika Anda kemudian membeli barang untuk diri sendiri (atau untuk tempat tinggal) beserta harga yang lebih mahal. Pilihlah cara cara lain untuk membagikan hal yang sama, misalnya, Kita nir bisa membelinya sebab kita sedang menabung untuk hal yang lebih penting. Aika anak Anda tetap memaksa, Anda dapat memulai percakapan tentang cara menabung serta mengelola uang jajannya.
7. Jangan mau diajak ngobrol orang tak dikenal
Ini artinya konsep yang susah untuk dicerna anak mini. Bahkan apabila muncul orang yang nir beliau kenal, beliau nir akan berpikir bahwa orang ini artinya orang tak dikenal apabila orang tersebut bersikap sangat baik padanya. Ditambah lagi, anak-anak dapat menyalahartikan peraturan ini serta menolak kontribusi polisi atau pemadam kebakaran yang mereka nir tahu.
Daripada memperingatkannya tentang bahaya orang tak dikenal, berikan beliau beberapa skenario, misalnya, Apa yang akan beliau lakukan apabila muncul orang tak dikenal yang menawarkannya permen serta ingin mengantarnya pulang?, buatlah beliau menjelaskan apa yang akan beliau lakukan serta bimbing beliau untuk melakukan hal yang tepat.
8. Awas!
Mengatakan hal ini kepada anak Anda ketika beliau sedang melakukan hal yang berisiko malah akan mengalihkannya dari apa yang sedang beliau lakukan, sehingga beliau kehilangan fokusnya. Aika anak sedang asyik bermain panjat-panjatan serta Anda merasa khawatir, pindahlah ke sebelahnya untuk berjaga-jaga apabila nanti beliau jatuh, tetapi tetaplah diam serta hening.
9. Nggak boleh makan cokelat kecuali makan siangnya dihabiskan
Kalimat ini seakan mempertegas bahwa makan siang artinya hal yang sulit untuk dilakukan, ad interim cokelat artinya hadiah utama yang sangat bernilai. Anda nir ingin anak berpikir seperti itu, apalagi apabila imbalannya artinya kuliner yang nir sehat. Ganti kalimat Anda sebagai, Kita habiskan dulu makan siang, serta setelah itu makan cokelat. Meski kesannya sepele, perubahan kalimat ini akan memberi imbas yang lebih positif kepada anak.
10. Sini mak/ayah bantu
Oke, yang ini bukannya dilarang diucapkan kepada anak, hanya saja timing-nya harus tepat. Saat anak Anda berusaha membangun menara balok atau menyelesaikan puzzle, wajar apabila Anda ingin membantunya. Tapi jangan tawarkan kontribusi terlalu cepat, sebab ini dapat membuatnya nir berdikari sebab selalu mencari kontribusi atau jawaban dari orang lain. Sebaiknya, Anda memberi pertanyaan yang membimbingnya untuk menyelesaikan masalahnya: Kira-kira yang potongan mana yang harus disimpan di bawah? Yang akbar atau yang mini?
BACA JUGA:
Apa yang Terjadi Aika Anak Sering Makan Mie Instan
Serba-Serbi Membesarkan Anak Dengan Kepribadian Introvert
Mengapa Sosis serta Nugget Bukan Makanan Sehat untuk Anak
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk 10 Kalimat yang Sebaiknya Tidak Diucapkan Pada Anak Anda